[caption id="attachment_171217" align="aligncenter" width="640" caption="Sun rise di Gunung Pananjakan"][/caption] Siapa yang tidak kenal keindahan dan kegarangan Gunung Bromo. Kalau lagi manis eemmmm sedap dipandang mata, tapi kalau lagi erupsi atau batuk-batuk berjuta-juta ton pasir dia muntahkan ke permukaan bumi. Berita keindahan Gunung Bromo sampai ke manca negara dibuktikan dengan banyaknya wisatawan asing yang datang untuk melihat pesona Bromo - Semeru. Kebanyakan wisatawan berasal dari Eropa, Belanda, Perancis dan Jerman . Sejarah Gunung Bromo .
[caption id="attachment_171205" align="aligncenter" width="448" caption="Dingin dan Beku"] Gunung Bromo termasuk bagian salah satu gunung yang berada di Komplek Pegunungan Tenger. Dulu Gunung Bromo berasal dari ledakan Gunung Tengger yang merupakan Gunung terbesar dan tertinggi di Pulau Jawa . Kemudian terjadi letusan besar dan dahsyat sehingga membentuk lembah besar dan dalam atau kaldera dengan diameter 8 kilometer, dan membentuk gunung-gunung baru ditengah kaldera Tengger yaitu gunung Widodaren, Gunung Watangan, Gunung Kursi, Gunung Batok dan Gunung Bromo (Cerita Versi Kementerian Kehutanan).
[/caption] Sungguh pemandangan yang sangat menakjupkan, gunung Bromo merupakan gunung berapi aktif berupa gunung pasir, sedangkan disebelahnya Gunung Batok merupakan gunung mati berupa gunung yang berselimut rumput hijau. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Subhanallah kata itu yang terucap pada waktu melihat keindahan Gunung Bromo. Gunung Bromo telah dijadikan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Jalan Menuju Lokasi [caption id="attachment_171210" align="aligncenter" width="800" caption="Jalan Menurun Dari Gunung Pananjakan"]
[/caption] Untuk mencapai Gunung Bromo wisatawan bisa menempuh jalur lewat udara dari Malang atau lewat Surabaya. Kalau jarak tempuh dari malang kira-kira 2-3 jam tidak macet, begitu juga jarak tempuh dari Surabaya sekitar 2-3 jam. Perjalanan saya di mulai dari Malang menuju Bromo menggunakan bis besar, sampai di Sukapura terminal kecil, wisatawan ganti kendaraan menggunakan L 300, jalan berliku, kelok dan menanjak, persis seperti perjalanan menuju ke Dataran Tinggi Dieng. Di sekitar perjalanan kita dapat menyaksikan pemandangan alam berupa kebun-kebun penduduk yang berada di lereng-lereng gunung dan hutan alam yang masih asli. [caption id="attachment_172023" align="aligncenter" width="640" caption="Gunung Batuk Nan Hijau"]
[/caption] Kurang lebih 30 menit sampai di kawasan Tengger. Kita bisa menginap di Lava View tempat penginapan, letaknya persis tepat di depan Gunung Bromo dan Gunung Batok, jangan tanya dinginya udara di kampung Tengger, luar biasa sampai 0 derajat celcius, kasurpun serasa ubin keramik .Masyarakat tahu bahaya gunung Bromo sewaktu-waktu bisa erupsi tetapi masyarakat sudah bersahabat sejak dulu, jadi tidak ada kata takut. Malah keberadaan Gunung Bromo menjadikan berkah bagi warga sekitarnya. Penginapan di sini milik penduduk jadi hotel juga cuma sedikit, home stay banyak. Ada peraturan orang luar Tengger dilarang mendirikan hotel atau penginapan, nanti akan merusak alam dan tata kehidupan kalau investor asing masuk ke wilayah ini, kata masyarakat setempat. [caption id="attachment_172027" align="aligncenter" width="448" caption="Padang savana sehabis hujan sejuk"]
[/caption] Di kampung Tengger terpisah antara masyarakat Muslim dan Hindu, ada gapura desa kecil sebagai pembatas wilayah, Wilayah Muslim berada di bawah sedangkan wilayah Hindu berada diatas, bisa dilihat rumah orang Hindu di depan rumah ada pura kecil dari batu. Masyarakat hidup rukun dan damai, toleransi di junjung tinggi. Kita tidak akan menjumpai masjid di kawasan Tengger atas karena memang warganya hindu, kawasan bawah banyak masjid.
Melihat Sun Rise dan Gunung Bromo dari Gunung Pananjakan. Kalau kita ingin melihat sun rise harus mempersiapkan fisik yang kuat, jam 3 malam sudah bangun, gosok gigi, cuci muka, pakai baju tebal, kaos tangan, kaos kaki, dan topi untuk melindungi tubuh dari dinginnya udara Tengger. Kendaraan menuju gunung Pananjakan menggunakan Jeep Hardtop,  biayanya kira-kira per mobil antara Rp. 500 ribu sampai Rp. 750 ribu, ambil paket saja biar murah (3 paket yaitu Gunung Pananjakan, Padang Savana dan Pasir Berbisik) . [caption id="attachment_172026" align="aligncenter" width="640" caption="Dingin dan hening"]
[/caption] Perjalanan dimulai jam 3 pagi dari depan hotel, mobil Jeep sudah siap mengantar wisatawan, kurang lebih perjalanan 15 menit sampai di bawah gunung Pananjakan. Kalau tidak kuat jalan kaki ada jasa kuda antara Rp. 100 - 50 ribu, tergantung kepandaian menawarnya. Setelah berhenti di pangkalan kuda perjalanan dilanjutkan menaiki anak tangga harus ektra hati-hati  karena masih gelap, anak tangga juga agak curam dan licin. [caption id="attachment_171477" align="aligncenter" width="640" caption="Kawah Gunung Bromo "]
[/caption] Sampai di atas gunung Pananjakan udara dingin menusuk tulang. Dingin dan beku, itu yang saya rasakan bagi yang tidak tahan ingus akan mengucur deras, jangan lupa bawa tisu. Banyak wisawatan yang sudah datang dan menunggu indahnya sun rise tapi sayang sewaktu saya ke sana tiba-tiba langit mendung, ampun deh sun rise nya  ngumpet di balik kabut.
Menikmati Indahnya Padang Savana dan Bukit Teletabis [caption id="attachment_171463" align="aligncenter" width="640" caption="Bukit Teletabies yang mempesona"]
[/caption]
Padang savasa terletak di bawah gunung Bromo. Tempat ini sungguh indah dan menakjubkan dengan hamparan padang rumput yang luas dan warna kuning hijau serta berbunga unggu, dibatasi oleh bukit-bukit padang rumput yang menjulang tinggi, udara sejuk dan bersih, apalagi berselimut kabut putih, suasana terasa hening dan damai, ingin sekali berlama-lama di tempat ini.
Di padang savana terlihat Bukit Teletabis, kenapa disebut bukit teletabis karena perbukitan itu persis bukit untuk film Teletubbies, terlihat potongan rumput yang rapi laksana karpet hijau menyelimuti bukit. Terlihat rombongan Bakohums kementerian dan lembaga sedang mengunjungi padang savana.
Serunya tracker dengan Jeep Hardtop di pasir berbisik.
[caption id="attachment_171464" align="aligncenter" width="640" caption="Kabut turun menyelimuti padang savana"]
[/caption] Mengunjungi kawasan pasir berbisik diwajibkan menggunakan kendaraan double gardan (jeep) karena tanahnya berpasir akan membuat kendaraan amblas di jalan. Selama melewati lautan pasir mobil jeep harus melakukan manuver tajam karena roda ban kebelet pasir basah,  memang kalau habis hujan deras konsidi pasir campur air sehingga agak lembek.
[caption id="attachment_171467" align="aligncenter" width="640" caption="Lautan pasir"]
[/caption] Dihamparan padang pasir begitu indah dilihat, masyakat menamakan pasir berbisik karena tempat ini digunakan suting film Dian Sastro dengan judul Pasir Berbisik.
[caption id="attachment_171473" align="aligncenter" width="640" caption="Pure Poten di Kaldera Gunung Bromo"]
[/caption] Perjalanan di lanjutkan ke kawah Gunung Bromo. Untuk mencapai kawah gunung Bromo kita harus jalan dari pemberhentian jeep, bisa dicapai dengan naik kuda. Dari pemberhentian kuda kita harus menaiki tangga menuju atas gunung untuk melihat kawah gunung Bromo, ada 150 anak tangga yang harus kita lewati. Di kawasan ini dijumpai Pura Poten sebagai sarana ibadah umat Hindu Tengger. [caption id="attachment_171475" align="aligncenter" width="640" caption="Tangga Menuju Gunung Bromo"]
[/caption] [caption id="attachment_172025" align="aligncenter" width="640" caption="Kaldera dilihat dari depan Hotel Lava View"]
[/caption] [caption id="attachment_171462" align="aligncenter" width="448" caption="Jeep kendaraan di padang pasir"]
[/caption] [caption id="attachment_171479" align="aligncenter" width="640" caption="Pure Puten dilihat dari padang pasir"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya