Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang "cuek bebek" dan masa bodoh terhadap orang lain dan atau kelompok lain. Hanya mementingkan diri sendiri tanpa menghiraukan keberadaan orang lain. Jika kawan berbuat salah dibiarkan saja tanpa menghiraukan dan tanpa ada ditegur sedikitpun, padahal yang lebih salah lagi adalah kita sebagai orang yang tau tidak memberi tau orang yang belum tau dan membiarkan itu terjadi. Ketika orang lain salah, kelompok lain dan atau pemerintah, yang ada hanyalah cemoohan, ejekan, pembiaran dan bahkan makian yang mereka dapatkan. Yang ada di jiwa kita bangsa Indonesia saat ini dan lagi popular yang munculnya dari Ibu Kota Negara Republik Indonesia adalah "Lo Lo, Gue Gue". Sehingga terciptalah dan tumbuh dengan subur jiwa-jiwa individualisme, egoisme dan isme-isme lainnya.
3.) Dihilangkannya budaya Saling Memaafkan antar Sesama
Dua kesalahan besar bangsa Indonesia yang telah dihilangkan di atas bertambah parah lagi. Karena hilangnya jiwa-jiwa tersebut akan melahirkan secara otomatis akan hilangnya jiwa-jiwa saling memaafkan. Jiwa-jiwa ini pulalah yang melahirkan jiwa-jiwa pendendam yang akhirnya saling menjatuhkan yang akan menimbulkan perpecahan dan merusak keutuhan persatuan berbangsa.
4.) Dihilangkannya Budaya Persatuan dan Kesatuan antar Sesama
"Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" sudah hilang karena kita bangsa Indonesia tidak memaknai dengan baik, tidak kita pedomani dan tidak kita amalkan falsafah-falsafah bangsa yang kita miliki. Falsafah bangsa sudah tidak penting lagi bagi kita bangsa Indonesia. Persatuan dan kesatuan sudah tidak penting lagi bagi kita. Kepentingan bersama di atas segala kepentingan sudah tidak lagi sebagai landasan kita dalam berkepentingan, yang ada hanyalah kepentingan pribadi, kepentingan kelompok yang lebih abadi.
Atas dasar itu, maka kita sebagai bangsa yang besar harus mengembalikan kembali jiwa-jiwa itu, karena dengan jiwa-jiwa itulah bangsa Indonesia akan dapat meneruskan cita-cita besar proklamasi. Dengan jiwa-jiwa itu lah bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat, hebat dan bermartabat lagi terhormat di mata dunia internasional. Dengan jiwa-jiwa itu pulalah akan terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Jiwa-jiwa luhur ini harus kita kobarkan kembali, kita tanamkan di dalam jiwa seluruh rakyat Indonesia di seluruh Nusantara. Tokoh-tokoh bangsa, pemimpin-pemimpin bangsa, pemimpin-pemimpin daerah, wakil-wakil rakyat, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama, tokoh adat dan sekecil apapun itu ketokohannya harus menanamkan dan menumbuh kembangkankan jiwa-jiwa luhur ini selama hayat dikandung bandan. Penanaman jiwa-jiwa ini harus dilakukan dengan baik dan intersif sesegera mungkin, dan dapat diatur melalui lembaga-lembaga tertentu. Dengan demikian, apa yang menjadi cita-cita besar kita sebagai rakyat Indonesia akan terwujud.
Mari kita wujudkan bersama...! Niat baik dan tujuan baik kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia melalui cara-cara yang baik, insyaallah niat baik kita akan mendapatkan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa. Amiin.
Ketapang, 1 Mei 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H