Mohon tunggu...
Pikri Ramadan Alamsyah
Pikri Ramadan Alamsyah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Writer | Comparative Politics | International Relations | Political Science and Football Enthusiast |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Shani Indira: Senjakala Tahta yang Pergi Sementara

18 November 2018   11:54 Diperbarui: 19 November 2018   10:12 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu lalu (17/11), pengumuman Pemilihan Member Single ke-20 JKT48 (sousenkyo), telah menghasilkan siapa saja member yang berhasil memasuki ambang batas suara -32 Besar. Cindy Yuvia (Team J) berhasil merebut tahta Ratu Para Idola, dari mantan koleganya di Team K3, Shani Indira Natio, yang harus melepaskan singgasananya itu untuk diberikan ke Yupi --panggilan untuk Cindy Yuvia. Tahun ini, selama pemilihan berlangsung, Yupi yang memang telah memperlihatkan konsistensinya dari tahap pertama hingga akhir pengumuman mempertahankan posisi diperingkat pertama. 

Shani pun demikian, walaupun sempat tertinggal jauh pada pengumuman tahap pertama, ia bisa menyusul di tahap kedua dengan membuat selisih dengan Yupi hanya berjarak 1 suara. Namun, dewi fortuna belum berpihak kepadanya, ia harus rela memberikan singgasananya kepada Yupi setelah kalah unggul cukup jauh pada pengumuman Single ke-20 yang diselenggarakan di Sleman City Hall, Yogyakarta, pada Sabtu malam (17/11). Hasil ini membuat Shani tidak bisa mengikuti jejak Jessica Veranda yang berhasil  meraih peringkat pertama --center secara dua kali berturut-turut  dalam sousenkyo JKT48.

Shani dan Tekanan untuk Menjadi yang Terbaik

Twitter.com/N_ShaniJKT48
Twitter.com/N_ShaniJKT48

Sebagai incumbent (Petahana) tekanan tentu berada pada tonggak punggung Shani Indira beserta basis fanbase-nya. Bayang-bayang dan keharusan untuk mempertahankan kekuasaan dalam kontestasi terakbar di setiap 48group memang menjadi kebanggaan sendiri untuk member maupun fanbase masing-masing.  Menjadi center dua kali secara berturut-turut tentu adalah suatu prestasi yang prestisius bagi para member, bahkan, Melody Nurramdhani Laksani --ex member JKT48 pun, seorang member yang terkenal diseantereo jagat raya per-idolan, tidak mampu mendapatkan hasil dua kali center berturut-turut, dalam kontestasi ini. Hanya Jessica Veranda-lah yang berhasil menggapai hal itu. Ve --nama panggilan Veranda, berhasil mendapatkan gelar center2 periode itu di tahun 2016, setelah berhasil mempertahankan kekuasaan pertamanya yang diraih pada tahun 2015.

"Kalau sedih, ya sedih. Maaf ya nggak bisa mempertahankan posisi (sebagai center)." ucap Shani dengan sedikit terisak. dikutip dari live report akun twitter @edrickojn.

Pressure yang disematkan ke punggungnya, memang cukup berat. Menjadi center adalah tanggungan besar yang ia harus bawa. Bukan hanya nama dirinya sendiri yang ia harus pikul, tetapi tanggung jawab atas mandat yang diberikan fans kepadanya, supaya membuktikan dirinya adalah member  yang memang mempunyai kredibelitas untuk dipilih sebagai center di Pemilu JKT48 tahun lalu adalah sebuah kewajiban yang harus dibuktikannya. Contohnya? Seperti mempertahankan posisinya di blockingan terdepan saat tampil di teater maupun live performance, lalu konsisten masuk kedalam jajaran member senbatsu untuk mengisi suara di setiap single yang dirilis oleh JKT48. Dan yang terakhir? Tentunya menjadi center 2 periode di tahun berikutnya, supaya membuat pembuktian Shani kepada semua insan yang terlibat dalam perjuangannya menjadi lebih paripurna.

Secara garis besar, Shani memang sudah berhasil membuktikan dirinya bahwa dia memang layak dipilih sebagai center tahun lalu dan mungkin memang harkatnya cukup memadai untuk kembali terpilih menjadi pilar terdepan di Single ke-20 High Tension yang akan dirilis bulan Januari.  Tapi memang, dalam konstelasi 'politik', mempertahankan sesuatu kekuasaan itu lebih sulit daripada mendapatkannya. 

Rivalitas yang semakin meninggi dan keinginan untuk merebut yang lebih besar dari kubu pesaing, membuat kontestasi semakin kompetitif dan susah ditebak siapa pemenangannya. Member oposisi yang terlihat perkembangannya sangat dinamis, lalu basis dukungan dan Intesitas hegemoni finansial dari kubu pesaing pun juga seirama meningkatnya, sehingga memang cukup fair jika kita bilang: masuk akal bahwa Shani harus mengestafetkan tonggak mahkotanya ke member yang lain dulu.

Cindy Yuvia, Ambisi Tahun Lalu yang Terwujud Tahun ini

jawapos.com
jawapos.com
Speech Yupi yang fenomenal dan menggemparkan saat sousenkyo Single ke-17 tahun lalu, memang cukup membuat dia dipandang sebagai public enemy oleh beberapa kalangan --mungkin dari member ataupun fans sendiri.  Terlihat 'ketidakpuasaan' Yupi saat memberikan speech ketika ia meraih peringkat ke-5 saat sousenkyo Single ke-17. Tapi menurut perspektif saya sendiri, speech yang ia lontarkan tersebut bukanlah sebuah ungkapan kekecewaan terhadap hasil yang ia raih saat itu, melainkan adalah bagian dari positivisme dan optimisme dirinya untuk memberikan dorongan kepada para fans-nya untuk menunjukkan bahwa dirinya memang layak mendapatkan hierarki yang lebih tinggi dalam kontestasi Pemilu JKT48. --saya tidak menafikan bahwa itu adalah sifat ambisius dari dirinya.

"Speech tahun lalu (aku) mengatakan hal yang belum pernah dikatakan (keingingan untuk meraih peringkat yang lebih tinggi). Ada yang suka (dengan speech itu), ada (pula) yang tidak (suka). Tidak menyesal pernah berkata seperti itu," Ucap Yupi saat memberikan speech kemenangannya tadi malam. Dikutip dari live report akun twitter @edrickojn

Dampak dari speech itu pun sangat signifikan tentunya dalam pemilihan tahun ini, bukan hanya basis fanbase termotivasi, tapi Yupi pun seakan juga ikut menunjukkan bahwa optimisme yang ia lontarkan bukanlah sebuah buaian dalam retorika yang ia keluarkan dari dalam mulutnya saja. Dirinya terus meningkatkan kualitas yang dia miliki untuk bisa membuktikan: bahwa dirinya di Single ke-20 tahun ini, layak mengisi posisi center.

Secara kuantitas, Yupi memang bisa dibilang salah satu member yang cukup menonjol di JKT48. Reshuffle team yang mengharuskan dirinya berpindah dari 'rumahnya' yaitu Team K3 --team yang dari awal membesarkan namanya. Ke Team J memang sebuah tantangan yang begitu berat. Apalagi dia di plot langsung sebagai center team kala itu.

Adaptasi kepada lingkungan baru dan harus berlatih koreo lagu-lagu yang mungkin beberapa terdengar asing di telinganya. Membuat dirinya harus berusaha lebih keras lagi. Memang, beberapa show di debut-nya di Team J, masih dianggap kurang maksimal di mata beberapa fans, dan mereka mengganggap bahwa Yupi sangat kesulitan beradaptasi. Namun proses memang perlu kesabaran. Yupi pun sekarang berhasil beradaptasi dengan baik dan berhasil menjadi sosok yang perlu diperhitungkan di Team J.

Ditambah dirinya juga masih konsisten masuk kejajaran pengisi suara dalam beberapa single rilisan JKT48. Single UZA pun, yang dipilih melalui seleksi, bisa ia dapatkan, ini pun menjadikan nilai plus lagi baginya, karena beberapa member yang masuk 16 besar di sousenkyo tahun lalu,  sebagian tidak berhasil masuk ke dalam senbatsu UZA.

Pada akhirnya, ambisi yang ia harapkan terbukti tahun ini. Ia menjadi center merebut tahta dari incumbent tahun lalu. Mendapatkan suara sebesar 68.031  yang merupakan suatu hal nan sangat luar biasa. --bahkan jika kita melihat suara vote yang didapatkan Yupi itu hampir senilai dengan seluruh vote member undergirls.

Dia layak, itulah yang dapat saya simpulkan. Perjuangannya memang patut diperhitungkan dan tidak luput pula kerja keras para CindviaDealoved --sebutan untuk fanbase Yupi. Yang telah berjuang sekuat tenaga mengeluarkan semangat dan materi dari sebelum masa kampanye hingga akhir pengumuman. Dan memang, inilah saatnya Cindy Yuvia merasakan duduk di singgasana tertinggi kontestasi Pemilu JKT48 tersebut.

"Berambisi itu tidaklah salah, selama ambisi itu bukan (dijadikan) sebuah obsesi." --Cindy Yuvia.

Shani dan Tahta yang Akan Datang Kembali

Jawapos.com
Jawapos.com

"Aku bukan member Generasi 3 yang dari awal dimajukan (di promosikan). Nggak dari awal punya banyak fans. Pernah di (posisi) tengah dan dibelakang. (Aku) bukan siapa-siapa, apalagi aku bukan center team, Kapten, atau diposisi (bergengsi) lainnya." --Shani Indira Natio.

Shani mungkin benar, dulu ia bukanlah member yang diperhitungkan, persaingan member generasi tiga yang sangat sengit membuat dia tergusur di awal pertempuran. Namun, proses demi proses dihadapinya, hingga saat inilah dia berada, seorang center sousenkyo di tahun 2017, dan posisi ke-2 di tahun 2018. Tentu ini adalah prestasi yang membanggakan bagi Shani maupun InShanity (sebutan untuk fanbase Shani) sendiri. Loncatan posisi dari undergirls ke center dalam kurun waktu satu tahun, membuat dia sekarang adalah salah satu pilar dari JKT48. Walaupun dia tidak bisa mempertahankan tahta center-nya tahun ini, tapi substansi yang bisa kita ambil adalah: bahwa Shani masih berada dijajaran 3 besar. Dia masih berada di hierarki yang impresif. Ini bukanlah kegagalan untuknya, melainkan adalah keberhasilan yang berlanjut bagi dirinya dan juga para fans yang setia mendukungnya.

"Tapi posisi ke-2 juga adalah posisi yang cukup tinggi. Aku sangat berterima kasih bagi kalian yang mengorbankan segalanya buat aku. Aku gak pernah kecewa sama kalian. (Dan) gak pernah kecewa atas apa yang aku dapat di JKT48. Tahun depan (berjuang) lagi ya?" --Shani Indira Natio.

Kesedihan dan rasa ingin menjadi nomor satu sangatlah terlihat diwajah Shani yang teraliri air mata itu. Tapi, yang pastinya, Shani tidaklah mengecewakan fans-nya, begitupula sebaliknya, Shani tidak kecewa terhadap fans-nya. Ini adalah sebuah bagian dari proses menuju keberhasilan yang lebih baik lagi. Lagipula, para member tidaklah perlu terlalu memikirkan hasil sousenkyo ini --karena itu adalah tugas fans, berapapun hasil yang mereka dapati atau tidak sama sekali. Yang terpenting mereka mau terus berjuang dan berusaha, bukan untuk nama dirinya sendiri saja, tapi juga untuk nama besar JKT48 dan para fans secara bersama-sama.

"Berapapun posisinya, aku akan berusaha memajukan JKT48. Membawa nama dan menjaga nama baik JKT48." Shani Indira Natio.

Jika para member ingin kembali ke track yang progresif, haruslah mau mawas diri dan belajar dari kesalahan yang telah terjadi. Perbaiki yang salah, dan jadikan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. jika hal itu sudah dilakukan, maka yakinilah masing-masing fans kalian, bahwa kalian memanglah layak untuk dipilih sousenkyo edisi berikutnya. 

Dalam sousenkyo, tidaklah ada yang kalah dalam tatanan kompetisi tersebut, semua menang. Hanya saja setiap kompetisi pasti selalu ada pelajaran yang dapat diambil. Jika kita bisa mengambil suatu pelajaran disetiap kompetisi itu dan berhasil belajar dari kesalahan yang telah kita perbuat, maka kemenangan sejati akan menghampiri dengan sendirinya. Ini bukanlah untuk Shani seorang, tapi juga untuk seluruh member yang berjuang dan bekerja keras untuk meraih mimpi mereka!

Selamat untuk seluruh member dan fans yang telah berjuang secara kolektif dalam kontestasi edisi kali ini. Sampai Jumpa di sousenkyo edisi berikutnya! Marilah berproses!

Salam Hangat dari Penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun