Akhirnya, setelah sempat pesimis bahwa Timnas U-23 tidak akan bisa melaju ke partai semifinal SeaGames 2013 Myanmar, namun karena sistem pertandingan yang mengacu kepada regulasi AFC head to head, maka Timnas Indonesia yang selama babak penyisihan tidak menunjukkan permainan yang cemerlang, bisa melaju ke babak semifinal setelah mengalahkan Myanmar cukup 1-0, dan menemani Thailand yang menjadi juara Grup B.
Dan siapa selanjutnya tim yang akan dilawan di partai semifinal nanti? ternyata Timnas Malaysia! Tim Harimau malaya ini sukses menjadi juara Grup A setelah partai hidup mati melawan Vietnam yang dikandaskan dengan skor 2-1. Sungguh partai yang sangat menarik karena sarat dengan isu-isu yang berbau nonteknis.
Sejak dulu, Indonesia dan Malaysia memiliki hubungan yang turun naik. Selayaknya bertetangga, hubungan keduanya bisa berjalan sangat harmonis namun seketika bisa membara karena pengaruh kepentingan masing-masing pihak. Hubungan Indonesia dengan Malaysia bukan sekedar hubungan bilateral semata, namun sudah membingkai dalam tautan emosi antar keduanya, hingga ke dunia olahraga pun, khususnya sepak bola, emosi itu begitu mengakar kuat. Bak pecinta yang merindu, perjumpaan timnas Indonesia dengan malaysia merupakan peristiwa penting yang sangat ditunggu. *lebay
Dan hari ini, peristiwa yang dirindu akan segera tergelar, di partai semifinal, Indonesia akan bertemu malaysia. Suatu duel pertaruhan harga diri, dimana kedua tim, merupakan bangsa serumpun dengan kultur yang mirip namun berbeda di pertumbuhan ekonomi. Indonesia, atau lebih simpel dipanggil Indon oleh orang malaysia, memiliki keterikatan ekonomi dengan Malaysia, khususnya disektor buruh migran.Begitu pula dengan Malaysia, berkepentingan dengan Indonesia dalam mencari devisa negaranya dari jasa pelayanan wisata dan healthy yang sedang digencarkan.
Pandangan umum yang menempatkan buruh migran dibawah strata majikan, membuat bangsa inferior merasa lebih sentimentil. Indonesia ingin menunjukkan, bahwa meskipun disisi ekonomi menghamba pada majikan Malaysia, namun di sektor lain, di sebuah olahraga yang melambangkan harga diri yang bernama sepakbola, Indonesia juga bisa mampu berbicara. Indonesia masih memiliki harga diri, meskipun setidaknya....di olahraga.
Akankah duel pertaruhan harga diri yang sarat emosi nanti dimenangkan Indonesia? Jika melihat hasil sebelumnya, Timnas Indonesia tidak atau belum menunjukkan permainan yang baik. Menang tipis dengan Kamboja 1-0, dipecundangi Thailand 1-4, dan diledek negara bekas bagian Indonesia, Timor Leste dengan 0-0.
Dari keempat finalis, track record Indonesialah yang paling buruk. Indonesia hanya mampu membuat 3 gol sepanjang penyisihan. Ruh permainanpun tidak ada. Skema dan soliditas antar pemain masih tidak terbentuk. Permainan masih belum menemukan pola yang pas. Masih ngambang. Namun secara progress, Timnas Indonesia mengalami peningkatan.
Di partai terakhir, mengalahkan Myanmar meskipun hanya 1-0 melalui titik pinalti, merupakan progress yang baik. Karena sebelumnya Myanmar bermain bagus dengan mengalahkan Kamboja dan Timor Leste dengan skor telak, dan berhasil mengimbangi Thailand.
Tapi memang benar apa yang dibilang orang, bahwa sepakbola adalah sepakbola. Sepakbola itu bundar, kita tidak bisa memprediksi bahwa tim yang kemarin bermain jelek akan kalah dipertandingan selanjutnya. Dan semoga saja apa yang dikatakan orang itu berlaku untuk timnas Indonesia, meskipun banyak prediksi yang menyatakan bahwa Indonesia sulit menang melawan Malaysia, namun karena bola itu bundar maka prediksi bisa dijungkirbalikkan.
Bravo timnas Indonesia, bermainlah untuk harga diri bangsa. Karena sepakbola bukan hanya milik pemainnya tapi milik bangsa yang diwakilinya. Lewat sepakbola, pahlawan-pahlawan bangsa akan menaikkan harga dirinya dimata dunia.
Semangat, Indonesia bisa!