Mohon tunggu...
Nurul Arifiani
Nurul Arifiani Mohon Tunggu... -

~jalani, nikmati, syukuri~

Selanjutnya

Tutup

Catatan

China Berani Tembak Mati Koruptor, Indonesia?

10 Desember 2013   16:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:05 3214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_283060" align="alignnone" width="400" caption="Eksekusi koruptor di china, Sumber : Fanpage Strawberi, www.Facebook.com"][/caption] China, negara berasas komunis, berhasil menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia. Pada tahun 2013 ini,  pertumbuhan ekonomi China paling tinggi sedunia. Hebat sekali!. Apa resep China hingga mampu menjadi negara digdaya membangun perekonomiannya? Dengan melihat gambar diatas, kita sudah mampu meraba apa yang dilakukan China untuk memulihkan ekonominya. Ya, dengan memberlakukan hukum yang tegas dan memberantas koruptor. Koruptor, penggarong uang rakyat, memang pantas dihukum mati. Lihatlah, wajah-wajah mereka, para koruptor di China yang sedang mejalani proses eksekusi, sebenarnya hati saya sangat bergidik mendapati pemandangan seperti ini, tapi hukum tetaplah hukum, dia mengikat dan memaksa, hukum harus dijalankan secara tegas jika ingin hukum tetap tegak berdiri. Lalu, bagaimanakah dengan Indonesia? Banyak suara sumbang dan pesimis terhadap aksi pemberantasan korupsi di indonesia. Korupsi di Indonesia kadung mengakar begitu kuat, disetiap sendi birokrasi telah teracuni oleh korupsi. Legislatif, eksekutif, yudikatif, semua disusupi korupsi. Sebut saja yang lagi hangat, di lini eksekutif : Indikasi keterlibatan wakil presiden Boediono di kasus Century, di lini legislatif : DPR menodong uang THR seperti preman, Angelina Sondakh, dan Lutfi hasan Ishaq yang terlibat skandal korupsi dan sudah dijatuhi vonis, di lini yudikatif : tertangkap tangannya ketua MK Akil Mochtar menerima uang suap sengketa Pilkada. Itu kasus di pusat, kalau didaerah? mungkin banyak sekali yang tidak terendus. Apa sebab korupsi di Indonesia meraja lela? Karena hukum diinjak-injak. Hukum dijadikan sarana jual beli vonis, hukum Indonesia tajam ke bawah tumpul ke atas. Hukum Indonesia sangat permisif terhadap koruptor. Bagaimana kita lihat, koruptor masih bisa enjoy leha-leha di sel yang sudah disulap jadi ruang pribadi, koruptor bisa keluar masuk sel dengan mudah, dapat hukuman ringan, dan setelah keluar penjara, koruptor bisa kembali menjadi pejabat. Walah... Tidak bisakah kita mencontoh China dalam memberantas korupsi? Para koruptor di China, dieksekusi tembak mati maupun hukuman gantung, disiarkan di media massa baik televisi maupun cetak/online, dan disiarkan secara berkala. Dan itu telah berhasil menjadikan China sebagai negara kuat di dunia. Karena efek shock terapynya sangat luar. Dan Indonesia, negara muslim terbesar di dunia, seharusnya bisa lebih dari China dalam memberantas rampok negara. Kita lebih punya visi dalam menegakkan moral lewat sendi agama, harusnya. Namun nyatanya, mengapa korupsi di Indonesia terus menggila? salah satu alasannya, karena korupsi sudah menjadi budaya bangsa. Contohnya saja, pada tes CPNS yang katanya jauh dari KKN, banyak orang yang berlomba-lomba masuk lewat jalur mana saja. mereka rela menjual sawah, sapi, pinjam uang di Bank, agar bisa masuk menjadi PNS. Mental seperti ini kan secara langsung mendukung berkembangnya korupsi di Indonesia. Andai saja, masyarakat kukuh menentang korupsi dengan tidak mau bayar sogokan pada tes-tes masuk PNS/Polri, atau tidak mau menerima pemberian uang dari calon konstituen pilkada, tidak mau menyuap di sendi-sendi manapun, artinya turut andil secara nyata memberantas korupsi, mungkin korupsi tidak berkembang pesat seperti sekarang. Kembali ke permasalahan pemberantasan korupsi di Indonesia, tanpa mengurangi rasa hormat kepada kinerja KPK yang terus gigih membongkar kasus-kasus korupsi besar di Indonesia, ada baiknyalah kita cepat mengikuti langkah China dalam memberantas korupsi. Masyarakat sudah begitu panjang menanti perubahan besar terhadap nasib Indonesia saat ini. Banyak sudah wacana untuk menghukum mati koruptor, rakyat pun banyak yang mendukung penuh (kecuali Komnas HAM may be), kini saatnyalah bergerak kita wujudkan wacana itu, di hari anti koruptor sedunia ini, kita pancangkan hukum : Hukum mati koruptor! Beranikah Indonesia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun