Keberadaan anak berkebutuhan khusus dalam kehidupan memang tidak dapat dipungkiri. anak-anak dengan kebutuhan khusus (special needs) tidak boleh semata - mata kita biarkan saja sebagai anak yang tidak berguna. perlu langkah dan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan penerimaan dan kesuksesan anak untuk mencapai kemandirian.
di Indonesia keberadaan anak kebutuhan khusus memang belum dimaksimalkan potensinya. terutama yang mengarah pada pendidikan anak tersebut. pelayanan terhadap anak tidak terlepas dari pendidikan itu sendiri dilaksanakan secara spesifik dan individual. hal ini karena setiap anak memiliki kekhasan yang berbeda.
lalu langkah apa saja yang harus dilakukan ? untuk menangani anak langkah yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi dan asessmen. langkah ini membutuhkan integrasi antara guru, orangtua, medis, psikolog, atau konselor. aspek yang diasessmen meliputi seluruh hal yang mencakup kebutuhannya yaitu kebutuhan fisik dan non fisik. asessmen berfungsi untuk menentukan program yang relevan dengan kebutuhan anak terutama program pendidikan.
siapa saja yang bertanggung jawab ? keberhasilan anak untuk mencapai kesuksesan atau kemandirian tidak dapat lepas dari tanggung jawab semua pihak yaitu orangtua, guru, lingkungan sekitar, masyarakat. anak berkebutuhan khusus membutuhkan fasilitas dan penerimaan terhadap dirinya dari lingkungan mainstreamnya adalah bahwa anak berkebutuhan khusus harus berintegrasi dengan lingkungan. integrasi yang baik akan menambah kualitas dan kemudahan untuk mencapai kesuksesan bagi anak berkebutuhan khusus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H