Mohon tunggu...
Fia Aulia
Fia Aulia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kontroversi Starbucks

11 Juli 2017   13:55 Diperbarui: 11 Juli 2017   14:15 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari lalu netizen dihebohkan dengan isu pemboikotan starbucks di Indonesia. Opini boikot starbucks ini muncul dikarenakan ideologi bisnis dan pandangan hidup dari pemiliknya, Howard Schultz tidak sesuai dan sejalan dengan ideologi kita.

CEO Starbucks, Howard Mark Schultz diketahui sangat mendukung kesetaraan kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT), bahkan dalam rapat pemegang saham dari perusahaan tersebut, Howard Mark Schultz mengatakan jika ada diantara pemegang saham saat ini tidak mendukung perkawinan sejenis yang diperjuangkannya, maka dipersilahkan menjual sahamnya dan melakukan investasi di tempat lain. Oleh karena itu pemerintah Indonesia pun diminta untuk mencabut izin operasional gerai kedai kopi asal Amerika Serikat tersebut Indonesia.

Diketahui, Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta pemerintah mencabut izin operasional Starbucks di Indonesia. Anwar Abbas menegaskan sudah saatnya pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk mencabut ijin Starbucks di Indonesia. Karena Ideologi bisnis dan pandangan hidup yang Schultz kampanyekan jelas-jelas tidak sesuai dan sejalan dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila.  Muhammadiyah Khawatir, keuntungan yang didapat Starbucks di Indonesia uangnya sebagian dipergunakan untuk melegalisasikan LGBT dan perkawinan sejenis, baik langsung atau tidak langsung.

Akan tetapi para netizen banyak sekali yang membela starbucks dan menganggap pp muhammadiyah tidak bijak. Padahal sudah sangat jelas, bahwa pernikahan sejenis ditolak oleh pemerintah dan di Starbucks sendiri tidak ada seruan atau ajakan untuk membela pernikahan sejenis. Tidak ada terdengar kalau hal itu berlaku untuk para karyawan dan juga untuk mereka yang makan atau minum di starbucks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun