Fokus pada kekuatan dan aset: Biarkan anak tahu apa kelebihan mereka sehingga mereka tahu apa yang mereka kuasai.
Terima kesalahan sebagai bagian dari pembelajaran: Jangan bereaksi berlebihan saat anak membuat kesalahan. Anggap kesalahan sebagai bagian dari proses belajar.
Beri mereka tanggung jawab di rumah: Memberikan tanggung jawab dapat meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan peluang untuk pertumbuhan. Kepercayaan dan tanggung jawab berjalan beriringan.
Membangun kepercayaan diri adalah salah satu area yang dapat memiliki dampak besar pada anak-anak, dan kita semua bisa belajar lebih banyak tentang hal ini (Michael Grose, 2010). Orang tua memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk kepercayaan diri anak, terutama bagi anak-anak usia sekolah dasar. Pada usia ini, anak-anak sedang dalam proses mencari tahu apa yang mereka bisa lakukan dan bagaimana mereka dapat masuk ke dalam berbagai kelompok. Orang tua berada dalam posisi utama untuk mencerminkan kepada anak-anak bagaimana mereka harus melihat diri mereka sendiri.
Banyak orang tua menganggap bahwa kegiatan di luar rumah selain sekolah akan membuat anak kelelahan dan malas. Padahal, bermain di luar rumah juga merupakan proses belajar bagi anak. Anak-anak adalah pembelajar aktif, mereka membutuhkan eksplorasi untuk menambah pengalaman hidup mereka. Tugas orang tua adalah mendukung dan membimbing anak dalam hal ini (Lin & Li, 2018). Bermain sangat penting untuk perkembangan anak usia dini, dan telah dinyatakan sebagai hak setiap anak oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia. Namun, banyak orang tua masih menganggap bermain sebagai hal yang tidak serius atau bahkan berbahaya karena mengalihkan anak dari pembelajaran. Padahal, melalui bermain, anak-anak belajar tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar mereka. Melalui bermain, anak-anak juga belajar memecahkan masalah dan mengembangkan kepercayaan diri.
KESIMPULAN
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, ibu, dan anak. Dalam sebuah keluarga, ayah dan ibu memegang peranan penting dalam merawat dan mendidik anak. Sebagai sekolah pertama bagi anak, orang tua menjadi panutan yang diikuti oleh anak-anak. Anak cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang tua mereka. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua berpengaruh besar pada perkembangan perilaku dan sikap anak, yang akan menjadi dasar bagi masa depannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua di desa Harusan, peran orang tua dalam membentuk kepercayaan diri anak usia dini adalah memberikan dukungan yang konsisten. Meski begitu, beberapa orang tua masih enggan mengizinkan anak bermain di luar rumah, yang sebenarnya bisa menjadi sarana eksplorasi penting selain di sekolah. Kontrol emosi orang tua juga berperan krusial; ketika orang tua membentak anak, hal ini dapat menurunkan rasa percaya diri anak.
Beberapa orang tua mendaftarkan anak mereka ke les menggambar atau menari agar anak menjadi lebih optimis dan percaya diri. Latar belakang pendidikan dan pekerjaan orang tua yang beragam menyebabkan pola asuh yang diterapkan juga berbeda-beda. Pola asuh yang baik adalah yang sesuai dengan karakteristik anak. Untuk meningkatkan kepercayaan diri anak, orang tua perlu memberikan stimulasi yang tepat dan membiarkan anak bereksplorasi, baik di dalam maupun di luar ruangan