Mohon tunggu...
Fia AnaqotulChilmi
Fia AnaqotulChilmi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Fia Anaqotul Chilmi UIN sunan Kalijaga 22107030089

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isi dan Pesan Bedah Buku Religiusitas dari Layar Kaca Potret Program Siaran di Televisi Indonesia

13 Juni 2023   12:21 Diperbarui: 13 Juni 2023   12:33 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bedah buku adalah suatu kegiatan yang mengungkapkan isi suatu buku yang ditulis oleh penulis secara ringkas, dan adanya penyampaian saran yang terkait dengan kekurangan dan kelebihan buku tersebut. Peristiwa tersebut juga dapat diartikan sebagai ajang untuk mengenalkan isi buku kepada calon pembaca.

Nah, pada tanggal 12 Juni 2023 saya mengikuti acara bedah buku yang diadakan di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Acara tersebut membedah buku yang ditulis oleh beberapa Dosen Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, yaitu Religiusitas Dari Layar Kaca (Potret Program Siaran Di Televisi Indonesi). Buku ini diterbitkan karena adanya permintaan dari KPI. Penulis buku tersebut adalah Alip Yog Kunandar, M.Si, Harmonis, Ph.D, dan Dr. Bono Setyo.

Dalam buku tersebut membahas mengenai potret, yang mana hal tersebut hanyalah sebuah gambar yang menyimpan sesuatu. Hal tersebut berkaitan dengan adanya program religi yang disiarkan di media televisi. Menurut KPI, program tersebut merupakan program dengan nilai yang sangat tinggi. Religiusitas dari layar kaca apakah termasuk hal baru untuk menjadi sholeh? ternyata dalam program tersebut menjadikan masyarakat untuk lebih religius dibandingkan dengan orang lain.

Pada saat itu program religi pertama disiarkan melalui radio. Akan tetapi, setelah itu disorot dari televisi di stasiun TVRI pada akhir tahun 60-an atau awal tahun 70-an. Setelah itu, program tersebut banyak muncul di stasiun televisi swasta yang mengalami perubahan secara signifikan. Pada stasiun televisi swasta program ini menghadirkan hal baru yang mengubah format. Program religi yang hanya dipandang tuntutan moral, yang ada tuntutan pasar untuk menarik penonton. Kini hampir semua stasiun televisi mempunyai program religi.

Hasil riset yang didapat program religi selalu mendapatkan nilai tertinggi dan indeksnya selalu meningkat. Dibandingkan dengan senetron, entertainment, dan lain sebagainya. Namun, ada sisi yang mengkhawatirkan di belakang layar, yaitu terdapat 3 permasalahan besar antara lain;

  • Komodifikasi agama, acara agama yang dijadikan sebagai konten. Ketika menjadi konten maka yang dipilih hanyalah siaran yang disukai oleh khlayak. Jika,khalayak tidak menyukai program tersebut akan ditinggalkan karena tidak menarik.
  • Komodifikasi tokoh agama, dalam program religi tokoh agama berubah menjadi bintang. Beberapa diantaranya sudah diatu dengan sebuah citra yang di rangkai. Sehingga kebanyakan bukan tokok yang sesungguhnya memahami agama tersebut. Dengan labeling yang populer seperti Ustadz atau Ustadzah yang disama-sama dengan selebriti. Hal tersebut terlihat ketika tokoh melakukan suatu yang kontras yang disampaikan di layar kaca dalam kehidupan sehhari-hari.
  • Komodifikasi khlayak, hal tersebut menjadi pasar. Khalayak dijadikan sebagai sasaran pasar.

Dalam acara tersebut juga disampaikan mengenai isu-isu keberimbangan program antar agaman, minyoritas- minoritas, isu-isu kesetaraan gender, dan sertifikasi pengisi acara.

Juga disampaikan kritik dan saran mengenai buku ini yang disampaikan oleh Rendra Widyatama S.I.P, M.Si, Ph.D beliau merupakan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan. Menuru beliau, pesan terhadap buku ini kalau dari fisik bagus. Akan tetapi, buku ini biasa saja tidak terlalu menarik. Kemudian mengenai desain sampul pada buku ini hanya terdapat bukan tentang filosofis desain. Kalau dalam segi membaca kesalah menulis itu banyak, banyak layout yang salah, dan juga kurang efisien jika lebih efisien buku ini akan lebih tipis. Secara tipografi, buku tersebut nyaman untuk dibaca. kata tulis seperti religiusitas dan religi dan lain sebagainya itu masih banyak yang dicampur. Isi dalam buku ini akademis tidak populer juga tidak akan tetapi lebih ke semi akademis. Terkait dengan buku ini dibuat lebih spesifik akan dijadikan sebagai referensi dan memiliki potensi yang besar dan akan lebih luar biasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun