Mohon tunggu...
Fia AnaqotulChilmi
Fia AnaqotulChilmi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Fia Anaqotul Chilmi UIN sunan Kalijaga 22107030089

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Museum Keris Nusantara: Guna Belajar Pengetahuan Keris

26 Mei 2023   21:00 Diperbarui: 26 Mei 2023   21:03 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dijelaskan sedikit dalam museum tersebut mengenai pelopor ilmu atau studi keris modern yaitu Panembahan Hadiwidjojo. Beliau menjadi ketua ke empat pada Museum Radya Pustaka. Memangku jabatan selama 49 Thun (1926-1975). 

Ada organisasi yang berkecimpungan dibidang kerajinan keris, yang beranggotakan terditi dari pecinta keris keraton, para saudagar, dan masyarakat. 

Materi yang dibicarakan mengenai komsep estetika keris Jawa, yang didasari dengan kajian karya seni tempa pamor. Tokoh besar jasanya membuat literasi keris, ditulis langsung oleh empi, ahli warangka, dan ahli jejeran.

Eksistensi mengenai keris di masyarakat masih digunakan sampai sekarang dipakai oleh kaum pria dengan norma dan sebagai nilai budaya. Keris sudah beralih fungsi yang mana dulunya sebagai senjata. Akan tetapi, sekarang berfungsi sebagai pelengkap busana tradisional.

Dokpri
Dokpri

Museum keris nusantara tersebut memiliki sekitar 409 koleksi keris yang berbagai macam bentuk dan ukuran. Selain itu, juga terdapat tombak sekitar 38 koleksi. 

Akan tetapi, para pengunjung hanya bisa melihat 233 macam keris yang di pajang.  Ada juga berbagai macam koleksi seperti gamelan dan patung-patung yang menggunakan busana tradisional. 

Salah satu keris yang saya dapat keris merupakan hibah dari Alm. Ir Soetrisno Semarang. Keris yang berjenis keris luk 7 ini berhapur singa sineba memiliki amor perdaringan kebak, keris tersebut diperkirakan datang dari zaman Mataram Sultan Agung. Keris tersebut menggunakan warangka Branggah Yogyakarta berbahan gading dengan pendok blewah.

Museum tersebut selain sebagai wisata juga sebagai tempat belajar mengenai sejarah. Saya mewawancarai salah satu petugas "apakah setiap harinya banyak yang berkunjung? Mayoritas kalangan apa? Lumayan, ya kebanyakan pada pelajar dan rombongan dari sekolah dasar". 

Dan sebelum pulang pada saat itu petugasnya juga meminta para pengunjung untuk mengisi survei kepuasaan masyarakat dinas kebudayaan dan pariwisata. Tempat tersebut sangat bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun