Allah by Muhammad Fadhlun Al Mahera"
Sebuah tulisan random disubuh hari setelah menyelesaikan membaca buku "Aku rinduBagaimana cara mencintai Allah? dalam buku ini dijelaskan beberapa poin:
1. Cinta kepada Allah melalui pintu taubat
Taubat bermakna kembali bersih/ kembali kepada fitrahnya, menyesali perbuatan yang telah dilakukan dan tidak mengulanginya kembali.
"Sesungghnya Allah SWT membentangkan tanganNya pada waktu malam untuk menerima tobat orang yang berbuat dosa pada siang hari, dan Allah membentangkan tanganNya pada waktu siang hari untuk menerima tobat orang yang berbuat dosa di malam hari hingga matahari terbit dari barat." (HR Muslim)
2. Meneguhkan iman dengan dzikir
Zikir merupakan bentuk mengingat Allah, yang berarti rindu kepada-Nya. Jika sudah rindu maka ia akan menjalankan amal ibadah secara ikhlas dan berjuang untuk menghindarkan diri dari dosa.
3. Ridho dalam kehidupan
Ridholah terhadap qada Allah, karena rela terhadap qada Allah merupakan buah cinta dari makrifat, dan salah satu sifat orang yang makrifat adalah rela terhadap ketentuan Allah, baik manis maupun pahit sekalipun.
"Siapa yang tidak ridha dengan ketentuan-Ku dan tidak sabar terhadap ujian-Ku (bala'), maka carilah Tuhan selain Aku. (HR. Thabraani dari Abu Hanad Ad Dari, dikutip dari Kitab Tanqihul qaul, hal. 257
4. Tawaduk
Tawaduk orang yang tunduk dan taat melaksanakan yang hak serta mau menerima kebenaran dari siapa saja.
Tawaduk kepada yang hak yang datang dari Allah SWT, tawaduk kepada agama, dan tawaduk kepada sesama muslim.
5. Cinta kepada Allah dengan zuhud
Maksud zuhud tidak berhasrat terhadap sesuatu, walaupun kesempatan untuk memperoleh atau mengerjakannya ada. Fungsi zuhud untuk mengendalikan diri dari sikap rakus, tamak, dan konsumtif yang berlebihan.
"Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?" (QS al-An'am ayat 32).
6. Berzikir pada malam hari
Fungsi zikir sebagai alat pembersih hati. Jika hati seorang itu baik, maka baiklah pribadinya, dan jika hati seorang itu buruk maka buruklah pribadinya.
"Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) atas apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam. Bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari agar engkau merasa tenang" ( QS. Taahaa (20):130)
Sahabat bertanya, bagaimana caranya kami memperbarui iman kami?
Nabi menjawab, "Perbanyaklah mengucapkan (zikir) lafaz 'Laa ilaaha illallah"
7. Kanaah
Kanaah adalah rela menerima atau merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang.
" Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah hati" (HR. Muttafaq' Alaih)
8. Al-wara' sebagai sarana menuju cinta Allah SWT
Al-wara lahiriyah yaitu tidak mempergunakan anggota tubuhnya untuk hal-hal yang tidak diridhoi Allah, dan al-wara' batin, yaitu tidak menempatkan atau mengisi hatinya dengan apapun kecuali Allah.
9. Sabar sebagai wujud kecintaan kepada Allah SWT
Menurut Imam Ghazali, kesabaran itu ada empat tingkat:
-sabar dalam menahan diri dari perbuatan buruk
-sabar dalam menjalankan kewajiban
-sabar dalam membela kebenaran, melindungi kemaslahatan, serta menjaga nama baiknya sendiri, keluarga, dan bangsanya.
-sabar terhadap bentuk kehidupan duniawi
10. Istikamah
Istikamah dapa diartikan teguh pendirian atau keteguhan berpegang kepada sesuatu yang diyakini kebenarannya dan ia tidak mau mengubah keyakinannya itu dalam keadaan bagaimanapun, baik dalam keadaan susah maupun senang, sendiri maupun ramai. Istikamah terbagai menjadi istikamah lisan, hati, dan tubuh.
"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan "(QS.Huud (11): 112)
11. Tawakal kepada Allah SWT
Tawakal berarti menyerahkan, menggantungkan, dan mengharapkan segala sesuatu kepada Allah, setelah melakukan daya upaya baik untuk menghindarkan sesuatu maupun untuk mendapatkan sesuatu.
"Katakanlah (Nabi Muhammad), "Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal" (QS At-Taubah (9):51)
Nabi Daud memberi nasihat kepada putranya, Sulaiman, "Wahai anakku, bukti seorang bertakwa kepada Allah ada tiga, yaitu:
-Bertawakal dengan baik dalam menempuh sesuatu yang belum tercapai
-Ikhlas dan lega hati terhadap sesuatu yang telah terlaksana
-Sabar dengan lepasnya sesuatu yang telah diraih ditangan
Semoga bermanfaat
Fastabiqul khairat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H