Mohon tunggu...
Fauziah Chairunnisa
Fauziah Chairunnisa Mohon Tunggu... -

May 20th 1994.\r\nDalam hidup terkadang kita tidak perlu terpaku pada satu tujuan. karena intuisi warna menceritakan hidup ini punya aneka warna yang tidak perlu kamu pilih tapi kamu harus coba. Karena dengan itu kamu dapat menemukan apa itu 'kenyamanan'

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Terkadang Melukai Itu Diharuskan

7 Juli 2011   02:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:52 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pagi itu seperti biasa aku duduk diteras rumah. entah mengapa aku teringat akan sahabatku yang meninggal beberapa tahun silam karena terserang penyakit. ingatanku tiba - tiba saja hinggap diwaktu ketika aku dan dia masih bersama di masa silam. betapa bahagianya dulu. ah andai dia masih disini, aku tak akan sesepi ini, fikirku.

bulir air mata pun meluncur menuruni pipiku..

kakak ku menghampiriku, buru - buru kuhapus air mata ini. tapi terlambat, dia lebih dulu melihat air mataku. dia pun bertanya, 'apa yang membuat kau menangis dipagi hari yang cerah ini?'

'kak, ingatakah kamu pada sahabatku yang pergi beberapa tahun lalu?' tanyaku kembali padanya.

kakak ku menganggukkan kepalanya. 'lalu mengapa kamu menangis?'

'tidakkah kakak berfikir begitu jahatnya tuhan padaku?' tanyaku lagi. 'tuhan memberiku sahabat yang begitu baik, dan membuatku nyaman dengan kehadirannya. tapi lantas, tuhan mengambil dia kembali, membiarkan dia pergi tinggalkan aku. begitu teganya tuhan padaku, lihatlah aku diangkatnya tinggi - tinggi, lalu akupun dihempaskannya begitu saja....'

kakak ku berkata dengan bijak, 'kepergian seseorang bukan untuk disesali dan ditangisi, dan tidak ada yang bisa disalahkan disini, semua telah ada dijalan takdir, melintas sesuai lintasannya. dan yang harus kamu ingat, tuhan selalu tau mana yang terbaik untuk umatnya. coba dengarkan ceritaku ini...'

lalu kakak ku pun bercerita tentang seorang pelukis.....

suatu hari seorang pelukis sedang asik melukis sebuah pemandangan. untuk lebih mengkhayati lukisannya, diapun memutuskan untuk melukis di lantai paling atas sebuah gedung. berjam jam waktunya dihabiskan untuk hobinya itu.  tak peduli perutnya yang harus diisi, atau setetes air yang seharusnya mengaliri kerongkongannya itu. dia terlihat sangat asik sekali saat itu. ya melukis memang telah menjadi kehidupannya. tidak ada yang bisa mengusik dunianya itu.

setelah memakan waktu yang lama, setelah puas menyapukan kuasnya menari dan bermain dengan warna diatas kanvas, lukisannya pun selesai. indah. kanvas yang awalnya hanya berwarna putih, berubah seketika menjadi berwarna seakan dihujani warna pelangi.

tak puas si pelukis melihat lukisannya itu dari jarak dekat. dia mencoba melihat keindahan lukisannya itu dari jauh. perlahan ia mundur satu demu satu langkah. belum puas juga, ia berjalan mundur lagi. sampai akhirnya dia hampir tiba dipenghujung gedung itu, jika ia bergerak mundur selangkah lagi dia pasti akan jatuh ke bawah. tapi pelukis itu tidak sadar dimana ia berpijak saat itu, saking inginnya dia melihat kesempurnaan lukisan barunya itu.

dan tiba - tiba seorang pemuda datang dan menghancurkan lukisannya itu, pelukisa itu marah bukan main. ia menghampiri pemuda itu dan memakinya........

kakak menggantungkan ceritanya seakan memancingku untuk bertanya. yah memang pada akhirnya aku bertanya padanya.

'kak, mengapa pemuda itu jahat sekali?' tanya ku dengan kepolosanku.

kakak tersenyum. lalu ia menjawab, 'coba kamu bayangkan jika pemuda itu tidak menghancurkan lukisannya, si pelukis pasti akan jatuh dan ia akan mati, pelukis itu sampai kapanpun akan coba mencari sisi dimana ia bisa melihat lukisannya yang indah dengan nyaman, tapi dia takkan pernah puas dengan hasil penglihatannya itu,' kakak menghela nafas sebentar, lalu melanjutkan, 'pemuda hanya ingin menyelamatkan nyawa sipelukis itu. dia sendiri tau apa yang dilakukannya itu jahat, dia sadar itu jahat sekali, tapi ia juga tidak mau pelukis itu mati seperti itu. dia bahkan sudah tau akibat apa yang akan diterimanya jika dia merusak lukisan itu, dia mungkin saja dibunuh oleh sipelukis, karena itu memang hak pelukis. tapi kembali lagi pada tujuan awal, pemuda-hanya-ingin-menyelamatkan....'

aku mendengarkan kata - kata kakak ku baik - baik dan akupun mendapatkan sebuah kesimpulan yang cukup membuatku sadar bahw opiniku tentang tuhan tadi itu salah.

'sekarang aku tau alasan tuhan mengambil sahabatku, karena tuhan tak ingin dia lebih menderita lagi, mengambilnya ke pangkuannya itu adalah keputusan yang baik, karena tuhan lebih tau yang terbaik untuk umatnya.' ucapnya kemudian.

kakak mengangguk dan tersenyum padaku, dia mengusap kepalaku dengan sayang. 'tuhan berilah tempat ternyaman untuk sahabatku disana, jaga dia bersamamu....' ucapku dalam hati

*thank you so much for my bigbrotha ALDI who told me story about 'a painter'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun