keesokan harinya... di ladang
Untuk kesekian kalinya aku menghentikan gerakan sabit,alat pemotong rumput.Kalau melihat bayangan pohon,ini sudah pukul empat sore,kami memang diajari cara membaca jam dengan melihat rotasi matahari ,kalau begini pasti film kartun itu sudah mulai.
lalu aku meminta izin ke mamak untuk pulang lebih dulu,namun mamak melarangnya dan mengancam tidak boleh makan malam dan tidur di luar.Namun aku tetap pulang dan mengambil resiko,aku tidak bisa melewatkan satu episode pun dari kartun faforitku ini.
Dan lari cepat-cepat menuju rumah tanpa sepengetahuan mamak.Sesampainya dirumah."film apa ini,kenapa peringatan tujuh belas agustus." Aku menepuk dahi sambil kecewa.
"Wah,kau ingin ikut menonton juga Faton?" Pak ngah bertanya.
Aku menggeleng dan segera menuju kamar.Rasa kecewa membuatku ketelepasan menjawab.
Mamak dan Farhan tiba menjelang maghrib."bagus filmnya kak?"Farhan bertanya.
"bagus apanya,yang ada malah peringatan 17-san." aku menjawab kesal
Lepas shalat isya,makanan dihidangkan,semua sudah di meja makan kecuali aku.Aku segan menuju meja makan karena masih ingat kata-kata mamak tadi.Mamak bilang kalau ada yang pulang duluan akan dihukum tidak boleh makan malam dan tidur di luar.
"kau tidak makan Faton?" Bapak memanggilku.
aku menjawab."Tidak pak!"