Di jaman serba canggih ternyata sindikat penipu onlinepun semakin marak. Selalu ada korban dari berbagai jenis penipuan. Β
Kejahatan ini dilakukan oleh orang Indonesia, orang orang asing yang ada di Indonesia atau sindikat yang beraksi dari luar negeri.Β
Berikut daftar penipuan yang ada di Indonesia :
Penipuan berkedok cinta ( love scam) :Β
Sudah ada dari tahun 2002. Dilakukan pertama kali oleh orang2 Nigeria yang datang ke Indonesia. Saat itu mereka mencari mangsa melalui email dan Yahoo Messenger. Para pelaku kebanyakan mencuri photo orang lain dan membuat akun palsu. Korban korban bukan hanya kehilangan materi tapi dipermalukan jika terlanjur mengirim photo tanpa busana.
Hingga saat ini kejahatan love scam masih terus berlangsung, walau berita sudah marak dimedia media online. Korban korban khususnya perempuan masih terus berjatuhan. Β Tak terhitung materi yang hilang, rumah tangga hancur, bahkan ada yang bunuh diri.
Penipuan Titip Warisan/Harta Pampasan Perang :Β
Marak terjadi pada tahun 2002. Dilakukan oleh komplotan scammer asal Afrika. Mengirim email secara acak lalu mengatakan ingin menitip warisan atau harta pampasan perang.
Penipuan Komputer Kena Virus :Β
Dilakukan oleh orang orang India yang beroperasi dari negaranya, sekarang sudah diikuti oleh scammer Indonesia. Menelpon calon2 korban secara acak lalu mengaku dari pihak Microsoft. Menakut nakuti jika komputer calon korban kena virus dan untuk membersihkan harus mengirim sejumlah uang.
Penipuan Badan Amal/Panti Asuhan :
Pura pura membuka donasi untuk membantu warga yang kena musibah padahal uangnya masuk kantong sendiri. Mengaku punya panti asuhan lalu mengemis donasi seolah anak anak yatim pada kelaparan.
Penipuan Menang Giveaway :
Para penipu memang sangat kurang ajar. Menggunakan nama Baim Wong bahkan Hotman Paris seolah mengadakan giveaway. Para pelaku sudah pernah dilaporkan oleh Baim Wong tapi masih ada saja penipunya. Mereka seperti sindikat yang sulit dihentikan.
Penipuan Lowongan Kerja :
Posting lowongan kerja di media sosial dengan membawa nama perusahaan ternama, padahal ujungnya diminta data diri dan uang administrasi. Ada juga yang pura2 mengadakan training di luar kota sebelum diterima bekerja.Tiket dan hotel harus dibeli melalui sindikat ini.
Penipuan Kelebihan Transfer :
Pelaku pura pura ingin membeli sesuatu. Ketika harga disetujui misalnya Rp. 2 juta , maka dia transfer dengan jumlah Rp 3 juta dengan bukti transfer palsu. Lalu berpura pura telpon mengatakan kelebihan transfer. Dia meminta ditransfer balik Rp. 1 juta. Jika calon korban tidak mengecek saldo maka akan langsung kirim Rp 1 juta. Lalu sipelaku akan menghilang.
Penipuan Keluarga Kecelakaan/Tertangkap Bawa Narkoba :
Biasanya para pelaku menelpon secara acak dengan sasaran ibu ibu. Jika yang menerima telpon laki laki maka akan alasan salah sambung. Jika yang menerima perempuan maka mulai dia beraksi. Pura2 mengabarkan anak si ibu kecelakaan atau ditangkap polisi bawa narkoba. Ada yang akting menangis dan teriak meminta tolong.
Penipuan SMS Mengaku Dari Bank :Β
Sedang marak penipuan dengan modus kirim pesan dan calon korban disuruh klik tautan, baik berupa form atau aplikasi. Jika calon korban menuruti permintaan pelaku, maka uang di bank akan ludes tak tersisa.
Penipuan Lelang Barang dan Perhiasan :
Masih banyak yang tergiur lelang barang online yang mengaku dari perusahaan pegadaian. Lelang sangat murah dan tak masuk di akal. Dari barang elektronik, motor/mobil sampai perhiasan emas. Padahal dari pihak Pegadaian Indonesia sudah mengatakan tak ada lelang online. Setiap lelang maka calon peserta lelang harus datang melihat barang2 yang dilelang.
Penipuan Pinjaman Online :Β
Berpura pura menawarkan pinjaman dengan angsuran murah dan jangkan panjang, namun calon korban harus membayar uang administrasi dulu. Setelah itu dicari alasan lain agar calon korban terus kirim uang. Setelah itu diblokir oleh pelaku.
"Kita tak dapat mencegah manusia jadi penipu, namun kita bisa cegah diri agar tak tertipu."
Waspadalah! ( Bersambung bagian 2)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H