Dari bulan Januari 2020 hingga pertengahan Maret 2020 korban kejahatan scam bukan berkurang tapi terus bertambah. Saya bersama team relawan Komunitas WSC Β sampai bingung harus bagaimana lagi mengingatkan para perempuan di media sosial. Β
Setelah saya amati cukup lama ternyata penyebab korban terus berjatuhan adalah sbb :Β
DARI SISI KORBAN :Β
- Banyak perempuan Indonesia punya media sosial tapi tak mengerti cara mengatur privacy
- Perempuan pada geger dan kaget melihat photo photo tampan sliweran di media sosial, dating sites, games dan aplikasi chat
- Mudah menerima pertemanan asal photonya ganteng tanpa mau tahu asli atau palsu yang penting tampan.Β
- Perempuan tua muda pada heboh memuji muji di akun palsuΒ
- Malas membaca berita tentang korban korban kejahatan scams yang banyak beredar di internet
- Mudah percaya janji janji manis lelaki di media sosial
- Mudah memberikan no WA, mudah baper dan bucin
- Kalau sudah diajak pacaran online oleh laki laki tampan, langsung menerima tanpa mau tahu asli atau palsu. Disini saya sebut korban love scam
- Mudah memberikan data pribadi dari copy KTP, KK, Passport dan rekening tabungan, hanya Β karena dijanjikan sesuatu. Misalnya pelaku scammer Nigeria dengan photo bule tampan makakorban dijanjikan hadiah mewah. Jika pelaku scammer Indonesia dengan photo tampan pekerja migas maka korban dijanjikan gaji bertahun tahun yang ditahan perusahaan akan masuk ke rekening calon korban
- Siang malam diajak Β chat, Β korban tak bisa mikir koq punya pacar online seperti pengangguran. Padahal mengaku pekerja migas/tentara Amerika/Kontraktor/Polisi/Tentara Indonesia. Namanya lagi bucin berharap dinikahin maka urusan akal dikesampingkan.
- Korban mau saja disuruh bugil melalui video sex atau mengirim photo photo tanpa busana. Β Saat itu asyik saja melakukannya tanpa ingat malu dan dosa. Dia tidak tahu bahwa ini senjata pelaku untuk memeras dan mengancam korban. Walau tak semua korban kejahatan love scam mau bugil.
- Korban kebanyakan mencari tahu dan bantuan setelah diperas dan diancam.
- Lapor polisi butuh waktu sangat lama karena pelaku entah ada dimana. Β Sedang uang yang dikirim korban sudah ludes dibagi bagi.
DARI SISI PELAKU
- Bagi para pelaku kejahatan love scam, menipu perempuan lewat media sosial adalah cara paling mudah mencari uang
- Mereka bermodalkan photo tampan yang didapat dari media sosial. Lalu membuat akun palsu untuk memancing perempuan. Ternyata cara ini sangat ampuh, buktinya banyak perempuan lupa diri dan nyosor diakun scammers.Β
- Perempuan kesepian, perempuan yang sudah waktunya menikah, Β istri yang sedang bermasalah dengan suaminya adalah sasaran empuk para pelaku
- Perkenalan pertama yang ditanyakan pelaku adalah "pekerjaan" karena dia ingin tahu calon korbannya punya uang atau tidak. Soal istri orang atau bukan tak masalah bagi mereka.
- Siang malam memberi perhatian, merayu dengan seribu janji. Banyak diantara pelaku yang Β memakai kedok lelaki agamis, Β selalu mengingatkan sholat pada korbannya. Β .
- Dokumen dokumen palsu sebagai pendukung agar Β calon korban semakin percaya.
- Jika mangsa sudah bucin maka apapun yang diminta pelaku akan dituruti. Alasannya cinta itu harus berkorban.
Dari beberapa sumber diduga scammer Indonesia beroperasi dari balik jeruji besi. Β Sayapun beberapa kali mendapat kiriman photo dari bang napi bagaimana di dalam penjara para napi bisa pegang HP dan "bekerja sebagai scammer cinta ".
Kadang saya berpikir siapa yang memfasilitasi pembuatan dokumen dokumen palsu? Mana mungkin begitu banyak dokumen Β kalau tak ada kerja sama yang saling menguntungkan antara pelaku dan Β oknum. Β
Wallahualam. Sedang para pelaku scammer Nigeria banyak juga yang beroperasi di Indonesia dan bekerja sama dengan warga lokal yang saya sebut budak budak bako.Β
Tentu saja saya dan team tak akan menyerah menghadapai para penjahat dunia maya. Β Hal utama yang kami lakukan saat ini adalah memberikan info sebanyak banyaknya pada para perempuan di media sosial tentang bahaya kejahatan love scam. Karena korban korban bukan saja berusia muda tapi juga lansia. Β Saya berharap masalah ini bisa mendapat perhatian dari pihak pihak terkait.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H