Mohon tunggu...
β˜…ε½‘ π…πžπ² 𝐃𝐨𝐰𝐧 ε½‘β˜…
β˜…ε½‘ π…πžπ² 𝐃𝐨𝐰𝐧 ε½‘β˜… Mohon Tunggu... Administrasi - Anti Scam Activist - Pemerhati - Penulis - IG @feydownwsc_official

𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐒𝐦𝐚 𝐊𝐨𝐦𝐩𝐚𝐬𝐒𝐚𝐧𝐚 π€π°πšπ«π πŸπŸŽπŸπŸ’ "π“π‘πž 𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐈𝐧 π’π©πžπœπ’πŸπ’πœ 𝐈𝐧𝐭𝐞𝐫𝐞𝐬𝐭" π—”π—»π˜π—Ά Scam π—”π—°π˜π—Άπ˜ƒπ—Άπ˜€π˜/π—ͺπ—Ώπ—Άπ˜π—²π—Ώ. πˆπ†: @𝐟𝐞𝐲𝐝𝐨𝐰𝐧𝐰𝐬𝐜_𝐨𝐟𝐟𝐒𝐜𝐒𝐚π₯ 𝑴𝒆𝒏𝒆𝒕𝒂𝒑 π’…π’Š π’Œπ’π’•π’‚ 𝑷𝒆𝒓𝒕𝒉, 𝑾𝒆𝒔𝒕𝒆𝒓𝒏 π‘¨π’–π’”π’•π’“π’‚π’π’Šπ’‚ π„π¦πšπ’π₯ : 𝐰𝐚𝐬𝐩𝐚𝐝𝐚𝐬𝐜𝐚𝐦@𝐠𝐦𝐚𝐒π₯.𝐜𝐨𝐦 𝐅𝐁 𝐏𝐚𝐠𝐞 : π–πšπ¬π©πšππš π’πœπšπ¦π¦πžπ« π‚π’π§π­πš πŸ‘

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspada Penipu Mengaku Mualaf dan Pengusaha Herbal

14 Desember 2017   01:27 Diperbarui: 7 Juli 2018   13:03 3446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: shutterstock.com/kieferpix

" Ibu, saya tertipu oleh orang yang mengaku bernama Deni Setiawan. Setelah meminjam uang dari saya, dia menghilang. FB diblokir dan Β nomor XL nya Β tak bisa di hubungi. Pantesan waktu itu HP saya dipegangin terus. Ternyata dia hapus no telponnya di hp saya. Β Teganya dia menipu seorang janda yang harus cari nafkah sendiri. Mohon bantuan ibu untuk menulis kisah penipuan ini. Masalah uang biarlah hilang, tapi saya tak ingin ada korban lagi. Β Insya Allah bu, si penipu akan mendapat balasan atas perbuatannya. "

Demikian pesan dari seorang ibu Β pada saya . Β 

Zaman sekarang para penipu tak punya rasa malu dan Β takut pada Tuhan. Demi uang mereka mau melakukan apa saja, bahkan membawa agama Β untuk memikat calon korban. Sungguh mereka tak punya hati nurani dan tega menipu bangsanya sendiri.

Seperti kisah Arida (samaran) yang usianya kira kira 45 th. Β  Dia mengira sang kekasih lelaki soleh tapi ternyata penipu kelas teri yang tega ngembat duit seorang janda. Mungkin pria ini pengangguran yang tak Β bisa makan kalau tidak menipu orang atau sudah keenakan makan uang haram.

Pada 14 Β April 2014, Β Arida berkenalan dengan pria bernama Deni Setiawan lewat Facebook yang mengaku Β seorang mualaf dan pernah belajar agama Islam di pesantren. Deni mengaku Β punya rumah dan toko herbal di Bandung dan Jakarta. Β Biasa Β kerja sama dengan dokter kandungan di Jakarta menjual obat untuk pasien yang ingin punya keturunan. Sedang dia sendiri kalau sakit berobat ke Singapore. Β Pokoknya biar terkesan orang kaya banget gitu deh.

Baru kenal tiga hari, Β Deni sudah mulai merayu dan ingin berkunjung Β kerumah Arida. Mungkin ibu ini Β baru kenal Facebook dan tak tahu di social media banyak playboy cap kampret. Β Ia Β  langsung percaya saja kalau Deni serius dan Β ingin mengenal keluarganya.Β 

Arida senang sekali saat Deni datang kerumahnya pada tanggal 17 April 2014. Kebetulan dirumah itu ia hanya bertiga dengan orang tuanya yang sudah sepuh. Sedang anak anak Arida tinggal diluar kota. Di hadapan kedua orang tuanya Β Deni Β mengaku Β mualaf yang sudah umrah ketanah suci. Ia juga berjanji akan menikahi Arida secepatnya. Β 

Tanpa ragu Β keluarga Arida mengizinkan Deni menginap semalam dirumah mereka. Β Apalagi melihat sang kekasih mau menjadi imam saat sholat berjamaah dengan keluarganya. Arida makin bahagia dan merasa sang pujaan Β lelaki soleh.

Esok paginya Β saat Arida berdua saja dengan Deni, ia Β mendengar sang kekasih bicara ditelpon dengan temannya di Cirebon, tapi pakai Β bahasa Mandarin. Tentu Β saja ia tak mengerti apa yang dibicarakan. Tak lama Β Deni Β menjelaskan bahwa ia ingin memesan obat tapi uangnya kurang. Lalu ingin pinjam uang dari Arida dengan janji akan dikembalikan esok pagi.

" Gimana dong aku lagi ngga ada uang." Β jawab Arida

" Pinjam mainan kamu saja!" ujar Soni

" Mainan apaan?" Arida bingung.

" Itu yang ditanganmu."

Maksud sang kekasih adalah gelang emas Β yang sedang dipakai Arida, nilainya kurang lebih 5 juta rupiah.Β 

" Oh jangan, ini hadiah dari kedua orang tuaku."Β 

Selama mereka ngobrol di ruang tamu, HP milik Arida dimainkan terus oleh Soni. Ia pikir mungkin sedang ngecek pertemanannya dengan siapa saja.Β 

Soni terus merayu agar Arida Β mau membantunya. Ia juga berjanji jika datang lagi akan membawa mobil pribadi.Β 

Berhubung sangat percaya pada sang kekasih, Aridapun meminjam uang pada orang tuanya sejumlah 1 juta rupiah dan diberikan pada sang kekasih. Untung ia minta lagi 200 ribu dengan alasan buat ongkos menengok anaknya. Artinya uang yang diembat penipu 800 ribu.

Setelah Doni berpamitan pada keluarga Arida, ia pun menghilang tiada kabar. FB diblokir, nomor HP sudah tidak aktif. Β Β 

Saya perhatikan di negeriku tak ada perlindungan hukum bagi korban korban penipuan. Tak heran penipu makin merajalela. Mereka juga tak tahu malu membawa agama sebagai kedok untuk menutupi niat busuknya. Astagfirullah....

Sudah sering saya mengingatkan wanita melalu media sosial, kenal dimana saja di dunia maya atau nyata. Orangnya asli atau hanya akun palsu. Kalau ujungnya duit! FORGET IT!! Kita harus Β pandai menjaga diri, cerdas dan cermat mengamati orang orang Β yang baru kita kenal dimana saja. Semoga kisah Arida dapat dipetik hikmahnya. Insya Allah amin...

JAGA IMAN, JAGA KEHORMATAN, JAGA TABUNGANΒ 

Salam waspada!

Semoga kisah ibu Arida dapat dipetik hikmahnya.Β 

Catatan :Β 

Terima kasih untuk Arida yang mau berbagi kisahnya.Β 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun