Saya pernah menulis status di FB "Waspada ScammerΒ Cinta" bahwa korban scammerΒ berfoto tampan bukan hanya anak muda tapi juga emak-emak. Mereka bukan hanya mengalami kerugian materi tapi juga harga diri karena terlanjur kirim foto tak pantas. Β
Seorang ibu kemudian protes pada saya :
"Siapa sih wanita yang ngga klepekan sama cowok ganteng! Wajar dong biar sudah emak emak pengen sama yang muda, ganteng dan kaya..! Apa yang salah!"
Tak ada yang salah jatuh cinta di dunia maya, banyak kok pasangan ketemu di sosial media dan hidup bahagia. Tak ada yang larang Β emak emak mau punya cowok ganteng, kaya, dan muda pula tapi jangan lupa tanya diri sendiri apa si cowok muda , ganteng dan mapan mau sama kita emak emak? Kalau memang berjodoh Alhamdulilah.
Jatuh cinta itu berjuta rasanya kata ibu Titik Puspa, tapi harus hati hati apalagi di dunia maya banyak penipu. Lalu apa yang harus dilakukan saat ada cowok fotonya ganteng ajak kenalan di sosmed, dating sites dll ?
Pertama, Β jangan termehek mehek pada foto, belum tentu sama dengan orang dibalik foto itu. Maka saya sering bilang biasakan ajak video call, no bajakan, no rekaman. Karena selama ini banyak penipu yang mengambil video dari Instagram pemilik foto. Kalau si "cowok tampan" banyak alasan, langsung blok jangan pake lama.Β
Kedua, jangan klepekan dengar rayuan, masa baru kenal sehari dua hari sudah bilang cinta. Β Si cowok penuh perhatian, ingatin sholat seolah lelaki agamis, tapi calon korban disuruh tanpa busana sebagai bukti cinta. Anehnya masih banyak wanita tua dan muda percaya saja dan rela tanpa busana demi si "ayah tampan" padahal kelak senjata makan tuan.Β
Saya sering mendapat kiriman dari relawan, foto ibu-ibu setengah baya sedang bergaya tanpa busana. Miris dan malu sekali melihatnya, tapi mau bilang apa? Uang hilang bisa cari ganti, tapi foto disebar siapa berani jamin tak dicopy sana sini. Di Australia saja sering ada peringatan agar jangan sembarangan kirim foto vulgar di media sosial karena sekali beredar maka selamanya beredar di dunia maya.Β
Ketiga,Β jangan berikan copy KTP, alamat rumah, rekening bank dengan alasan apapun. Mengapa? karena biasanya itu salah satu taktik licik scammerΒ untuk menjarah uang calon korban. Alasan gaji di deposito bertahun tahun, Β harus ada penjamin dan nanti semua gaji masuk rekening calon istri.Β
Ujungnya harus bayar sejumlah uang pada atasan alias team hore. Kalau scammerΒ Nigeria dengan alasan mau kirim hadiah dan uang dalam paket dengan jumlah nggak kira-kira. Ujungnya harus bayar biaya asuransi, pajak dll. Β Modus modus penipuan seperti ini sudah banyak makan korban.
Keempat, jangan percaya jika si "ayah tampan" mengirim copy KTA-KTP-Slip gaji, semua itu palsu dan hanya pancingan. Ada beberapa korban yang tadinya hati-hati, langsung percaya saat si cowok kirim copyΒ dokumen dokumen tersebut. Padahal cek eKTP sangat mudah, bisa lewat aplikasi. Cek KTA dan slip gaji Β tinggal cari nama perusahaannya di Google dan telepon.Β
Kelima, jangan ngeyel kalau diperingatkan oleh relawan relawan anti scam. Mereka tulus ingin menyelamatkan calon korban. Namun sayang masih banyak yang ngeyel dan ngatain relawan sirik kurang kerjaan. Si wanita begitu bangga tebar foto editan sambil mengumbar kata kata mesra. Dia baru sadar setelah diperas habis habisan dengan ancaman foto akan disebar.Β
Ingatlah selalu, tujuan utama scammersΒ baik lokal atau luar adalah UANG! Kedoknya pura pura cinta, fotonya curian milik lelaki tampan berseragam atau bule US Army.Β Para penjahat dunia maya ini makin semena mena jika foto vulgar korban sudah di tangan. Habislah korban jadi sapi perahan, bukan hanya harus kirim uang tapi juga harus mau melayani nafsunya lewat phone sexΒ atau video. Β
Ada seorang korban yang sangat ketakutan, karena lelaki bejat ini bukan hanya minta Β uang tapi Β juga minta dilayani lewat video sex (camera Β si scammer digelapin). Jika si wanita menolak, langsung diancam photo/video vulgar akan disebar, belum lagi kata kata hinaan dan kebun binatang. Kalau sudah begini siapa yang patut disalahkan?Β
SALAM WASPADA!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H