Ayah dan ibuΒ sudah menikah lagi dan mereka hidup bahagia dengan pasangan masing masing hingga maut memisahkan. Saya , bagai anak terbuang tapi beruntung masihΒ punya oma. Jumpa ibu pertama kali saat usia 7 tahun, sayaΒ memanggilnya kakak karena oma menyuruh begitu. Sayalah yang berinisiatif mencari ayah dan ingin tahu seperti apa wajahnya. Kami bertemu saat usia saya 15 tahun. Kalau saya tak mencarinya, seumur hidupΒ tak akan tahuΒ yang mana ayah saya.
Tak ada setitik dendam pada ibu.
Saat ayah tiri yang saya panggilΒ papiΒ masih ada, saya merasa ibu begitu jauh. Walau saya coba untuk mendekat tapi seperti menolak dengan halus. Ternyata semua ada alasannya, ibu takut pada ayah tiriku karena saat mereka menikah ada perjanjian tak boleh mengurus/peduli padaΒ anak anak dari pernikahan sebelumnya. Puluhan tahun mereka bersama, hingga entah tahun berapa saya lupa , papi kembali kepangkuan Illahi.Β
Malam itu juga setelah papi pergi, ibu menarik tangan saya ke kamar. Airmatanya bercucuran sambil memelukku,
Β " Maafkan mamiΒ yang selama ini menyia nyiakan kamu. Maafkan mami ya sayang. Semua karena keadaan."
DadaΒ terasa lega, tanya yang selalu melanda mengapa seorang ibu tak sayang pada anaknya terjawab sudah. Disinilah ibu cerita semua bagaimana ia tak berdaya dan selama puluhan tahun begitu sabar menghadapi sikapΒ ayah tiriku. Ibu bertahan karena sudah memiliki anak 5 orang.Β
Sejak itu saya dapat merasakan betapa sayangnya ibu pada saya. Walau demikian masih saja ada orang lain yang usil dan mengatakan "Ngapain dekat sama ibu kamu yang ngga pernah merawat kamu." Saya jawab " Saya sayang ibu karena cinta pada Allahku"
Kata kata maaf selalu beliau ulang setiap saya pulang ke Indonesia. Kalau saya kirim sesuatu untuk beliau pasti diterima dengan air mata berderai sambil bilang
" Kamu ngga pernah diurusin tapi koq sayang banget sama mami."
Tentu saja saya jadi sedih, hinggaΒ suatu hari sambil sambil memeluk ibuku :
" Mami tidak salah, ini semua sudah jalan hidup kita.Β Setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Andai saya dirawat oleh mami, belum tentu saya menjadi wanita tegar seperti ini.Β Β Saya tak akan mampu membalas jasa mami yang sudah membiarkan saya tumbuh dalam rahimmu selama 9 bulan. Andai waktu itu mami ingin menggugurkan kandungan tentu bisa saja. Please jangan sesali masa lalu. " Sejak itu ibu tak lagiΒ mengulang permintaan maaf.