Namanya mbak Nasikem, usianya 45 tahun. Pemijat cantik asal Cilacap ini selalu tertawa bahagia. Ia penyandang tuna rungu, tuna aksara dan tak bisa bahasa isyarat. Namun tak pernah menghalanginya untuk mencari nafkah sebagai tukang pijat.
Mbak Nasikem tinggal bersama kakak perempuannyaΒ di daerah Pamulang dan setiap hari ada saja panggilan. Penghasilannya minimal perhari 200 ribu, bahkan bisa lebih dari itu. Lama memijat dari 2 sampai 2,5 jam. Karena setiap langganannya kebanyakan membayar 100 ribu, namun ada juga yang membayar 50 ribu, tapi bagi mbak cantik ini tidak masalah. Ia terima dengan senyum bahagia.Β Biasanya ia menerima panggilan sehari bisa 3 atau 4 kali. Subhanallah.
Awal kenal mbak Nasikem :
Saat saya liburan, menantu saya bilang ada pemijat wanitaΒ enak sekali. Sepeti biasa saya memang paling suka dipijat kalau di Indonesia. Saya coba sekali, wah beneran enak sekali. Jari jari mbak Nasikem halus dan pijatannya ngga sakit tapi mantap banget. Kalau ada bagian yang terlalu keras mijatnya, tinggal angkat aja tangan kita. Si mbakΒ memijat dari ujung jari kaki sampai ujung rambut, kecualiΒ dibagian terlarang.
Kalau lagi dipijat saya suka sekali godain mbak Nasikem pakai bahasa isyarat semampu saya. Waktu mau di potret malunya bukan main tapi tertawa manis sekali.
Iseng isengΒ saya tawarin suami, biasanya pakle ini paling ngga mau di pijat sama orang lain kecuali sama bininya yang boto. Hari itu mau juga mencoba dan ternyata dia suka sekali.Β Katanya pijatannya keras tapi ngga sakit. Pada hari itu ada 3 orang dikeluarga kami yang dipijat bergantian. Tenaganya dari mana ya si mbak?
Kadang saya berpikir, banyak diantara kitaΒ yang berbadan sehat lahir dan batin tapi mengeluh melulu dan malas cari nafkah.Β Sedang mbak Nasikem walau ada kekurangan tapi rajin sekali dan tak pernah mengeluh.Semoga iaΒ diberi kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Ada yang minat di pijat sama si mbak? Silahkan email saya (tercantum di profile Kompasiana)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H