Mohon tunggu...
fetry zulbeatri
fetry zulbeatri Mohon Tunggu... -

Seorang bunda dari putri kecil dan seorang pembelajar dari anak-anak murid yang heterogen...............

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Plus Minus Disposeable Diapers

25 Maret 2010   04:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:12 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang orangtua dari putra-putri kita, tentunya menginginkan yang terbaik untuk buah hati. Berawal dari rasa bersalah saya ketika memakaikan diapers setiap hari kepada anak saya yang masih bayi, akhirnya saya berusaha mencari tahu tentang disposeable diapers. Dan ini dia beberapa point yang saya dapatkan dari beberapa referensi yang saya baca dan juga sedikit pengalaman dari kehidupan sehari-hari. Dan syukurlah anakku sudah bebas disposeable diapers... PLUS: 1.    Praktis Ini alasan umum yang dipakai orang tua untuk mengenakan disposeable diapers bagi anaknya karena tidak perlu repot dalam hal buka dan pasang celana bayinya. Tapi, jangan sampai kasus yang dialami seorang bayi perempuan sampai diambil sampel cairan v*****nya karena baunya sangat menyengat dan mengandung bakteri, hal ini berawal dari kepraktisan seorang bunda yang kurang memperhatikan higienis dan kesehatan daerah v***** bayinya, hanya pakai bedak dan gonta ganti diapers jika sudah dirasa penuh (cerita dari seorang teman yang bekerja di sebuah laboratorium kesehatan Pro***. 2.    Bayi/ anak merasa nyaman serta tidak terganggu dengan lembab dan basah, sehingga bisa meneruskan aktivitasnya, baik itu sedang tidur ataupun sedang bermain. 3.    Menghindari kecelakaan. Anak yang mulai merangkak dan belajar berdiri dan belum masuk masuk tahapan siap untuk training potty ia akan pee dan pup di mana pun ia suka. Beberapa kasus seringkali anak terpeleset dan terjatuh karena menginjak pee-nya sendiri, terlebih jika orangtua/ pengasuh sedikit saja lengah dari rentang ia pee sampai dengan ia bergerak melewati pee-nya itu sendiri. Tapi, dengan adanya clothing diaper, hal ini juga bisa dilakukan hanya masalah daya serap yang berbeda. 4.    Terhindar dari keragu-raguan tempat najis dimana anak kita pee atau pup Terlebih anak yang sudah mengkonsumsi makanan pendamping, najisnya sama dengan najis orang dewasa (mutawasitah) bukan lagi najis ringan (mukhafafah). Dibersihkan dengan diguyur air, bukan hanya dipercik air seperti ketika ASI Ekskusif. Jika memang orangtuanya  telaten dalam membersihkan pee atau pup anak bisa jadi bukan suatu kelebihan. 5.    Terhindar dari bau-bauan tidak sedap jika tidak benar-benar hilang dzatnya ketika dibersihkan. Hal ini juga kembali ke kita, kita termasuk orang yang cinta kebersihan atau tidak, maka jika ada hal yang tidak sedap dalam rumah kita langsung bisa mengatasinya atau tidak? Menjemur kasur atau sofa apakah merupakan hal yang sulit?? Hem, jika ini termasuk kelebihan tapi bukan merupakan suatu kelebihan juga jika kita adalah orangtua yang telaten. MINUS 1.    Mahal (jika dianalogikan untuk keperluan lain). Membutuhkan budget tersendiri untuk menggunakan diapers sekali pakai ini. Jika dalam sehari memakai 3-4 diapers untuk yang setengah hari dikalikan dengan 2000 (asumsi umum harga pospak) berarti sekitar 6000x 365 hari= 2.190.000 rupiah dalam satu tahun. Untuk yang fullday memakai diapers sekali pakai ini berarti 2000x6x365hari= 4.380.000 rupiah dalam satu tahun. Uang sebesar itu untuk membeli diapers?!!!! Bukankah lebih baik jika uang tersebut dipakai untuk tabungan pendidikan anak kita?? Karena setiap tahun dana pendidikan anak cenderung meningkat. Uang sebesar itu kita bisa pilih sekolah manapun yang akan kita tuju untuk sekolah anak-anak kita?!! 2.    Mengandung bahan berbahaya yang dianulir bisa menyebabkan kemandulan dan kanker. Pada tahun 2000 beberapa peneliti dari Universitas Kiel, Jerman melakukan sebuah riset mengenai Archives of Desease in Childhood yang dimuat dalam British Medical Journal. Penelitian yang melibatkan 48 bayi laki-laki itu dilakukan selama setahun untuk mengetahui efek yang ditimbulkan oleh disposable diaper. Para peneliti yang melakukan studi tersebut melaporkan bahwa bayi laki-laki yang menggunakan disposable diaper temperatur skortumnya (kantung kemaluan) mengalami kenaikan beberapa derajat dibanding yang tidak memakai. Bagi seorang bayi laki-laki yang skortumnya sedang berkembang, hal tersebut merupakan perkara yang serius. Karena untuk memproduksi sperma dalam jumlah yang banyak, skortum harus bisa menjaga temperatur testis supaya suhunya lebih rendah dari suhu badan. Oleh sebab itu kenaikan satu derajat pun akan merusak kinerja skortum sebagai “mesin pendingin” testis. Tentu saja fenomena ini akan membuat produksi sperma terganggu, yang berarti kesuburan pria akan menurun. Peneliti yang melakukan studi tersebut menyatakan, “peningkatan temperatur skortum yang disebabkan oleh pemakaian disposable diaper akan mempengaruhi kualitas sperma bayi laki-laki dan meningkatkan angka terjadinya kanker testis di usia dewasa.” Mereka juga mengatakan kalau fisiologi mekanisme pendingin testis mengalami kerusakan secara signifikan. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca disini 3.    Penyumbang sampah yang sulit terurai.

Pospak (popok sekali pakai/ disposeable diaper) memiliki masa untuk terurai dalam tanah sekitar 400tahun, berarti sekitar ada 8 generasi hanya untuk menguraikan sebuah pospak!!  Hanya sebuah pospak, bukan timbunan!!! Saya hanya menarik sampel kasar dari data BPS Jakarta tahun 2007 ada 1200 balita yang tercatat. Jika diantara mereka yang memakai pospak seperempatnya berarti ada 300 balita. Maka pospak yang dipakai perhari (satu hari 4 pospak) adalah 1200 buah pospak, jika dalam satu tahun maka ada 438.000 pospak yang tertimbun dan sulit diurai per tahun!!!
Wah, anak kita termasuk anak yang tidak cinta lingkungan dan salahsatu penyebab polusi tanah ataupun pemanasan global ternyata… Dampaknya tidak terasa sekarang, tapi kelak ketika dia sudah dewasa?? Suhu bumi semakin panas, banjir dimana-mana, sulitnya dapat air bersih?? (sekarang sudah banyak fenomena seperti ini, apalagi nanti ketika anak kita sudah dewasa?? cucu kita???) Apakah ini termasuk kesalahan anak kita yang dulu tidak tahu apa-apa dan hanya mengikuti kenyamanan orangtuanya?? (kita)?? 4.    Bayi rentan kena ruam popok jika tidak cocok ataupun diapers tersebut terbuat dari plastik. Sebetulnya kembali ke orangtua, telaten atau tidak dalam merawat bagian yang terlindung dari diapers. Mengganti popok sesering mungkin, memilih popok yang cocok untuk kulit anak kita, atau jika sudah terkena ruam popok tinggal diolesi minyak but-but atau gel tertentu yang cocok untuk kulit anak kita dalam beberapa jam terlihat cepat menghilangkan ruam. Apapun bisa jadi ruam popok jika memang tidak cocok… Silakan jika ingin menambahkan di point plus ataupun minus. Karena jika sudah menjadi orangtua, kita sendiri merasakan apakah banyak plusnya atau minusnya…. Dan melakukan yang terbaik, selain untuk anak kita sekarang juga untuk anak kita di masa depan... Apakah kita menyumbang hal yang indah kelak untuk anak cucu kita atau kita termasuk orang yang tergerus peradaban yang serba instant tanpa memilah efek buruknya di masa depan?? Bukankah selain disposeable diapers kini tersedia clothing diaper sebagai altenatif?
Mohon maaf jika saya menuliskan plus atau minusnya dengan kecenderungan tertentu.. Tapi berharap semoga kita lebih cerdas dalam menyikapi hal terbaik untuk anak kita tidak hanya untuk saat ini saja, plusnya lebih bagus atau banyak bahayanyaa??… -Salam Hijau-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun