Sebagai seorang orangtua dari putra-putri kita, tentunya menginginkan yang terbaik untuk buah hati. Berawal dari rasa bersalah saya ketika memakaikan diapers setiap hari kepada anak saya yang masih bayi, akhirnya saya berusaha mencari tahu tentang disposeable diapers. Dan ini dia beberapa point yang saya dapatkan dari beberapa referensi yang saya baca dan juga sedikit pengalaman dari kehidupan sehari-hari. Dan syukurlah anakku sudah bebas disposeable diapers... PLUS: 1. Praktis Ini alasan umum yang dipakai orang tua untuk mengenakan disposeable diapers bagi anaknya karena tidak perlu repot dalam hal buka dan pasang celana bayinya. Tapi, jangan sampai kasus yang dialami seorang bayi perempuan sampai diambil sampel cairan v*****nya karena baunya sangat menyengat dan mengandung bakteri, hal ini berawal dari kepraktisan seorang bunda yang kurang memperhatikan higienis dan kesehatan daerah v***** bayinya, hanya pakai bedak dan gonta ganti diapers jika sudah dirasa penuh (cerita dari seorang teman yang bekerja di sebuah laboratorium kesehatan Pro***. 2. Bayi/ anak merasa nyaman serta tidak terganggu dengan lembab dan basah, sehingga bisa meneruskan aktivitasnya, baik itu sedang tidur ataupun sedang bermain. 3. Menghindari kecelakaan. Anak yang mulai merangkak dan belajar berdiri dan belum masuk masuk tahapan siap untuk training potty ia akan pee dan pup di mana pun ia suka. Beberapa kasus seringkali anak terpeleset dan terjatuh karena menginjak pee-nya sendiri, terlebih jika orangtua/ pengasuh sedikit saja lengah dari rentang ia pee sampai dengan ia bergerak melewati pee-nya itu sendiri. Tapi, dengan adanya clothing diaper, hal ini juga bisa dilakukan hanya masalah daya serap yang berbeda. 4. Terhindar dari keragu-raguan tempat najis dimana anak kita pee atau pup Terlebih anak yang sudah mengkonsumsi makanan pendamping, najisnya sama dengan najis orang dewasa (mutawasitah) bukan lagi najis ringan (mukhafafah). Dibersihkan dengan diguyur air, bukan hanya dipercik air seperti ketika ASI Ekskusif. Jika memang orangtuanya telaten dalam membersihkan pee atau pup anak bisa jadi bukan suatu kelebihan. 5. Terhindar dari bau-bauan tidak sedap jika tidak benar-benar hilang dzatnya ketika dibersihkan. Hal ini juga kembali ke kita, kita termasuk orang yang cinta kebersihan atau tidak, maka jika ada hal yang tidak sedap dalam rumah kita langsung bisa mengatasinya atau tidak? Menjemur kasur atau sofa apakah merupakan hal yang sulit?? Hem, jika ini termasuk kelebihan tapi bukan merupakan suatu kelebihan juga jika kita adalah orangtua yang telaten. MINUS 1. Mahal (jika dianalogikan untuk keperluan lain). Membutuhkan budget tersendiri untuk menggunakan diapers sekali pakai ini. Jika dalam sehari memakai 3-4 diapers untuk yang setengah hari dikalikan dengan 2000 (asumsi umum harga pospak) berarti sekitar 6000x 365 hari= 2.190.000 rupiah dalam satu tahun. Untuk yang fullday memakai diapers sekali pakai ini berarti 2000x6x365hari= 4.380.000 rupiah dalam satu tahun. Uang sebesar itu untuk membeli diapers?!!!! Bukankah lebih baik jika uang tersebut dipakai untuk tabungan pendidikan anak kita?? Karena setiap tahun dana pendidikan anak cenderung meningkat. Uang sebesar itu kita bisa pilih sekolah manapun yang akan kita tuju untuk sekolah anak-anak kita?!! 2. Mengandung bahan berbahaya yang dianulir bisa menyebabkan kemandulan dan kanker. Pada tahun 2000 beberapa peneliti dari Universitas Kiel, Jerman melakukan sebuah riset mengenai Archives of Desease in Childhood yang dimuat dalam British Medical Journal. Penelitian yang melibatkan 48 bayi laki-laki itu dilakukan selama setahun untuk mengetahui efek yang ditimbulkan oleh disposable diaper. Para peneliti yang melakukan studi tersebut melaporkan bahwa bayi laki-laki yang menggunakan disposable diaper temperatur skortumnya (kantung kemaluan) mengalami kenaikan beberapa derajat dibanding yang tidak memakai. Bagi seorang bayi laki-laki yang skortumnya sedang berkembang, hal tersebut merupakan perkara yang serius. Karena untuk memproduksi sperma dalam jumlah yang banyak, skortum harus bisa menjaga temperatur testis supaya suhunya lebih rendah dari suhu badan. Oleh sebab itu kenaikan satu derajat pun akan merusak kinerja skortum sebagai “mesin pendingin” testis. Tentu saja fenomena ini akan membuat produksi sperma terganggu, yang berarti kesuburan pria akan menurun. Peneliti yang melakukan studi tersebut menyatakan, “peningkatan temperatur skortum yang disebabkan oleh pemakaian disposable diaper akan mempengaruhi kualitas sperma bayi laki-laki dan meningkatkan angka terjadinya kanker testis di usia dewasa.” Mereka juga mengatakan kalau fisiologi mekanisme pendingin testis mengalami kerusakan secara signifikan. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca disini 3. Penyumbang sampah yang sulit terurai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H