Mohon tunggu...
Feti nurlaily
Feti nurlaily Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semoga bermanfaat

Ini saya bukan anda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Cara Pandang Kita Menilai Seseorang?

18 Maret 2019   23:25 Diperbarui: 18 Maret 2019   23:56 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup adalah tentang suatu perubahan. Tinggal ke arah mana kita menentukan pilihan. Setiap orang butuh yang namanya perubahan pada tingkat yang lebih baik. Namun, tidak semua perubahan menghasilkan hasil yang lebih baik, ada beberapa perumahan yang kadang membuat kita lebih buruk dari sebelumnya.Masyarakat kita sangat sensitif mengenai perubahan yang terjadi pada seseorang.

Apalagi orang tersebut berubah secara total dalam waktu yang cukup signifikan.  Tidak hanya di masyarakat, perubahan juga bisa terjadi pada dunia pendidikan. Dimana sikap siswa yang dituntut berubah dari yang sebelumnya dapat dikatakan kurang baik menjadi baik. Dari yang baik menjadi yang lebih baik.

Mungkin kita tidak asing dengan kasus siswa yang terjadi di sekolah. Dimana siswa yang sebelumnya selalu terlibat dengan masalah menjadi siswa yang rajin dan pandai. Begitu pun sebaliknya ada siswa yang rajin lalu berubah menjadi siswa yang kurang disiplin, dsb. 

Mungkin kasus-kasus di atas menjadi kasus yang umum yang terjadi di sekolah. Namun, kebanyakan dari kita selalu mengesan pada hasil dari perubahan tersebut dan seringkali melupakan apa yang ada sebelum adanya perubahan.

Dokpri
Dokpri
Apa yang anda lihat ketika melihat gambar diatas?Titik hitam?
Atau kertas putih?
 
Jika jawabannya adalah titik hitam. Berarti anda termasuk orang yang peka akan perubahan, anda juga termasuk orang yang perhatian. Hanya saja anda melupakan hal yang besar yaitu luasnya kertas putih, sebab yang menjadi perhatian anda hanyalah titik hitam yang lebih kecil dibandingkan kertas putih itu. 

Itu artinya pandangan kita dalam menilai seseorang pun juga demikian. Dalam artian, sebanyak apapun kebaikan seseorang jika diakhiri dengan satu keburukan. Maka banyaknya kebaikan sebelumnya tidak ada apa-apanya. Bahkan seribu kebaikan pun akan terhapuskan oleh satu keburukan.

Begitu pun sebaliknya, sebanyak apapun keburukan kita tapi jika berubah menjadi yang lebih baik. Maka, semua keburukan kita sebelumnya perlahan-lahan akan terhapuskan.

Dokpri
Dokpri
Dalam menilai seseorang tidak bisa ditumpukan pada satu hal saja. Kita butuh data dan informasi yang akurat dalam menilai seseorang. Tidak adil rasanya jika kita menilai seseorang hanya sebatas yang kita tahu. Karena kita tidak bisa menilai orang dengan sembarangan. 

Alangkah baiknya jika kita juga mengingat seseorang atas kebaikannya, meskipun ia juga melakukan keburukan. Ingatlah kebaikannya walau itu sekecil duri sekalipun. Dengan begitu, kita tidak terpaku pada keburukan yang telah ia lakukan. Apalagi tidak adanya bukti yang menguatkan.Sekian terima kasih. Semoga bermanfaat. Saran dan kritik sangat penulis harapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun