Mohon tunggu...
Feti Habsari
Feti Habsari Mohon Tunggu... -

my drem is my life

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan

2 Desember 2011   13:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:55 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

rintik air yang jatuh berganti dengan guyuran air yang tumpah dari langit bersama angin dan kilat yang tampak tak bersahabat

hadir saat jiwa terbelenggu oleh ikatan yg sesakkan dada, meronta-ronta dengan berteriak menghilangkan diam yang mengalir didarah

dingin mulai merasuki hingga ke tulang melumpuhkan sendi-sendi darahpun perlahan membeku

dan akhirnya hujan sore ini mampu melumpuhkan seorang monster yang tak mampu berkutik

guyuran air,langit hitam kelam,angin dan kilat yg kian tak bersahabat akan berganti dengan sinar yang mampu melepaskan jiwa

jiwa yg mana! Jiwa tertancap tombak hitam kehidupan, jiwa penuh asa yg ingin genggam bulan,atau jiwa yg penuh ketiadaan

jiwa yang terbelenggu oleh ikatan kehidupan yang kini penuh cerita kelam atau bahkan jiwa yang penuh ambisi

sore ini tak lagi bercerita, tapi berteriak! menggema meruntuhkan asa, tundukkan ambisi yang kosong, hilang bersama dingin

teriakan yang penuh cerita untuk melawan asa yang penuh ambisi di tengah guyuran air dalam dingin

created by feti & yomi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun