WHAT
Definisi Habermas tentang ruang publik adalah pemicu pertama dan pendiri upaya klasifikasi pembentukan opini publik dan legitimasi negara dan demokrasi dalam masyarakat Barat pasca-perang. Ini diterima secara luas sebagai karya standar tetapi juga telah ditantang secara luas karena konsep ruang publik terus berkembang. Untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang kritik umum dan pendekatan terkini menuju pemahaman terkini tentang apa dan dengan cara apa opini publik dibentuk, istilah umum dari model Habermasian harus dijelaskan.
Ruang publik dipandang sebagai domain kehidupan sosial di mana opini publik dapat dibentuk. (Habermas, 1991, 398) Itu bisa dilihat sebagai tempat berkembang biak, jika Anda mau. Habermas menyatakan beberapa aspek penting untuk ruang publik. Terutama terbuka untuk semua warga negara dan dibentuk dalam setiap percakapan di mana individu berkumpul untuk membentuk publik. Warga negara memainkan peran sebagai pribadi yang tidak bertindak atas nama bisnis atau kepentingan pribadi tetapi sebagai orang yang berurusan dengan hal-hal kepentingan umum untuk membentuk ruang publik. Tidak ada kekuatan yang mengintimidasi di balik ruang publik tetapi warganya berkumpul dan bersatu secara bebas untuk mengekspresikan pendapat mereka. Istilah ruang publik politik diperkenalkan untuk diskusi publik tentang topik yang terkait dengan negara dan praktik politik. Walaupun Habermas menganggap kuasa negara sebagai 'kuasa awam' (ibid. 398) yang dilegitimasi melalui publik dalam pemilu, negara dan praktik dan kekuasaannya yang kuat bukanlah bagian tetapi merupakan mitra dari ruang publik di mana opini terbentuk. Oleh karena itu opini publik harus mengontrol negara dan otoritasnya dalam diskusi sehari-hari, serta melalui pemilihan resmi. Ruang publik adalah persyaratan dasar untuk menengahi antara negara dan masyarakat dan dalam situasi ideal memungkinkan kontrol demokratis atas kegiatan negara. Untuk memungkinkan diskusi dan pembentukan opini publik, catatan kegiatan dan tindakan hukum terkait negara harus dapat diakses publik.
Habermas memperkirakan pembentukan istilah ruang publik dan opini publik kembali ke abad ke-18. Sebelum kebangkitan Borjuasi dan penciptaan ruang publik borjuis, pemahaman tentang istilah 'publik' sangat berbeda. Sebelum waktu itu representasi otoritas melalui seorang tuan disebut 'publik' mengacu pada representasi publik yang dilihat oleh tuan-tuan. Representasi publik ini hanya menyatakan otoritas mereka di hadapan rakyat daripada untuk rakyat yang mereka perintah. Meskipun konsep dasar representasi melalui pemerintah atau kepala negara tetap ada, keterikatan pada aristokrasi dibuang seiring waktu. Pada akhir abad ke-18, kekuatan feodal gereja dan bangsawan berkurang, membuka jalan bagi kebangkitan masyarakat borjuis di Eropa. Dengan itu arti kata 'publik' juga berubah. 'Publik' tidak lagi menggambarkan pengadilan perwakilan seseorang dan otoritas mereka. Itu berarti peraturan yang melegitimasi dari sistem kelembagaan yang memegang kekuasaan pemerintahan. Warga negara sekarang dimasukkan ke dalam negara yang membentuk publik. (Habermas, 1991, 401)
Model liberal Habermas tentang ruang publik memegang klaim normatif. Ini berarti, bahwa itu menggambarkan banyak masalah yang diidealkan, menunjuk ke arah bagaimana ruang publik idealnya. Dengan demikian tidak benar-benar ada dalam demokrasi modern yang maju secara industri, dibentuk sebagai negara kesejahteraan sosial dan di mana massa orang seharusnya membentuk publik. Ini adalah model demokrasi idealis yang dibentuk melalui perubahan struktural masyarakat yang berakhir dengan pemahaman yang berubah tentang ruang publik.
WHY
Komunikasi merupakan titik tolak dari gagasan Habermas, dalam mengatasi kebuntuan. Dengan pendekatan komunikasi  ini, Habermas memandang bahwa eksistensi manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, yang di tentukan oleh tindakan manusia secara praksis. Praksis ini merupakan tindakan yang berdasar pada rasio dan kritis. Praksis dipahami sebagai  "komunikasi", bukan sebagai kerja. Dengan menggunakan paradigma komunikasi individu-individu akan menemukan  eksistensi lewat kehadiran manusia yang lainnya. Individu-individu diskursif adalah manusia-manusia  yang  mampu mengkomunikasikan dirinya dengan yang lain bila individu-individu tak mampu mengkomunikasikan  dengan  makhluk  lainnya, berarti manusia ini belum mampu berpikir secara rasionalitas, sebagai manusia yang memiliki bahasa untuk alat komunikasi.
Dalam pandangan Habermas, individu pada dasarnya makhluk sosial, sosial dalam arti mengkomunikasikan dengan yang lain. sehingga menjadikan masyarakat komunikatif yang universal. Melainkan, juga individu adalah personaliti sebab individu merupakan bagian dari kelompok. Karena individu mengambil tempat dalam bagian kelompok masyarakat sehingga dituntut untuk selalu bertindak. Pertanyaan secara filosofis adalah apa yang dimaksudkan dengan Habermas mengenai hakekat manusia? Jawabnya, ketika individu-individu secara diskursif mampu mendialogkan dirinya dengan orang lain. Inilah salah satu karakter dan keunikan manusia dibanding dengan makhluk lainnya. Karena manusia terlahir dengan akal pikiran sehingga dituntut untuk menggunakan rasionalitas komunikatif sebaga cara membangun relasi dengan yang lain, dalam upaya mengkritisi modernitas. Modernitas itu cenderung mementingkan diri sendiri, karena itu, upaya yang harus dikerjakan adalah menjalin komunikasi dengan yang lainnya, untuk menemukan konsensus-konsensus.
Habermas, mencoba menggali hakikat manusia sebagai makhluk komunikatif. Manusia akan menjadi manusia tatkala mampu mampu berhubungan dengan lingkungan sekitar. Itulah inti dari hakekat manusia sebagai mahkluq yang berbicara atau komunikatif. Landasan itu muncul berpijak dari teori kritis, ketika manusia berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat, yakni berkaitan dengan kerja dan komunikatif. Kedua hal itu tersebut antara kerja dan komunikatif disebut Habermas dengan praksis.