Mohon tunggu...
Fery W
Fery W Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru yang suka dengan Sepak Bola dan Futsal

Jadikanlah Usahamu Menjadi Rasa Syukurmu

Selanjutnya

Tutup

Bola

Eksistensi PSIS Semarang

29 Januari 2021   11:06 Diperbarui: 29 Januari 2021   11:18 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PSIS (Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang) merupakan salah satu klub legendaris era perserikatan yang selama beberapa musim terkahir sudah berada pada tempatnya, yaitu bermain di kasta tertinggi liga Indonesia sebut saja Liga 1. Persepakbolaan Semarang cukup memiliki nilai sejarah yang cukup panjang lebih kurang selama 91 tahun berdirinya klub ini diwarnai pasang surut prestasi. Pada kompetisi perserikatan tahun 1986/87 berhasil menjadi juara, dilanjutkan ketika Liga Indonesia (gabungan Perserikatan da Galatama) tahun 1999 berhasil mencapai final dengan mengalahkan Persebaya Surabaya di Stadion Klabat, Sulawesi Utara. Namun, satu tahun berselang harus terdegradasi ke Divisi I dan berhasil naik kasta kembali satu tahun berselang tepatnya tahun 2001

Apabila kita tarik jauh ke masa kolonial Belanda, eksistensi klub PSIS (VIS) sangatlah kurang mendapatkan daya tari dari khalayak umum, terkhusus bagi masyarakat Jawa yang suka dan gemar melihat bahkan sekadar memainkan "si kulit bundar". Selama keikutsertaan dalam kompetisi yang diadakan oleh PSSI mulai dari Stedentournooi sampai Stedenwedstijden, perjalanan klub PSIS hanya sampai pertandingan antar kota dalam wilayah/propinsi (Stedentournooi) saja tanpa bisa melenggang ke pertandingan Nasional (Stedenwedstijden) selama kurun waktu 1931-1942.

Prestasi tersebut berbanding terbalik dengan klub-klub di daerah lain, seperti VVB Solo, PSIM Jogja, BIVB Bandung, dan VIJ Jakarta yang selama kompetisi PSSI saling bergantian menjadi Juara era kolonial Belanda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa memang sepak bola tidak hanya berkaca pada kalah dan menang saja, akan tetapi juga berkaitan dengan regenerasi pemain setiap tahunnya. Kompetisi internal merupakan salah satu jalan menuju perkembangan sepak bola itu sendiri, yaitu dengan adanya pemain-pemain hasil binaan sendiri maka klub tidak akan susah payah dalam mencari pemain sepak bola yang baik secara fisik, taktik, dan teknik yang nantinya dipakai oleh klub PSIS ketika berjuang dalam kompetisi PSSI

Di tahun 2020 sebelum Liga 1 Indonesia bergulir, setiap klub harus memenuhi syarat untuk menjadi klub profesional yang diadakan oleh AFC sebagai induk sepak bola Asia, namun sayang klub PSIS tidak dapat memenuhi ekspektasi tersebut. Dari 5 aspek klub profesional hanya beberapa diantaranya saja yang berhasil terpenuhi. Hal ini merupakan PR yang cukup besar bagi persepakbolaan di Negara kita, terkhusus PSIS Semarang yang notabene adalah klub legendaris. 

Dari tulisan inilah, saya ingin membuka mata dan pikiran masyarakat yang cinta dengan PSIS umumnya, dan manajemen PSIS itu sendiri secara khusus mampu memenuhi syarat untuk menjadi klub profesional di mata Asia dan Dunia. Sehingga nantinya ketika PSIS bisa menjadi Juara Liga 1  dapat menjadi wakil Indonesia di kancah Liga Champions Asia

Come on you PSIS !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun