Mohon tunggu...
Drg Fery Setiawan M Si
Drg Fery Setiawan M Si Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Magister Ilmu Forensik Universitas Airlangga

Magister Ilmu Forensik Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dampak Krisis Finansial Saat COVID-19 terhadap Kesehatan Mental

22 Juli 2020   21:45 Diperbarui: 22 Juli 2020   21:38 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

COVID-19 adalah singkatan dari Coronavirus Disease-19 yang merebak pertama kali pada tanggal 31 Desember 2019 di Kota Wuhan, Hubei, Ibukota China. COVID-19 pertama kali disebut dengan novel coronavirus disease-19 (nCoV-19), namun oleh International Comitte on Taxonomy Virus (ICTV) kemudian diganti menjadi Severe Acute Respiratory Syndrome-Coronavirus-2 (SARS-CoV 2) karena terdapat beberapa kesamaan sifat dengan dua infeksi virus corona yang sebelumnya pernah menginfeksi (SARS-CoV 1 dan MERS-CoV). 

Bulan Maret, tepatnya pada tanggal 12 Maret 2020, COVID-19 ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pandemi global yang dapat mengakibatkan global health emergency. COVID-19 telah menyebar di semua negara, termasuk Indonesia. Indonesia pertama kali mengumumkan kasus pertama COVID-19 pada bulan Maret 2020 yang pada saat itu diketahui bahwa dua orang terkonfirmasi positif COVID-19 yang diduga berasal dari klab dansa. 

Fenomena COVID-19 di Indonesia pada saat itu seperti fenomena "gunung es" yang kelihatan sedikit di permukaan namun melebar ke bagian bawah dan kemudian sampai pada bulan Juli yang mana terus menerus meningkat jumlahnya.

Sejak COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi, dampak COVID-19 sangat terasa di berbagai belahan dunia, dengan salah satu dampak yang paling dirasakan adalah dampak secara ekonomi berupa krisis finansial. Krisis tersebut muncul akibat penutupan negara atau wilayah negara (lockdown) atau melalui program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mana kedua program tersebut membatasi bahkan menghambat interaksi seseorang terhadap orang lain. 

Hal tersebut diakibatkan oleh interaksi antara seorang dengan orang lain berpotensi di dalam transmisi COVID-19, yang dapat berupa droplet, aerosolized droplet (bioaerosol), dan droplet yang berukuran kecil (sering disebut dengan droplet nuclei). Kesemua bentuk droplet tersebut secara normal dihasilkan oleh manusia, meskipun pada manusia sehat dan normal.

Finansial atau lazim dikenal dengan ekonomi, adalah suatu hal fundamental yang harus dimiliki oleh semua orang untuk mempertahankan kehidupan (survive). Salah satu kebutuhan finansial adalah uang yang digunakan sebagai alat tukar menukar antara barang satu dengan barang lainnya. 

Akibat program lockdown atau PSBB tersebut pasti akan secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap kebutuhan finansial karena pemasukan (input) pasti berkurang, namun segala macam kebutuhan pasti akan tetap berjalan seperti biasa, seperti: kebutuh untuk makan, minum, membayar tagihan bulanan, keperluan sekolah, dan lain-lainnya.

Kebutuhan finansial tersebut berdampak terhadap salah satu kesehatan, baik kesehatan mental dan kesehatan raga. Definisi dari kesehatan mental adalah kesehatan jiwa/psikis/emosional yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan kejiwaan seseorang. Jika kesehatan mental orang terganggu maka kesehatan jiwa/emosionalnya pasti akan secara langsung maupun tidak langsung akan terpengaruh.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa COVID-19 berpengaruh terhadap seluruh sektor kehidupan manusia, yang salah satunya adalah sektor finansial di mana pada semua negara terdampak COVID-19 terjadi peningkatan pengangguran akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) baik sepihak maupun tidak sepihak dari tempat bekerja. 

Hal tersebut dapat diibaratkan seperti "efek domino" yang mana bila menyusun kartu domino, apabila terdapat satu kartu jatuh maka selanjutnya akan mempengaruhi dan memprovokasi kartu lain yang berada di dekatnya untuk jatuh.

Efek domino yang terjadi di sini adalah efek domino terhadap kesehatan mental dan krisis finansial. Hal tersebut sangat masuk akal karena dengan adanya efek lockdown maupun PSBB tentu akan membatasi seseorang untuk keluar atau berinteraksi antara seseorang dengan orang lainnya. Efek tersebut selanjutnya mengakibatkan penurunan pemasukan (income) dari tempat seseorang bekerja yang sesuai dengan hukum ekonomi jika ada penurunan pendapatan akan mengakibatkan penurunan kemampuan daya jual-beli. 

Akibat tersebut memicu terjadinya defisit anggaran pada kantor atau tempat seseorang bekerja. Kekurangan tersebut memicu pengambilan keputusan demi menyelamatkan kondisi keuangan perusahaan atau tempat seseorang bekerja berupa PHK atau pengurangan jumlah karyawan, karena jika dibiarkan terus menerus maka perusahaan tersebut akan "gulung tikar" karena terjadi besar pengeluaran daripada pemasukan ("besar pasak daripada tiang").

Efek domino masih terus menerus bergulir. PHK atau pengurangan jumlah karyawan akan menyebabkan seseorang menjadi stress atau tertekan keadaan jiwanya karena pemasukan tidak ada namun kebutuhan di era saat ini tetap harus tetap berjalan. Keadaan stress tersebut terakumulasi di dalam diri seseorang, dan sampai pada titik kulminasi (puncak) akan berefek secara langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi mental, dan tak jarang kondisi tersebut dapat mengakibatkan seseorang masuk ke dalam tahap depresi yang dalam sehingga membutuhkan perawatan oleh para ahli Kedokteran Jiwa (KJ) di Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

Efek domino lain ternyata tidak hanya sesederhana itu. Efek domino yang lain dapat berupa menyebabkan perubahan emosional seseorang yang semula tidak berani melakukan tindakan kriminal, namun karena keadaan yang menghimpit maka kemudian terjadi perubahan emosional seseorang menjadi berani untuk melakukan tindakan kriminal (seperti: merampok, begal, menjambret, dan hal kriminal lain) yang merupakan efek domino yang terus menerus bergulir. 

Jika telah terjadi hal kriminal tersebut, efek domino masih terus berjalan. Jika seseorang ditangkap oleh pihak berwajib, maka akan menimbulkan gangguan pada kesehatan mental pada anggota keluarga atau sanak famili karena rasa malu yang tidak dapat ditutupi. Kesehatan mental juga dialami oleh pelaku tersebut bahwa ia dikejar-kejar oleh rasa bersalah yang terus menerus mungkin karena akibat keadaannya menyebabkan terjadinya perlukaan atau bahkan kematian pada korbannya.

Untuk menghadapi keadaan seperti saat ini dibutuhkan pendekatan yang lebih dalam terhadap Sang Pencipta. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berdoa yang lebih khusuk dan khusus menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar tetap selalu dijauhkan dari segala hal yang dapat mengganggu kehidupan finansial dan kesehatan mental. 

Memang tidak ada yang dapat memprediksi segala kejadian yang akan terjadi di masa mendatang, sehingga yang dapat dilakukan adalah berpasrah diri akan segala bentuk kemungkinan terburuk yang akan dihadapi. Jika hal buruk tersebut harus dihadapi maka tetap harus mengingat akan Sang Pencipta dan sebisa mungkin untuk menjauhi segala bentuk kejahatan sehingga menghindari terjadinya hal-hal yang dapat mempengaruhi kesehatan mental yang lebih dalam.

Selain itu, dapat pula dilakukan dengan mengatur manajemen terhadap kontrol keuangan dengan cara mengurangi barang-barang yang "diinginkan" dan lebih mengalokasikan dana tersebut ke barang-barang yang "dibutuhkan". Perbedaan antara barang yang "diinginkan" atau "dibutuhkan" dibedakan dari skala prioritasnya yang mana barang yang dibutuhkan memiliki skala prioritas yang lebih tinggi dan harus didahulukan.

Semoga pandemi COVID-19 ini segera berlalu dan kita dapat beraktivitas seperti sedia kala ke zaman sebelum COVID-19, untuk itu patuhi segala jenis aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, termasuk di dalamnya adalah 

1. Menggunakan masker ketika berada dan beraktivitas di luar rumah (memakai dengan benar dan tidak diletakkan di posisi dagu atau leher)

2. Melaksanakan kebijakan jaga jarak untuk mencegah terjadinya transmisi COVID-19 yang dapat ditularkan melalui aerosol, bioaerosol, droplet dan droplet nuclei

Salam super dan sehat..

Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun