Mohon tunggu...
Ferysca Artika Devi
Ferysca Artika Devi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Manajemen Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Impor Pakaian Bekas Menjadi Ancaman bagi Industri Tekstil di Indonesia

25 Mei 2023   14:45 Diperbarui: 25 Mei 2023   14:53 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Impor pakaian bekas di Indonesia bukanlah hal baru dan sudah dilakukan sejak berpuluh – puluh tahun yang lalu, namun masalah membeli barang tersebut mencuat beberapa tahun terakhir. Masalah  pakaian bekas impor atau yang biasa disebut thrifting tidak hentinya menjadi topik hangat, karena pengaruhnya yang mengancam industri tekstil yang ada di dalam negeri.

Impor pakaian bekas merupakan tindakan ilegal yang larangannya tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan No.40 Tahun 2022 tentang perubahan Peraturan Menteri Perdagangan No.18 Tahun 2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dan Dilarang Impor.

Pada lampiran II No IV disebutkan bahwa Barang Dilarang Impor, yakni jenis kantong bekas, karung bekas, dan pakaian bekas. Barang – barang tersebut dilarang diimpor karena berdampak buruk bagi ekonomi domestik khususnya industri tekstil dan buruk untuk kesehatan penggunanya.

Pakaian bekas impor saat ini menjadi ancaman industri tekstil tidak hanya dari segi peminat namun juga pada segi harga. Saat ini harga pakaian bekas impor bisa seharga harga baju baru yang dijual pada industri tekstil di Indonesia.

Alasan kenapa para penikmat fashion rela mengorbankan uangnya untuk pakaian bekas impor ini tidak lain hanya karena brand saja. Rata – rata dari mereka ada yang tidak mampu membeli baru, namun ada juga yang memang mengkoleksi baju lama dari brand tersebut dan mengesampingkan masalah kesehatan yang bisa mereka alami.

Pakaian bekas impor bisa berakibat buruk pada kesehatan,  khususnya pada kesehatan kulit. Karena pada dasarnya pemlik pakaian tersebut tidak diketahui siapa dan bagaimana riwayat kesehatannya, selain itu karena pakaian bekas impor ditumpuk dalam waktu lama sehingga bisa menyebabkan jamur.

Produktivitas pada kinerja industri tekstil kian menurun dikarenakan harga tekstil dalam negeri menjadi tidak kompetitif serta berpotensi untuk menurunkan daya saing industri tekstil lokal.

Agar masalah ini tidak berlangsung lebih lama lagi diharapkan pemerintah dapat lebih cakap dalam mengedukasi masyrakat. Selan itu diharapkan pula agar pemerintah khususnya pada bagian bea cukai agar lebih ketat mengawasi masuknya impor pakan bekas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun