Mohon tunggu...
Fery Ferdiyansah
Fery Ferdiyansah Mohon Tunggu... Penulis - Universitas Pendidikan Indonesia

Mari menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengupas Karma Dengan Semiotika dalam Seri Film Girl From Nowhere

23 November 2023   17:28 Diperbarui: 11 Desember 2023   16:13 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Girl From Nowhere (2018)

Seri film Girl From Nowhere merupakan seri film yang berasal dari Thailand. Seri film ini memiliki genre thriller misterius yang cukup baru dalam dunia seri Thailand. Seri Film ini dirilis untuk pertama kali pada tanggal 8 Agustus tahun 2018 yang kemudian dirilis kembali pada salah satu platform film resmi populer yaitu Netflix pada tahun 2021. Seri film Girl From Nowhere menceritakan seorang perempuan misterius namun pandai dan penuh dengan segudang ide bernama Nanno.

Selaras dengan judulnya yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi "Perempuan Entah Dari Mana", tokoh Nanno ini adalah seorang perempuan yang datang dan muncul di suatu tempat entah dari mana. Ia akan muncul di suatu daerah atau wilayah untuk memberikan pelajaran mengenai kehidupan pada manusia yang da pada wilayah tersebut. Umumnya, Nanno sering muncul di wilayah sekolah yang kemudian akan memberikan pelajaran mengenai kehidupan entah kepada murid atau bahkan guru yang ada di sekolah tersebut.

Oleh sebab itu, dari beberapa kisah tersebut bahwa tokoh Nanno pada seri film ini merupakan representasi atau penggambaran dari sebuah karma yang biasanya digambarkan abstraksi karena tidak berwujud. Walapun ini adalah sebuah seri, tetapi setiap episode pada seri ini tidak saling berkaitan sehingga setiap episode yang ada pada seri ini memiliki jalan cerita yang berbeda. Kemudian pada tulisan ini pun hanya akan membahas salah satu episode dari seri film tersebut. Episode yang dipilih dalam penulisan ini berjudul "Hi-So" atau "Kaya Raya" dalam bahasa Indonesia.

Episode "Kaya Raya" dipilih menjadi salah satu episode Girl From Nowhere pada penulisan ini karena pada episode tersebut tokoh Nanno muncul di sebuah sekolah yang dipenuhi oleh murid-murid dari kalangan kelas atas. Bahkan pada sekolah melakukan malapraktik dengan cara memungut uang untuk murid yang ingin menyewa ruangan pribadinya. Hal tersebut sangat tidak pantas dilakukan terutama di lingkungan sekolah, bahkan tindakan tersebut sebenarnya tidak dibenarkan di mana pun kita berada. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya malapraktik dapat menyebabkan adanya kesenjangan sosial. Alasan-alasan tersebutlah yang membuat tulisan ini tercipta. Adapun teori yang menunjang dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan salah satu teori semiotika C.S. Pierce terutama pada teori mengenai object.

Teori semiotik menurut Pierce memiliki model triadik atau memiliki tiga komponen utama, yaitu representamen, object, dan interpretant. Pada penulisan ini akan berfokus pada object dari teori Pierce. Object adalah komponen yang diwakili tanda, bisa dikatakan sebagai "sesuatu yang lain." Bisa berupa materi yang tertangkap pancaindra, bisa juga bersifat mental atau imajiner. Object terbagi menjadi tiga aspek, yaitu icon (ikon), indeks (makna), dan symbol (simbol). Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kajian semiotika pada salah satu episode seri film Girl From Nowhere.

Icon (ikon)

Icon (ikon) yaitu tanda yang meyerupai yang diwakilinya atau suatu tanda yang meggunakan kesamaan atau ciri-ciri yang sama dengan apa yang dimaksudkan. Pada episode tersebut, setidaknya ada dua ikon yang muncul. Dua ikon tersebut yakni tokoh Nanno yang digambarkan atau ditandakan sebagai "karma" dan tokoh Dino yang digambarkan atau ditandakan sebagai manusia yang memiliki kebohongan besar. Kedua ikon tersebut memiliki kemudian menghasilkan aspek selanjutnya.

Indeks (Makna)

Indeks yaitu tanda yang sifatnya bergantung pada keberadaan denotasi (makna sebenarnya). Indeks dibagi menjadi tiga, yaitu indeks ruang (lokasi atau ruang), indeks temporal (waktu), dan indeks persona. Indeks dalam seri film ini muncul yang menyebabkan adanya konflik pada alur cerita dalam seri film ini. Adanya indeks dalam seri film ini cukup penting karena komponen utama bagi alur ceritanya.

Symbol (Simbol)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun