Mohon tunggu...
Fery Farhati
Fery Farhati Mohon Tunggu... Lainnya - Parent Educator

Parent Educator | Full time mom | Happily married to Anies Baswedan, blessed with 4 wonderful children.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Komunitas Sosial: Wadah Masyarakat Melakukan #AksiHidupBaik

30 September 2023   00:12 Diperbarui: 30 September 2023   06:43 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Talk show bersama komunitas Kota Tanpa Sampah & pegiat lingkungan di acara Pasar Raia Sadari Sedari-2019 (Dokumentasi pribadi)

Saat Nabi Ibrahim AS akan dibakar hidup-hidup, dikisahkan seekor burung pipit bergegas terbang ke danau, menghisap air danau dan menampungnya di paruhnya yang mungil, kemudian bergegas kembali menuju api dan ia tuangkan air dari paruhnya ke arah api yang menyala. Melihat kejadian itu, seekor burung gagak bertanya dengan tatapan heran, bagaimana mungkin air dari paruhnya yang mungil bisa memadamkan api yang berkobar? Burung pipit menjawab, "Aku tahu air ini tidak dapat memadamkan api tersebut, karena itu di luar kemampuanku, tapi setidaknya aku bisa berkata bahwa aku punya andil dan berpihak pada kebenaran. 

Kisah di atas mengingatkan pada kalimat yang pernah disampaikan Anies Baswedan, "Mungkin kita tidak dapat menyelesaikan semua masalah, tetapi paling tidak kita dapat menjadi bagian dari sebuah solusi". Kisah burung pipit dan kalimat Anies Baswedan tersebut, terlihat nyata dalam kontribusi berbagai komunitas sosial yang bergerak berbagi ide dan gagasan untuk melakukan #AksiHidupBaik. Memaknai setiap langkah, walau kecil, untuk memberikan dampak positif bagi dirinya dan masyarakat luas.

Talk show bersama komunitas Kota Tanpa Sampah & pegiat lingkungan di acara Pasar Raia Sadari Sedari-2019 (Dokumentasi pribadi)
Talk show bersama komunitas Kota Tanpa Sampah & pegiat lingkungan di acara Pasar Raia Sadari Sedari-2019 (Dokumentasi pribadi)

Komunitas sosial membuka perspektif baru dalam memandang sebuah isu. Cara berpikir dan bekerja yang "out of the box", memberikan suntikan energi baru dalam menyikapi berbagai permasalahan. Akhirnya isu-isu yang tadinya terlihat pelik menjadi terasa ringan ketika dikerjakan bersama komunitas.

Sebagai contoh, Komunitas Kota Tanpa Sampah yang bergerak untuk mengatasi permasalahan sampah kota. Kita tahu bahwa sampah merupakan sebuah permasalahan global yang serius dan kehadiran komunitas seperti Komunitas Kota Tanpa Sampah memberikan angin segar bahwa masalah masif yang lama membelenggu masyarakat dapat diatasi bersama.

Keberagaman komunitas di Indonesia yang menyediakan ruang untuk berkreasi, berbagi ide, menyalurkan hobi dst., membantu banyak orang dalam menghadapi berbagai tantangan atau sekedar menjadi wadah dalam berekspresi dan berkreasi. Banyak komunitas juga menjadi support system, menyuarakan berbagai isu yang dirasa perlu menjadi perhatian dan menjadi 'keluarga' yang merangkul berbagai individu menguatkan eksistensinya di tengah masyarakat. 

Festival #IniJakarta yang diselenggarakan pada tahun 2022 di kawasan Kota Tua dapat menjadi contoh wadah bertemunya masyarakat Jakarta untuk berbagi, berinteraksi dan berkolaborasi 'di ruang ketiga'.

Melalui acara tersebut yang dihadiri oleh 100 lebih kolaborator (komunitas, seniman, lembaga riset, UMKM, dst.) dapat menciptakan kolaborasi yang harapannya dapat memajukan kota Jakarta. Para kolaborator berupaya menghadirkan solusi dari banyaknya permasalahan yang ada di tengah masyarakat.

 Hal ini menunjukkan partisipasi aktif warga Jakarta yang turut ambil bagian memikirkan kemajuan kota. Festival #IniJakarta yang berlangsung selama 3 hari (16-18 September 2022), difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan melibatkan lebih dari 100 relawan menegaskan bahwa komunitas memiliki peran yang penting serta memiliki potensi dan keunggulan dalam menghadirkan perspektif baru. 

Festival #IniJakarta 2022 (Dokumentasi Pribadi)
Festival #IniJakarta 2022 (Dokumentasi Pribadi)

Pada tanggal 28 September, Indonesia memperingati Hari Komunitas Nasional (HKN), sebuah hari yang ditujukan sebagai hari berkumpulnya komunitas-komunitas di tempat dan waktu yang bersamaan. Tahun 2013 menjadi awal mula hadirnya HKN yang digagas oleh tiga pendiri Indonesia Community Network (ICN). Momentum HKN ini menjadi landasan dalam memaknai dan belajar tentang peran komunitas dalam masyarakat. 

Modal Sosial Komunitas dalam Bergerak di Masyarakat

Dari pengalaman bertemu dan berkolaborasi dengan berbagai komunitas di Jakarta, dapat disimpulkan bahwa komunitas memiliki potensi dan karakteristik yang unik yang membuatnya menjadi istimewa.

Karakteristik yang pertama adalah rasa kepemilikan terhadap masalah serta semangat yang tinggi yang dimiliki komunitas. Passion terhadap sebuah isu atau hobi menjadi sumber kekuatan yang menggerakkan sebuah komunitas. Eksistensi sebuah komunitas pun dipengaruhi dari semangat tersebut. Hal ini menunjukkan kegigihan komunitas yang tidak akan mudah padam. 

Karakteristik lain yang menonjol dari komunitas adalah fleksibilitas yang tinggi dalam membuat program atau kegiatan dan cenderung tidak terikat pada batas waktu. Terbentuknya sebuah komunitas juga tidak terpengaruh oleh tren ataupun perkembangan yang sedang berlangsung saat komunitas terbentuk.

Sebagai contoh: komunitas mobil antik, komunitas vespa dst., walaupun era-nya telah berlalu namun masih memiliki penggemar yang setia. Kesamaan hobi mempersatukan para peminat vespa atau mobil antik dan memberi wadah bagi mereka untuk melakukan #AksiHidupBaik yang berdampak pada lingkungan. 

Selain itu, komunitas memiliki modal sosial yang besar. Ikut dalam komunitas sosial berarti siap jadi relawan. Tidak sedikit komunitas sosial yang bergerak secara sukarela dengan mengedepankan tujuan besar dari komunitas daripada tujuan pribadi serta dikerjakan dengan komitmen yang tinggi dan tulus dalam bekerja. 

 Instalasi salah satu komunitas di Festival #IniJakarta 2021 (Dokumentasi Pribadi)
 Instalasi salah satu komunitas di Festival #IniJakarta 2021 (Dokumentasi Pribadi)

Komunitas sosial memiliki isu spesifik, sesuai dengan tujuan yang ingin diraih. Hal inilah yang membuat komunitas sosial fokus dalam bergerak dan memiliki anggota dengan semangat yang besar. Sebagai contoh Komunitas Ibu Punya Mimpi yang merupakan wadah pemberdayaan bagi para ibu.

Lalu ada komunitas Jamu Gendong Indonesia yang menyuarakan eksistensi para penjaja jamu gendong dan mengingatkan kembali bahwa jamu gendong merupakan bagian dari budaya Indonesia. Kemudian ada Kampung Dongeng Indonesia yang rutin membuat aktivitas dongeng bagi anak-anak atas kepedulian mereka akan literasi.

Ini adalah sedikit dari sekian banyak komunitas yang ada di sekitar kita. Perjumpaan dengan komunitas-komunitas sosial ini, memberikan semangat positif dan keyakinan bahwa masih banyak yang bergerak menyebarkan kebaikan. Kiranya komunitas-komunitas sosial yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia bisa terus memberikan kontribusi dan berdampak bagi masyarakat.

Seperti kutipan di awal tulisan ini, keberadaan komunitas sosial mungkin belum bisa menyelesaikan semua masalah, namun setidaknya komunitas telah menjadi bagian dari sebuah solusi. 

Selamat Hari Komunitas Nasional!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun