Dalam mengajarkan kebaikan di bulan Ramadan, ada juga beberapa hal yang sebaiknya kita hindari, seperti:
Penerapan disiplin yang terlalu keras
Contohnya, kita fokus pada target berpuasa dari dini hari sampai magrib, hingga mengabaikan kesempatan mendidik anak dengan kasih sayang, yang menurut banyak riset, justru lebih efektif.
Membandingkan anak kita dengan anak lain
Mungkin ada anak yang kuat puasa satu hari penuh saat usia delapan tahun, tapi ada juga baru kuat puasa penuh usia sembilan atau sepuluh tahun. Hal tersebut tidak jadi masalah dan tidak perlu dibanding-bandingkan. Orang tualah yang paling mengenal kapan anaknya kuat puasa sehari penuh atau belum.
Fokus pada target-target belaka
Misal, anak harus puasa full, tidak boleh ada yang "bolong" puasanya. Sebaliknya, kita perlu memperhatikan hal-hal yang lebih esensial yaitu proses pembentukan akhlak mulia dan momen untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan.
Bayangkan bila mayoritas orang tua di Indonesia bisa menjadikan Ramadan sebagai momen untuk membentuk karakter anak. Jutaan anak Indonesia dapat menjadi sosok berakhlak mulia dan peduli sesama. Dalam jangka panjang, anak-anak dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang berintegritas.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memanfaatkan Ramadan sebagai momen untuk mengajarkan nilai-nilai utama kehidupan kepada anak-anak. Pelajaran apa yang bisa diajarkan kepada anak-anak tentu bisa berbeda-beda. Setiap orang tua akan menemukan teachable moment-nya sendiri yang mungkin berbeda antara satu dengan lainnya.
Di satu keluarga, mungkin akan menemukan teachable moment tentang kebersamaan. Keluarga lainnya bisa memperoleh nilai lain seperti kejujuran, kepedulian, atau yang lain. Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah bagaimana orang tua mengambil kesempatan untuk mendidik anak di bulan Ramadan ini dengan penuh kasih sayang.
Artikel ini pernah tayang di parentalk.id pada Rabu, 19 April 2023.