Peran perempuan terus mengalami evolusi. Peningkatan kualitas hidup masyarakat membuka kesempatan bagi perempuan untuk ambil andil dalam pembangunan. Konsekuensinya, kemajuan ini meningkatkan ekspektasi publik terhadap perempuan dan menguji batas kemampuannya dalam bermasyarakat. Situasi ini mendorongnya untuk berkarya dan menjadi bagian dari perubahan. Â
Berangkat dari sebuah kepedulian yang kemudian menjadi gagasan, banyak yang akhirnya berkembang menjadi gerakan aksi hidup baik. Â Hal ini yang memberikan semangat perubahan sekaligus menunjukkan eksistensi perempuan penggerak. Madam Puri, seorang sosok di Kelurahan Bambu Apus, Cipayung, prihatin dengan banyaknya remaja di lingkungannya yang bermasalah dengan hukum. Dia berkontribusi dengan memberikan pembinaan melalui kegiatan positif seperti pelatihan musik, otomotif, membuka program Kejar Paket, pelatihan YouTube, bank sampah, sanggar belajar dan banyak lagi.Â
Ada pula Ibu Ros, walau telah berusia lebih dari 80 tahun tetap mendedikasikan diri membantu anak-anak yang kurang beruntung dalam mengakses pendidikan. Beliau pun menginisiasi program pendidikan anak yatim dan dhuafa sejak tahun 1976 di kediamannya di Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Madam Puri dan Ibu Ros merupakan dua contoh dari banyaknya perempuan Indonesia yang memberikan kontribusi dan menebarkan aksi hidup baik bagi kebahagiaan masyarakat sekitar. Sebuah cerita yang kerap tenggelam dalam sibuknya perbincangan berita viral di media sosial. Kisah mereka menjadi bahan refleksi ketika dunia merayakan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret dan Hari Kebahagiaan Internasional pada 20 Maret ini; Bagaimana perempuan Indonesia berperan dengan pilihannya dalam masyarakat? Â
Data Dukcapil Kemendagri tahun 2022 mencatat bahwa 49,52% Penduduk Indonesia adalah perempuan. Ini menunjukkan bahwa hampir setengah penduduk Indonesia merupakan perempuan dan selayaknya memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam memberikan kontribusi untuk masyarakat.Â
Lima tahun perjalanan di Jakarta menunjukkan bahwa peran perempuan cukup instrumental bagi pembangunan kota.Â
Mereka adalah penopang kehidupan sebuah kota. Begitu banyak pembelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya dari para perempuan yang selama ini bergerak memberdayakan diri untuk meningkatkan kesejahteraan banyak orang di sudut-sudut ibukota ini. Sosok-sosok inspiratif yang bergerak menularkan kebaikan demi mengejar keadilan bagi semua, dalam senyap, di tengah hiruk pikuk perkotaan. Â
Sosok pembelajar yang mau memperkaya dan memberdayakan diri demi meningkatkan kesejahteraan keluarga. Sosok yang memiliki kepekaan dalam menganalisa kebutuhan dan tantangan masyarakat sekitar, kemudian mau ambil tanggung jawab untuk bergerak dan berdampak melalui aksi hidup baiknya. Para perempuan penggerak ini layak disebut Ibu Ibukota. Â Â
Ibu Ibukota hadir di tengah masyarakat. Mereka mengamati situasi, belajar untuk menemukan solusi, berdialog, dan mengajak masyarakat untuk bergerak melakukan kebaikan. Tidak sedikit pula yang mengajak pemangku kepentingan terkait seperti pemerintah, swasta, dan komunitas untuk bergerak bersama. Kolaborasi ini kemudian menjadi hal yang penting dalam mendorong keberhasilan sebuah gerakan. Ada harapan bahwa semakin banyak pihak yang terlibat, akan memberikan hasil yang semakin memuaskan, dan dampak yang kian nyata. Semakin banyak perempuan yang berdaya, maka percepatan pembangunan dan peningkatan taraf hidup masyarakat dapat terwujud. Â
Titik Akupuntur Aksi Hidup Baik
Kebaikan yang dikerjakan para perempuan penggerak ibarat titik akupuntur yang merambah ke sudut-sudut kota. Aksi hidup baik tersebut menyebar dari berbagai penjuru kota, mengatasi berbagai masalah warga. Dampaknya adalah keseimbangan dan kenyamanan yang bisa dirasakan di level kota. Tanpa kita ketahui dan sadari akan apa yang mereka kerjakan, masyarakat Jakarta dapat merasakan dampaknya. Â
Aksi hidup baik dapat berupa sebuah aktivitas sederhana, seperti memilah sampah dari rumah, membawa tas belanja sendiri, atau membuat kerajinan dari bahan daur ulang. Satu aksi hidup baik yang diawali dari diri sendiri, mampu memotivasi beberapa orang, dan kemudian menjadi sebuah gerakan bersama.  Aksi hidup baik tidak hanya berkaitan dengan satu isu saja seperti lingkungan, namun juga dapat mencakup isu lainnya seperti pendidikan dan kesehatan. Ibarat sebuah orkestra, berbagai macam instrumen ketika dimainkan bersama dapat  menghasilkan sebuah simfoni yang indah. Harapannya berbagai aksi hidup baik yang tersebar di sudut-sudut kota, ketika digerakkan bersama, dapat menjadi simfoni kehidupan yang bermakna bagi semua.Â
Merangkul Keadilan Â
Keadilan bagi semua menjadi tujuan dalam melakukan aksi hidup baik. Ada harapan bahwa ketika perempuan memberdayakan orang lain dan menebarkan benih kebaikan, maka ada kontribusi dalam meningkatkan taraf hidup, bukan saja untuk perempuan itu sendiri, melainkan juga bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya.Â
#EmbraceEquity atau merangkul keadilan adalah situasi yang dihadirkan para sosok Ibu Ibukota melalui gerakan aksi hidup baik di lingkungannya masing-masing. Akses masyarakat untuk mendapatkan hak kesejahteraan jadi semakin mudah. Mulai dari hak untuk tinggal di lingkungan yang asri, hak anak-anak putus sekolah untuk kembali mengenyam pendidikan, hingga hak untuk mendapatkan kesehatan dasar, semuanya dapat terpenuhi. Para Ibu Ibukota membantu masyarakat mendapatkan kesejahteraan dengan caranya masing-masing. Â
Pengalaman lima tahun di Jakarta memberikan optimisme. Jakarta menunjukkan wajah humanis dan meyakinkan bahwa Indonesia pasti memiliki lebih banyak cerita-cerita inspiratif yang dapat digali menjadi pemantik dalam bergerak melakukan aksi hidup baik. Masih banyak di penjuru Indonesia, di sudut-sudut kotanya, tersebar titik-titik akupuntur aksi hidup baik dari para perempuan penggerak yang membuat Indonesia lebih penuh harapan. Â
Mengutip Kofi Annan, Sekretaris Jenderal PBB tahun 1997-2006:Â
"Ketika perempuan berkembang, semua masyarakat mendapat manfaat, dan generasi penerus diberikan awal yang lebih baik dalam hidup"
Kami pun meyakini bahwa perempuan masa kini memiliki andil yang lebih besar dalam pembangunan. Jakarta telah membuktikan bahwa para Ibu Ibukota ini adalah penopang kehidupan sebuah kota. Para perempuan yang menghadirkan kebahagian ditengah masyarakat. Â Mereka adalah kekuatan besar dalam transformasi sosial. Maka, sudah saatnya seluruh penjuru Indonesia ikut merasakan semangat perubahan dan kemajuan melalui pemberdayaan perempuan. (FF) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H