Mohon tunggu...
muhammad alim
muhammad alim Mohon Tunggu... freelance -

pharmacist/backpacker gembel/ tulisanbackpacker.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Treking di Gunung Mahawu, Tak Semainstream di Pulau Jawa

19 Mei 2016   10:38 Diperbarui: 19 Mei 2016   10:50 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana di daerah tomohon sangat berbeda dengan di manado, udara disini sejuk, hijau dan pasti adem. View gunung lokon dan mahawu menjadi daya tarik tersendiri di gardenia hotel. Cewek-cewek disini juga cakep bro, kayak china tapi gak sipit. Cewek tomohon ini sudah terkenal cantiknya di seantero Sulawesi utara, busyett lebay lu ! Kalo kata bang rahung (batak) dari 10 cewek tomohon ada 12 yang cantik, nah loh 2 nya dapet dari mana bang ? kalo kata bang egy (bandung) cewek bandung itu manis, kalo cewek tomohon itu cantik, kalo kata bang dewe’ cewek tomohon itu putih mirip bule. Kalo kata gw, cewek tomohon itu perpaduan yang pas, putih china kadang juga putih bule, mata bulat, tinggi, rambut lurus, pokoknya perpaduan yang sempurna.  

sup jagung
sup jagung
Sup jagung, menjadi makanan pembuka yang istimewa di resto green garden. Sehabis basah-basahan siang tadi,  sup yang hangat masuk ke perut, dengan manis gurihnya jagung, badan jadi hangat lagi. Tak ada kegiatan pada malam hari, hanya sebatas mempersiapkan repacking buat dibawa trekking. Focus istirahat, karena bakal bangun pagi pukul 03.00 dini hari buat trekking di gunung mahawu.

gardenia hotel
gardenia hotel
Bunyi alarm membuyarkan mimpi gw, gw lihat jam pukul 02.45 segera gw bangun dan cuci muka. Kita berkumpul di depan hotel dengan kudapan 2 buah botong sandwich, sekedar mengisi perut yang kosong. Sengaja gw gak make jaket meski lagi dingin bgt disini. Mau sedingin-dinginnya kalo trekking pasti panas dan berkeringat, kecuali kalo trekking di cartens atau Himalaya, wajib tuh pake jaket, he.

sunrise
sunrise
Kita start pukul 03.30 dini hari. Gemilang bintang menghiasi langit tomohon, suara serangga menemani trekking kali ini. Sudah lama bgt enggak naik gunung, untung ini hanya trekking 2 jam kurang dan medannya juga enggak berat. Medan tanah di awal start dan medan beton yang sudah dikasih pegangan sampai ke puncak, jd memudahkan kita untuk trekking. Meski pengolaan disini bagus, nampaknya antusias warga tomohon dan sekitar untuk naik gunung masih kurang, beda sekali dengan di jawa, di gunung udah kayak mall di weekend. Jalur disini di penuhi semak-semak melintang, dan saat di puncak juga hanya ada team kita. Sebenernya ada 2 jalur untuk sampai puncak, jalur cepet 15 menit untuk wisata dan jalur lama 2 jam untuk adventure.

pagi tomohon
pagi tomohon
Gunung mahawu adalah gunung bertipe stratovolkano yang masih aktif, sebuah kaldera menganga besar di tengah gunung. View gunung lokon yang nampak  lebih besar dan gagah yang ditengahnya juga terdapat kaldera yang masih aktif mengeluarkan asap. Cahaya jingga menghiasi lagit-langit, gelap semakin pudar. Kompor gas portable di dihidupkan, panaskan air dan menyeduh kopi panas. gw bakar sebatang rokok, gw hisap asap dalam-dalam, sembari menikmati cahaya hangat matahari yang menerpa wajah. gw aduk-aduk kopi hitam, duhh aroma  kopi menyeruat ke hidung, gw sruput pelan, kembali mata gw menatap gunung lokon yang malu-malu tertutup kabut.

kaldera mahawu
kaldera mahawu
Setelah merasa cukup melihat sunrise, kita menyusuri kaldera sampai di jalur turun jalur wisata. Ahh f#ckingshit, cukup 5 menit kita turun sudah sampai di parkiran mobil. Kita melanjutkan perjalanan menuju pasar beriman pasar ekstrim tomohon.

img-20160506-060223-573d37da5097739704739b4d.jpg
img-20160506-060223-573d37da5097739704739b4d.jpg
d9a6f0cb95d8027da5bc6655b0ce366c-573d34db527a61c90463f093.jpg
d9a6f0cb95d8027da5bc6655b0ce366c-573d34db527a61c90463f093.jpg
img-20160506-033726-573d34c4387b616b05d1661e.jpg
img-20160506-033726-573d34c4387b616b05d1661e.jpg
-feryanymous07@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun