Mohon tunggu...
muhammad alim
muhammad alim Mohon Tunggu... freelance -

pharmacist/backpacker gembel/ tulisanbackpacker.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Serunya Rock Climbing di Dinding Kilo Tiga, Amurang, Minahasa Selatan

17 Mei 2016   22:27 Diperbarui: 26 Mei 2016   19:39 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panas terik matahari menyambut kedatangan kami di bandara Sam ratulangi, jam menunjukkan pukul 09.30 wita. Sebuah kata-kata Si Tou Timou Tumou Tou yang bertengger dibawah tulisan Sam ratulagi Manado membuatku penasaran. Belakangan gw tahu, kata-kata itu adalah semboyan dari masyarakat minahasa yang artinya “Manusia hidup untuk memanusiakan orang lain”. Yapp begitulah semboyan yang dipegang masyarakat minahasa sampai saat ini.

Perkembangan pembangunan di kota manado nampak jelas setelah keluar dari bandara, pembukaan jalan baru, pelebaran jalan, pembangunan rumah sakit dan pembangunan fasilitas kesejahteraan rakyat lainnya.

City Ekstra
City Ekstra
Kegiatan pertama dari superjourney adalah rock climbing di dinding kilo tiga, di kec amurang kab minahasa selatan. Sebelum kesana kita makan siang di city ekstra restoran seafood. Berlokasi di tepi laut dengan view manado tua, menikmati makan siang, angin sepoi-sepoi dan menikmati view manado tua di seberang laut. Ahh sadap, mantab pisan oe dan the bestnya adalah sambal dabu-dabu yang akan dicari di setiap tempat makan.

Perjalanan Menuju Dinding Kilo tiga
Perjalanan Menuju Dinding Kilo tiga
Perjalanan menuju amurang kita sempet terguyur hujan lebat, bahkan sampai banjir di jalan raya. Sempet berteduh juga di rumah warga, ya kita ngopi santai dulu sampai cuaca cerah kembali. Perjalanan menuju dinding kilo tiga dari desa kilo tiga kita tempuh dengan jalan kaki dengan jarak tempuh kurang lebih 3 km, dengan pemandangan kebun kelapa dan pohon aren. Alunan suara lonceng yang di pasang di daypack ayu’, suara burung gagak yang saling bersautan dan suara aliran sungai yg terdengar deras menemani perjalanan menuju dinding kilo tiga.

Dinding Kilo Tiga
Dinding Kilo Tiga
Sebuah tebing yang menjulang tinggi, pepohonan yang masih asri dengan struktur bebatuan yang terbalik, agak aneh sih, tapi itulah ciri khas dari dinding kilo tiga. Dinding kilo tiga amurang emang surganya para pecinta panjat tebing, dari jalur pro sampai newbie ada disini. Kerumitan struktur batu menjadi tantangan tersendiri untuk para climber. Sebuah tebing yang memiliki sebuah misteri, yang baru di ceritakan setelah kita pulang menuju daerah tomohon. Banyak jalur yang bisa kita panjat, dari yang newbie sampai yang pro. Karena ini cuma intro kita dikasih jalur yang newbie. Tapi tetep saja kaki gw mendadak lemes, dan jantung berdegup kencang membayangkan gw memanjat tebing ini, hehe.

Tim Ekspedetion Memberi contoh
Tim Ekspedetion Memberi contoh
Hari pertama kita di briefing tentang rock climbing, pengenalan nama beberapa alat, dan cara yang benar saat menuruni dinding. Cukup antusias melihat leader memperagakan menaiki tebing, meski agak ngeri juga melihatnya. Tiba saatnya para peserta untuk mencoba, satu persatu mulai mencoba menaikinya, dan belum ada yang berhasil sampai titik puncak yang sudah di tandai. Tiba giliran gw, gw pasang sepatu khusus shoes climbing, yang nomer ukuran kaki di kurangin 1 dari normal. Agak kurang nyaman saat di pake jalan, tapi nyaman saat memanjat dinding. Gw kumpulkan keberanian dan cukup mudah di awal start. Tiba di pertengahan menuju puncak kaki gw seakan lemes, jantung gw berdegup kencang di barengi dengan adrenaline yang meningkat drastis. Pijakan kaki yang tipis, cengkeraman tangan yang kurang kuat, rasanya stuck di titik itu, tanpa berfikir panjang dan mencari penyelesaian untuk mencapai puncak, pikiran gw terlalu buntu. “Stop sampai sini, gw turun”, teriak gw. Turunpun menjadi sebuah problematika tersendiri buat gw atau lebih tepatnya tantangan kali ya, dengan posisi yang tidak nyaman, gw harus mengayun kebelakang melepaskan diri dari dinding. Jantung berdegup lebih keras lagi, gw ayunkan tubuh kebelakang, tangan di taruh di belakang, kaki berjaga di depan untuk bersiap bersentuhan dengan dinding. Gw pun mulai bernafas stabil lagi dengan posisi yang nyaman untuk berayun turun. Huff gila teriak gw, ini pengalaman yang seru, meski gagal sampai puncak.

Bang Rico Mencoba Memanjat Tebing
Bang Rico Mencoba Memanjat Tebing
Setiap jalur mempunyai kesulitan masing-masing, enggak cuma pengetahuan tekhnik dan jam terbang, sebuah feeling juga sangat diperlukan, dan kita di tuntut untuk berfikir cepat dalam menyelesaikan masalah. Kesulitan bukanlah sebuah hambatan untuk menyerah, di satu titik kesulitan adalah sebuah tantangan tersendiri untuk menyelesaikannya. Keep climbing !

sambal dabu-dabu
sambal dabu-dabu
Persiapan Sebelum Memanjat
Persiapan Sebelum Memanjat
 

Ngeri cuy
Ngeri cuy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun