Mohon tunggu...
Adhi FHS
Adhi FHS Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa, hanya mencintai malam...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seperti Merpati Jantan yang Kemayu

5 Desember 2012   09:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:09 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai yang Mahakuasa, kekasih seluruh alam semesta

Yang abadi dan kekal adalah ada dalam cinta-Mu

Yang Agung dan azali adalah ciptaan-Mu

Sedang aku adalah malam kosong

Aku pernah lupa dan hitam

Kepekatan diri menjadikan mata gelap menatap

Pendengaran hati-pun menjadi tuli, membisukan kebenaran

Aku semakin tak sadar bahwa keheningan adalah cambuk mulia

Memompa batin untuk memeluk hangat cahaya

Sedang hidupku menjadi tawanan dunia

Wahai air laut yang hitam ketika aku terpejam

Arahkan anginmu membawaku berlayar tenang

Wahai simponi yang lezat ketika aku lapar

Mainkan nadamu agar hati menari

Wahai merpati yang tak lagi sepasang

Terbangkan aku pada angkasa yang merindu

Allah-ku, tempatku berserah dan tempat ruhku kembali

Batinku terlelap ketika mendengar nama-Mu

Pikiranku rebah jika menghikmati siapa aku dan siapa Engkau

Hatiku merintih ketika tenggelam di laut penyesalan

Wahai cinta-Mu yang Mahaputih bila aku merasakan

Engkau, lentera yang tak akan pernah padam

Menyebarkan cahaya,menerangi batin yang gelap

Aku sadar, kemarin-kemarin cintaku kepada-Mu masih seperti ombak

Pasang dalam ketakutan lalu surut dalam kemunafikanku

Dan aku seperti terlantar

Duhai Mahaperindu yang menyediakan cahaya kedamaian

Aku menjadi lebih dekat bila langkahku cepat

Mengejar kerlip cahaya-Mu sebagai arah tujuan

Sambil berharap kekuatan hati menjadi Iman

Sebagai bekal pada hari yang dijanjikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun