Wahai yang Mahakuasa, kekasih seluruh alam semesta
Yang abadi dan kekal adalah ada dalam cinta-Mu
Yang Agung dan azali adalah ciptaan-Mu
Sedang aku adalah malam kosong
Aku pernah lupa dan hitam
Kepekatan diri menjadikan mata gelap menatap
Pendengaran hati-pun menjadi tuli, membisukan kebenaran
Aku semakin tak sadar bahwa keheningan adalah cambuk mulia
Memompa batin untuk memeluk hangat cahaya
Sedang hidupku menjadi tawanan dunia
Wahai air laut yang hitam ketika aku terpejam
Arahkan anginmu membawaku berlayar tenang
Wahai simponi yang lezat ketika aku lapar
Mainkan nadamu agar hati menari
Wahai merpati yang tak lagi sepasang
Terbangkan aku pada angkasa yang merindu
Allah-ku, tempatku berserah dan tempat ruhku kembali
Batinku terlelap ketika mendengar nama-Mu
Pikiranku rebah jika menghikmati siapa aku dan siapa Engkau
Hatiku merintih ketika tenggelam di laut penyesalan
Wahai cinta-Mu yang Mahaputih bila aku merasakan
Engkau, lentera yang tak akan pernah padam
Menyebarkan cahaya,menerangi batin yang gelap
Aku sadar, kemarin-kemarin cintaku kepada-Mu masih seperti ombak
Pasang dalam ketakutan lalu surut dalam kemunafikanku
Dan aku seperti terlantar
Duhai Mahaperindu yang menyediakan cahaya kedamaian
Aku menjadi lebih dekat bila langkahku cepat
Mengejar kerlip cahaya-Mu sebagai arah tujuan
Sambil berharap kekuatan hati menjadi Iman
Sebagai bekal pada hari yang dijanjikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H