Yang menjadi leader adalah PT Pupuk Sriwdjaya yang kemudian setelah resmi bergabung berganti nama menjadi PT.Pupuk Indonesia.
Demikian pula PT Semen Indonesia yang merupakan hasil gabungan dari beberapa perusahaan semen milik negara.
PT Semen Gresik digabungkan dengan PT.Semen Tonasa, Semen Padang, Semen Batu Raja, Semen Kujang. Sebagai existing company Semen Gresik kemudian mengubah nama menjadi PT Semen Indonesia.
Sepertinya dengan pengalaman-pengalaman yang sudah dimiliki tak akan susah membuat holding dari beberapa perusahaan, meskipun tetap saja ada challange yang tinggi terkait penyatuan tersebut.
Pertukaran saham, legalitas, dan budaya perusahaan yang berbeda, merupakan beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pembentukan holding ini.
Sampai tahun 2019 ini telah terbentuk 4 holding company BUMN diluar PT Semen Indonesia dan PT. Pupuk Indonesia.
Memang dibutuhkan model bisnis dengan kapabilitas yang teruji dan model bisnis yang sustainable selain tentu saja sumberdaya manusia yang mumpuni dalam mengelola aset sebesar Rp.8.200 triliun ini.
Pertanyaannya, apakah pembentukan holding ini akan dilanjutkan oleh Erick Thohir?
Kabar terakhir, rencana pembentukan salah satu holding, yakni holding BUMN Karya (infrastruktur dan perumahan) kelihatannya akan dibatalkan Erick.
"Akan dicari model bisnis lain terkait BUMN karya ini, mungkin akan ada sinergi antara karyawan dengan perusahaan" ujar Arya Sinulingga, staf khusus Menteri BUMN bidang Komunikasi, Rabu (20/11/19) kemarin.
Tapi tetap harus diingat janji Jokowi terkait pembentukan super holding company belum dibatalkan.