Partai Nasional Demokrat alias Nasdem terus bergerak, mencoba meraih keseimbangan baru. Setelah hari Rabu (30/10/19) lalu bertemu dengan mendatangi para petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)di Kantornya di jalan TB Simatupang Jakarta Selatan. Walaupun kita tak pernah tahu apa yang terjadi sebenarnya dalam pertemuan tersebut.
Karena dalam politik itu biasanya apa yang terlihat dipermukaan bukan etalase sebenarnya sebuah sikap. Politik itu terlihat sangat kekurangan ketulusan, bisa saya saja wajahnya terlihat senyam senyum padahal di dalamnya sedu sedan berurai air mata.
Dalam pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Umum PKS, Shahibul Umam konon katanya menghasilkan 3 kesepakatan yang tertuang dalam nota kesepahaman.
Pertama, Kedua belah pihak menghargai dan menghormati posisi masing-masing, Nasdem berada di posisi berpelukan dengan pemerintah sedangkan PKS berada di luar pemerintah berjuang sesuai dengan arah politik mereka. Namun perbedaan tersebut tak akan mengurangi fungsi check and balances keduanya terhadap pemerintah agar demokrasi tetap berlangsung secara sehat.
Kedua, Keduanya juga sepakat menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara menjalankan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai landasan setiap tindakan politik keduanya. Â Radikalisme, intoleransi, komunisme, dan separatisme tidak akan diberikan tempat oleh keduanya.
Ketiga, PKS dan Nasdem sadar bahwa secara sosiologis kebersamaan nasionalis dan agamis itu secara historis sudah terbentuk sejak lama. Tak usah dijadikan penghalang sepanjang itu demi kekuatan persatuan berbangsa dan bernegara.
Banyak pihak yang beranggapan kunjungan Nasdem ke PKS ini merupakan sebuah tanda ketidakpuasaan Nasdem terhadap hegemoni politik yang sekarang digenggam erat oleh PDIP. Dan PDIP sepertinya sedang tak menginjak bumi dan terkesan agak arogan.
Kabarnya setelah mengunjungi PKS, Nasdem akan datang mengunjungi Partai Amanat Nasional (PAN), partai yang juga ada di luar pemerintahanÂ
"Ada rencana begitu (bertemu PAN), tapi waktunya mungkin setelah kongres Nasdem," kata Willy Aditya Ketua DPP Partai Nasdem, Jumat (1/11/2019). Seperti yang dikutip dari Kompas.com
Manuver Nasdem ini mungkin saja diteruskan dengan bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pimpinan Partai yang berada diluar pemerintah lainnya. menarik sekali langkah Nasdem ini.
Seperti kebalikan apa yang dilakukan Prabowo ketika sibuk mengunjungi partai-partai yang berseberangan dengan Gerindra saat Pilpres lalu. Nah apakah kemudian perilaku sedikit nakal Nasdem ini penanda mereka akan bergabung dengan "Oposisi"?