Presiden Jokowi secara resmi sudah mengumumkan sekaligus melantik line up para pembantunya dalam menjalankan pemerintahan di periode nya yang ke II.
Kabinet yang dinamai sebagai Kabinet Indonesia Maju ini diharapkan akan membuat Indonesia lebih maju, masyarakatnya sejahtera, Baldatun Thayibatun Warabun Ghafur.Â
Begitulah kira-kira yang diharapkan Jokowi terkait penamaan kabinetnya.
"Dalam 5 tahun kemarin kita kerja, kerja, kerja. Sekarang arahnya dikerucutkan untuk mengantarkan Indonesia maju," ucap Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019) kemarin. Seperti yang dilansir Detik.com.
Jajaran menteri yang ada dikabinetnya kali ini memang terlihat seperti hasil kompromi, tak kurang dari 16 orang menteri berasal dari Partai Politik dan 18 dari kaum teknokrat. Artinya 53 persen profesional, 47 persen dari Parpol. Komposisinya hampir samalah seperti yang Jokowi sebutkan sebelum kabinet diumumkan.
Ada beberapa menteri yang mengejutkan, ada beberapa yang dianggap bisa menjadi liability, ada juga yang di puji. Banyak juga yang kecewa melihat line up kabinet ini.
Contohnya, banyak pihak masih menginginkan Susi Pudjiastuti masuk, eh malah diganti Edhi Prabowo dari Gerindra. Penempatan founder Gojek, Nadiem Anwar Makarim pun sempat menuai berbagai pendapat miring.
Bahkan meme lucu terkait penempatan Nadiem sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bertebaran di linimasa.Â
Pengangkatan Prabowo Subianto sang rival sebagai Menteri Pertahanan terlihat paling banyak dibicarakan pro dan kontra terjadi. Bagi para penggiat HAM, isu lama terkait keterlibatan Prabowo dalam pelanggaran HAM 1998.
 Walaupun sebenarnya tak ada yang menyangsikan kapabilitas Prabowo sebagai Menhan.
Di bidang ekonomi, Menteri Perdagangan di pegang wakil Partai PKB, Agus Suparmanto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dari Golkar, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dari PKB, dan Menteri Bappenas /PPN juga dari Partai, Suharso Monoarfa dari PPP.