Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Starling, Fenomena Ngopi Masyarakat Perkotaan

6 Oktober 2019   20:10 Diperbarui: 6 Oktober 2019   20:31 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua Termos berisi air panas dan batu es, menggandul dibelakang sepedanya. Berbagai jenis kopi sachetan dan minuman serbuk menjuntai disekitar stang, meliuk-liuk membelah keramaian jalan-jalan protokol Kota Jakarta.

Ya mereka lah Starling, Starbuck Keliling. Plesetan ini digunakan bagi para penjaja kopi keliling. Hampir di sepanjang jalan-jalan besar, segitiga emas Jakarta, Sudirman, Thamrin, Gatsu, dan Kuningan. Mudah sekali kita temui "Starlinger", konsumen mereka hampir setiap golongan mulai dari para sopir yang sedang duduk diparkiran, Satpam-Satpam yang menjaga gedung-gedung pencakar langit.

Bahkan para pekerja kantoran, yang berpakain rapi dan wangi kerap menyeruput kopi sachetan dengan gelas plastik khas starling. Starling merupakan pencinta keramaian, setiap ada keramaian sudah dapat dipastikan Starling ada.

Starling merupakan salah satu bentuk kreatifitas dan inovasi dalam industri perkopian Indonesia. Sebab, gaya berjualan pedagang kopi di Indonesia yang seperti itu tidak dapat ditemui di negara lain.

Salah satu pedagang starling, Hasim (31) mengaku bisa menjual 100 gelas minuman perhari. Minuman yang dijual pun beragam mulai dari minuman panas dan dingin dengan jenis Kopi, Susu, hingga Sirup dengan berbagai varian rasa. Ia menjual dengan harga Rp4.000 hingga Rp5.000 per gelas.

Jika ramai artinya apabila di Jakarta ada keramaian seperti  demonstrasi  misalnya pendapatan mereka bisa mencapai Rp.500 ribu perhari.

"Kalau ramai begini Rp 500.000 dapet. Tapi kan nanti Rp 250.000-nya disetor ke koprasi. Dan koprasi itu baik, kami butuh modal untuk membeli rokok dagangan kami bisa pinjam modal," tutur  Tohir seorang penjaja starling, beberapa waktu lalu seperti yang dikutip dari Kompas.com

Dari jumlah pendapatan sebesar itu keuntungan bersih yang ia kantongi bisa mencapai Rp.100 ribu -Rp.200 rbu perhari. Jika ditotal dalam sebulan pendapatan mereka bisa setara UMR Jakarta.

Ia mulai berjualan pukul 10.00 pagi sampai pukul 20.00 malam, berkeiling di sekitar jalan Thamrin -jalan Diponegoro Jakarta Pusat.

Ada lagi seorang penjaja kopi keliling sebut saja namanya Mahmud, ia berjualan saat aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPR di jalan Gatot Subroto, beberapa waktu lalu. Baru sejam ia berada dilokasi tersebut setengah dagangannya sudah ludes dibeli Mahasiswa yang saat itu berdemo.

"Lumayanlah bisa untung banyak nih, baru sejam udah abis banyak" ujarnya beberapa waktu lalu.

Mereka rata-rata berasal dari luar Jakarta, Madura, Pasuruan, Cirebon dan berbagai kota lain. Di Jakarta mereka kebanyakan tinggal di daerah Kwitang, Senen Jakarta Pusat.

Ada Koperasi yang menaungi mereka, memberikan pinjaman modal berupa barang dagangan dan peralatan. Modal yang mereka harus sediakan hanya sepeda saja.

Kopi memang sudah seperti minuman pokok yang harus ada bagi masyarakat urban saat ini. Kedai kopi bermunculan diberbagai  daerah strategis dihampir seluruh kota di Indonesia. Dengan hype sebesar inj tak heran industri kopi di Indonesia meningkat pesat.

Menurut Sekertariat Direktorat Jenderal Pertanian, produksi kopi Indonesia mengalami kencenderungan peningkatan produksi pada periode 1980-2016 dengan rata-rata pertumbuhan produksi kopi mencapai 2,44%.

Tentu saja terdapat peran starling dalam peningkatan di Industri kopi Indonesia ini, walau belum ada data yang benar-benar valid  berapa sumbangan mereka terhadap industri perkopian di Indonesia.

Namun yang jelas, starling mampu memberikan penghidupan bagi para pelakunya. Dan membantu pemerintah dalam menekan penangguran dan mengurangi kemiskinan, karena yang mereka hasilkan jauh diatas ambang batas ukuran kemiskinan yang berada dikisaran Rp.450 ribu perbulan

Sumber.

  1. https://amp.kompas.com/megapolitan/read/2018/08/10/19424561/kisah-para-penjual-kopi-keliling-pemburu-keramaian
  2. https://www.pantau.com/berita/perkenalkan-starling-pedagang-kopi-yang-raup-untung-jutaan-rupiah-di-jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun