Majalah Tempo bukan sekali ini saja menuai kontroversi dalam menerbitkan sebuah berita, sejak jaman orde, bahkan salah satu beritanya tentang  kapal bekas eks Jerman menghantarkan Majalah Tempo dibredel dan distop operasikan oleh pemerintah Soeharto saat itu.
Menurut saya kritikan argumentatif sekaligus artistik seperti yang Majalah Tempo lakukan sangat diperlukan di jaman demokrasi seperti ini. Ada pesan yang kuat dari gambar bayangan berbentuk Pinokio tersebut. Jokowi harus lebih mampu menguatkan dirinya dari oligarki politikus yang mengelilinginya, yang bisa saja berlaku lancung.
Terdapat quote menarik dari sahabat Nabi Muhammad SAW sekaligus menantunya Ali bin Abi Thalib terkait masalah kritikan dan pujian bagi seseorang "Memuji seseorang lebih daripada yang ia berhak menerimanya sama saja menjilatnya. Tetapi melalaikan pujian bagi orang yang berhak menerimanya menunjukkan kebodohan dan kedengkian."
Jokowi  sebagai manusia yang kebetulan mendapat mandat jadi Presiden RI tentu saja memiliki keterbatasan, ia bukan insan yang tanpa salah. Tugas kita rakyat Indoneaia sekaligus pendukungnya untuk mengingatkan.Â
Kritiklah ia dengan proporsional, jika ada menganggap kebijakannya kurang berpihak kepada kebenaran dan rakyat. Apresiasi ia jika kebijakannya bagus dan berguna bagi ke sejahteraan rakyat.
Jokowi tak mungkin benar terus karena ia bukan malaikat, Jokowi juga tak mungkin salah terus karena ia bukan setan. Jokowi cuma manusia biasa yang bisa salah juga bisa benar, kritiklah ia dengan proporsional. Pujilah ia juga dengan sewajarnya. Dukung lah Jokowi secara kritis, tak perlu memuja berlebihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H