Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi Ternyata Penuh Beban, Bukan Tanpa Beban

13 September 2019   11:08 Diperbarui: 13 September 2019   12:09 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan setelah terpilih kembali menjadi Presiden untuk periodenya yang ke-2 Jokowi seperti tak lincah lagi dalam membuat kebijakan dan bergerak. Tadinya saya sangat berharap Jokowi akan seperti Mendiang Presiden ke-3 B.J. Habibie yang bergerak begitu cepat dan banyak sekali yang beliau perbuat dan putuskan walaupun usia pemerintahannya hanya 16 bulan saja.

Harapan yang digantungkan ketika memilih Jokowi, ia akan mampu bergerak lebih cepat dan tepat melanjutkan segala kebijakannya di periode pertama yang saya anggap sudah on the right track. 

Apalagi sesaat setelah terpilih kembali, ia berucap bisa bergerak lebih bebas karena tidak ada beban untuk terpilih kembali untuk pemilihan presiden tahun 2024."Saya dalam 5 tahun ke depan insyaallah sudah tidak memiliki beban apa-apa. Jadi, keputusan yang gila, keputusan yang miring-miring, yang itu penting untuk negara ini akan kita kerjakan. Jadi saya tidak memiliki beban apa-apa," katanya. Minggu (16/6/2019) lalu, seperti yang dikutip dari CNBCIndonesia.com

Betapa senangnya hati saya saat mendengar ucapan ini, saya merasa berhak berkomentar karena saya memilih Jokowi dan ikut berjuang walaupun tidak masuk organisasi partai manapun atau relawan terdaftar manapun. 

Paling tidak saya sering ber-twitwar dengan pendukung sebelah, dan sempat bersitegang dengan beberapa keluarga dan teman pendukung Prabowo-Sandi, untuk mensosialisasikan program dan kebijakan-kebijakannya.

eh, tak dinyana belakangan ini berbagai tindakan dan kebijakan yang diambilnya tidak mencerminkan sesuai dengan statement "tanpa beban lagi". Untuk memutuskan para pembantunya saja seperti berat banget, komposisi menteri begitu hati-hati ia putuskan. Padahal jelas banget, menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 17 Ayat 2, bahwa menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden.

Hak Prerogatif Presiden, tak ada satupun atau siapapun yang berhak menentukan menteri kecuali presiden. Kendati sudah jelas seperti itu, tanpa tedeng aling-aling apalagi perasaan malu, partai-partai pendukung Jokowi pada saat pemilihan presiden, minta jatah secara eksplisit dan terkesan mendikte. 

Mereka merasa sudah berdarah-darah dan berkeringat sekujur tubuh untuk menjadikan Jokowi sebagai Presiden. Padahal mau darah yang keluar berliter-liter atau keringat yang mereka keluarkan bercucuran sampai badannya tenggelam dalam keringat, jika rakyat tidak mau memilihnya ya gak akan jadi. 

Apakah Gerindra, PAN, Dan PKS tidak berdarah-darah dan berkeringat saat pilpres kemarin, tapi karena rakyat yang memilih Prabowo-Sandi lebih sedikit dari rakyat yang memilih Jokowi, maka Jokowi lah yang jadi presiden. Artinya yang memilih itu rakyat dan Jokowi bertanggung jawab terhadap rakyat, bukan kepada partai politik, relawan, atau siapapun.

Karena tekanan dari berbagai pihak dan berhitung terlalu lama siapa dapat apa, sampai hari ini Kabinet yang diharapkan bisa langsung bekerja saat periode ke -2 dimulai masih belum jelas juntrungannya. Eastereggs, kalo meminjam istilah film memang terus dimunculkan, melalui statement sepotong-sepotong, membuat rakyat terus dilanda ketidakpastian.

Ingat dunia usaha itu butuh kepastian, personal yang akan menduduki jabatan-jabatan strategis yang berhubungan dengan iklim usaha bisa terlihat melalui rekam jejak personal tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun