Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Menterinya Imam Nahrowi seketika bereaksi dengan menyatakan dalam cuitannya di akun Twitter miliknya, "Mestinya jalan terus karena tak ada unsur eksploitasi anak. Bahkan audisi Djarum sudah melahirkan juara-juara dunia. Lagipula olahraga itu butuh dukungan sponsor. Ayo lanjutkan," tulis @nahrawi_imam di Twitter, Minggu (8/9/2019).
Sekarang giliran pendukung KPAI ramai-ramai menyerang Menteri asal PKB ini. Mereka menyayangkan ucapan sang Menteri yang mengeluarkan statement secara terburu-buru.
Sebetulnya semua kegaduhan ini tidak harus terjadi jika KPAI bisa melakukan pendekatan yang lebih personal kepada PB Djarum, walaupun menurut salah satu Komisioner KPAI Sitti Hikmawaty mereka sudah memanggil PB Djarum terkait Audisi.
"KPAI sudah pernah memanggil Djarum Foundation dan menjelaskan bahwa ada eksploitasi anak dalam audisi bulu tangkis selama ini," katanya di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (2/8/2019).
KPAI mungkin bisa melakukan pendekatan lebih panjang tanpa perlu meramaikan keluar dan menjadi konsumsi publik. Baru setelah kesepakatan tercapai biarkan Djarum yang berbicara ke publik.Â
Berilah mereka muka, manusiakanlah, walaupun mungkin benar PB Djarum sudah melanggar aturan, tapi kan selama 13 tahun mereka melaksanakan kegiatan ini dan semuanya baik-baik saja.
Jangan lupa jasa mereka terhadap bulutangkis dan kehidupan nasional juga tidak sedikit. Selama 13 tahun menyelenggarakan Audisi 5000 perserta sudah dilatih dan mendapatkan beasiswa full dari  PB Djarum, 11 pemain binaannya berhasil menyumbangkan medali Olimpiade, tak main-main, OLIMPIADE.
Ya siapapun dengan jasa sebesar itu kemudian diobok-obok dan terkesan dipermalukan akan melawan. Apalagi Djarum dengan kekuatan finansial yang nyaris tak ada lawannya di Indonesia ini.
Sekarang semua pihak harus mulai menahan diri, biarkan pihak-pihak yang berkompeten dan memiliki bargaining position tinggi, untuk berdiskusi agar menemukan jalan agar tidak ada yang tersakiti.
Jangan sampai Djarum merasa "Doing the hard things for ungreatful".
Sumber:
kompas.com
suara.com
kompas.com