Tri Risma Harini begitu nama lengkapnya, Walikota Surabaya 2 periode dan sekarang merupakan periode keduanya, secara tidak sadar sudah memiliki perangai ilmiah yang dipakainya untuk membuat kebijakan-kebijakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan warganya.Â
Dengan kebijakan-kebijakannya ia mampu menghemat APBD Kota Surabaya sebesar 29%. Seluruh pengelolaan keuangan Kota Surabaya menggunakan teknologi.Â
Hampir seluruh kegiatan pemerintahan daerah Surabaya operasionalnya menggunakan teknologi yang ia dapat dari hasil riset dan kajian yang ia lakukan bersama para akademisi.
Jangan harap lagi melihat antrean mengular panjang pasien rumah sakit pengguna BPJS Kesehatan, berkat aplikasi yang ia bangun pasien cukup mendaftar dari rumah melalui hp yang mereka miliki dan akan mengetahui antreannya nomor berapa dan harus datang jam berapa. Â
Para milenial peminat start-up diberi karpet merah, Co-Working Space ia bangun dan dapat dipergunakan dengan gratis, diberi pendamping dan insentif serta modal apabila mereka sudah mulai berjalan,.
"Saya kontrol tiap bulan mereka itu, cape sih memang tapi yah gimana lagi itu warga saya, saya harus beri mereka kesempatan untuk maju," ujar Risma.
Semoga apa yang dilakukan oleh Walikota Surabaya Tri Risma Harini, bisa menular kepada Gubernur, Walikota dan bupati di daerah-daerah lain di Indonesia.Â
Memang tidak akan mudah dan walaupun di duplikasi secara utuh belum tentu juga akan berhasil karena setiap daerah memiliki karakteristik dan problem yang berbeda-beda, namun " perangai ilmiah" ini lah yang diharapkan menular, karena apabila sebuah kebijakan lahir atas dasar hasil riset dan kajian mendalam biasanya tidak akan mengecewakan. Tidak seperti menutup bau Kali Item dengan jaring.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H