Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Jumlah Orang Miskin "Tinggal" 25 Juta, Ketimpangan pun Berkurang

16 Juli 2019   11:37 Diperbarui: 16 Juli 2019   15:23 3887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga beraktivitas di permukiman kumuh kampung nelayan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (20/1/2018). Angka kemiskinan di Jakarta saat ini mencapai 3,77 persen dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan angka kemiskinan di Ibu Kota turun satu persen dalam kurun waktu lima tahun.(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan agregat yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). 

BPS.go.id
BPS.go.id
Angka 0,382 itu menurun 0,002 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2018 yang sebesar 0,384 dan menurun 0,007 poin dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2018 yang sebesar 0,389. 

Seperti halnya kemiskinan yang berbeda-beda di setiap wilayah/provinsi Gini Ratio pun demikian, walaupun untuk memudahkannya biasanya dibagi antara daerah perkotaan dan pedesaan saja. 

Masih menurut BPS Gini Ratio di daerah perkotaan per Maret 2019 ini tercatat sebesar 0,392, naik apabila kita bandingkan dengan Gini Ratio per September 2018 yang besarannya 0,391. Lebih jauh lagi penurunannya apabila kita bandingkan dengan bulan Maret tahun lalu yang sebesar 0,401. 

Sama halnya dengan daerah perkotaan di daerah pedesaan pun mengalami penurun Maret 2019 ini Gini Rationya sebesar 0,317 Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2019 tercatat sebesar 0,317, turun bila dibanding Maret 2018 lalu yang berada di titik 0,324. Apabila kita memakai standar World Bank, distribusi pengeluaran individu yang berada di kisaran 40% terbawah jumlahnya 17, 71%, artinya pengeluaran penduduk pada Maret 2019 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.

Angka kemiskinan dan ketimpangan dalam pemerintahan Jokowi yang terus menunjukan perbaikan walaupun apabila kita lihat angkanya tidak terlalu signifikan. Tidak terlepas dari usaha pemerintah dalam menjalankan berbagai macam program pengentasan kemiskinan. 

Program tersebut dilakukan melalui Beras Sejahtera, Program Keluarga Harapan, Program Indonesia Pintar, Reformasi Agraria dan Perhutanan Sosial, dan Jaminan Kesehatan Nasional, dan dana desa.

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika, mengatakan dengan pertumbuhan ekonomi 5,07% pada triwulan I-2019, maka dapat dikatakan bahwa 1% pertumbuhan ekonomi mampu mengurangi sekitar 159 ribu penduduk miskin. 

Walaupun ia tidak memungkiri bahwa dalam kenyataan di lapangan realisasi pertumbuhan ekonomi tidak begitu dirasakan langsung oleh masyarakat. 

Tapi paling tidak hasil pertumbuhan ekonomi ini bisa terlihat dari pengurangan tiga masalah sosial "Yaitu kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan pendapatan. Artinya, terjadi pendalaman kualitas pemembangunan," ujarnya.

Angka-angka di atas kertas memang benar menunjukan perbaikan, namun apakah di alam nyata memang terjadi seperti itu? itu harus dilakukan cek dan ricek seperti janji Jokowi kemarin dalam pidato visi bagi pembangunan bangsa, "Saya akan datangi, saya akan cek dan ricek"katanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun