Kabar baik bagi para pengguna angkutan udara, pesawat. Tiket pesawat memang terus naik sejak kuartal keempat tahun lalu. Kondisi ini memaksa pemerintah berpikir keras bagaimana caranya menurunkan harga tiket pesawat yang terbang tinggi.
Upaya Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan, untuk menurunkan harga tiket pesawat tidak membuahkan hasil. Bahkan Presiden Jokowi harus turun tangan dengan meminta Pertamina untuk menurunkan harga avtur agar harga tiket pesawar juga turun, mengingat avtur menyumbang 40-45 persen komposisi penentuan harga tiket pesawat.
"Pilihannya hanya satu, harga (avtur) bisa sama dengan harga internasional tidak. Kalau tidak bisa, saya akan masukkan kompetitor lain, sehingga terjadi kompetisi, karena ini memang mengganggu sekali," kata Jokowi saat itu
Setelah harga avtur diturunkan pada Bulan Februari 2019 melalui Menhub Budi Karya, Jokowi minta harga tiket pesawat harus turun dalam satu pekan ke depan. "Diusahakan (tarif tiket pesawat turun) minggu ini," katanya.
Turun? Ya ga lah! Harga tiket pesawat masih anteng saja di atas awan. Mendekati Bulan Ramadan, usaha lain dilakukan Budi Karya. Ia meminta bantuan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Darmin Nasution agar harga tiket yang bandel tidak mau turun dengan kuasa Darmin bisa turun
Yah seperti usaha sebelumnya tiket tak kunjung turun. Isu kartel mulai merebak dalam penentuan harga tiket pesawat mengingat hanya ada 2 kelompok besar perusahaan penerbangan.
Grup Garuda dengan Garuda Indonesian Airways, Citilink, dan Sriwijaya Air. Dan grup lainnya ialah Lion Air Grup yang terdiri dari Lion air Batik Air, dan Wings Air. Keduanya menguasai industri penerbangan di Indonesia.
Kedua grup tersebut membantah terjadinya kartel. Direktur Niaga Garuda, Pikri Ilham Kurniansyah membantah hal tersebut ketika kebetulan saya sempat bertemu dengannya.
"Tidak ada kartel itu mas, yang ada kita pakai batas atas saja, kan ada batas atas dan batas bawah," ujarnya beberapa waktu lalu.
Sementara Lion air menurut Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro, ketika disinggung masalah kartel tiket, ia menjawab "Jika berhubungan dengan harga jual tiket, bahwa besaran tarif tiket (harga jual) yang dijalankan telah sesuai aturan regulator, Lion Air Group tidak menjual yang melebihi batas atas/maksimum atau menjual masih berada di bawah koridor tarif batas atas layanan kelas ekonomi domestik."
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan bahwa wisatawan domestik turun lumayan tinggi mengakibatkan industri pariwisata nasional lesu darah. "Penurunan kunjungan wisatawan 20-40 persen, kalau mau dirata-rata sekitar 30 persen penurunannya. Kalau sampai sekarang belum (penurunan tiket), jadi komplain masih besar. Efektivitasnya tidak terasa sampai ke bawah," katanya.
Dengan kondisi dan dampaknya sudah mulai ke mana-mana, memaksa pemerintah untuk lebih tegas. Akhir Juni 2019 lalu Menko Perekonomian Darmin memanggil seluruh stakeholder penerbangan nasional untuk berbicara masalah tiket ini. Hasilnya mereka sepakat bahwa harga tiket pesawat per tanggal 1 Juli 2019 (hari Senin lalu), akan turun. Fix.
Mengenai komposisi bagaimana penurunan harga tiket itu Sekretaris Menko Perekomian Susiwiyono menerangkan bahwa perusahaan penerbangan berbiaya murah low cost carrier (LCC)Â akan memberikan diskon sebesar 50 persen dari tarif batas atas.
"Untuk menjamin ketersediaan penerbangan bagi masyarakat, pemerintah akan menyediakan penerbangan murah," katanya beberapa waktu lalu.
Jadi begini komposisi penurunan harga tiket pesawat itu
Pertama, penerbangan murah hanya berlaku setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Kedua, jam keberangkatan terbatas antara pukul 10.00 sampai 14.00 waktu lokal berdasarkan letak bandar udara.
Terakhir, penurunan harga tiket tergantung alokasi kursi dari total kapasitas pesawat.
Formulasi yang jelas dan pastinya akan diumumkan pemerintah hari Kamis ini tanggal 4 Juli 2019. Kenapa bisa turun? Karena biaya penerbangan tidak hanya akan ditanggung oleh maskapai penerbangan tetapi oleh para stakeholder di dunia penerbangan maskapai, pengelola bandara, penyedia bahan bakar, serta navigator udara.
Semoga kali ini benar-benar turun harga tiket pesawatnya, bukan cuma omong kosong belaka. Walaupun cuma 3 hari dalam seminggu dan jam-jam tertentu saja.
Namun ada yang harus diperhatikan juga oleh pemerintah bagaimana jika penumpang menumpuk di 3 hari tersebut dan ketersediaan kursi untuk tiket murah juga tidak terjamin. Karena maskapai lah yang menentukan ketersediaan kursi, ujungnya harga tiket akan naik juga, akhirnya yah sama saja: harga tiket pesawat tetap mahal.Â
Sumber: Kontan, Kompas.com, Kata Data, Inews
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H