Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Digital Bukan Cuma Alat, tapi Cara Berpikir

27 Juni 2019   07:59 Diperbarui: 27 Juni 2019   10:07 1892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun belakangan ini istilah-istilah digital menguasai hampir setiap aspek kehidupan manusia. Ruang publik penuh dengan terminologi baru yang berkaitan dengan digital, social media, big data, artificial intelegent(AI), internet of things (IoT), cloud computing, mobility & pervasive computing, robotics dan masih banyak istilah-istilah lain yang terdengar baru bagi masyarakat kebanyakan.

Dampak dari kekuatan digital itu begitu terasa oleh hampir setiap lapisan masyarakat. Terjadi disrupsi dan dekontruksi tatanan kehidupan sosial dan bisnis.Setiap insan di dunia ini sepertinya dipaksa oleh keadaan untuk mampu beradaptasi dengan digitalisasi semua aspek kehidupan. 

Perilaku sosial berubah drastis akibat kekuatan digital yang merasukinya. Bagaimana kita berkomunikasi, berbelanja, bahkan untuk mencari jodoh menjadi berbeda dengan menggunakan teknologi digital. Perubahan perilaku sosial tidak hanya disebabkan oleh inovasi teknologi digital. Melainkan juga oleh pengorganisasian sosial yang menciptakan ruang untuk kreatifitas manusia. Teknologi tidak memberi dampak apa-apa sampai manusia memberi makna. 

Bagi organisasi bisnis perubahan menjadi mutlak adanya, penyusunan strategi bisnis harus selaras dengan perubahan besar yang diakibatkan oleh kekuatan-kekuatan ini. Transformasi digital menjadi sebuah keharusan dan tidak bisa ditawar-tawar lagi bagi organisasi dan individu-individunya jika tidak ingin tergerus aliran jaman yang mengalir begitu deras.

Transformasi digital apabila kita mengacu pada transformasi kegiatan bisnis dan organisasi adalah bagaimana membuat organisasi itu mampu memanfaatkan perubahan digital itu secara maksimal bagi strategi bisnis agar profitibiltas meningkat dan proses bisnis menjadi lebih cepat dan efesien.

Transformasi digital sebuah organisasi sangat membutuhkan kontribusi indvidu-individu yang berada di dalamnya yang memiliki pola pikir digital (digital mindset) bukan hanya mampu mengimplementasikan teknologi digital paling mutakhir saja.

Pola pikir digital bukan cuma tentang kemampuan mengoperasikan teknologi digital secara teknis, namun merupakan sikap dan perilaku yang memiliki orientasi  untuk memanfaatkan teknologi digital dalam aktivitasnya bagi kepentingan organisasi. Tanpa adanya pola pikir digital dari para individunya, sebuah organisasi akan sulit untuk menjalankan transformasi digital ke arah yang dikehendakinya.

Bagi organisasi menjadi sangat penting untuk mampu mengidentifikasi dan mengembangkan pola pikir digital pada setiap individu dan talenta yang ada dalam organisasinya, karena itu merupakan langkah awal yang sangat krusial bagi sebuah perjalanan transformasi digital. Karena sejatinya masa depan digital itu adalah manusianya. 

Sumber.

Sosiologis.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun