Di dunia penuh kecemasan dan lara,
Dihadapkan pada mimpi sorga dan neraka,
Kita menjalani hidup dengan pajak sebagai beban,
Menyiksa umat manusia, tak habis-habisnya ternyata.
Dalam hiruk-pikuk dunia yang berlarian,
Pajak mengintai, tak henti menerkam,
Seperti setan yang haus akan daging,
Menyedot setiap tetes keringat yang tertanam.
Sorga pajak, katanya, di sana kesejahteraan tumbuh,
Namun, nyatanya hanya janji kosong semata,
Uang mengalir seperti sungai yang deras,
Namun, di mana ada pembagian yang adil?
Di kala wajah senyum tergantung di dinding,
Neraka pajak tiba dengan api yang membara,
Menyulut penderitaan dan kesengsaraan,
Tak peduli derita umat manusia yang teraba.
Di tengah perburuan sorga yang tak pernah berhenti,
Pajak menjadi iblis tanpa belas kasihan,
Harta benda direnggut, harapan sirna,
Dan kemiskinan pun tumbuh subur di bumi yang suram.
Banyak yang berusaha mencari jalan keluar,
Melenggang melewati pintu gerbang penderitaan,
Namun, pajak tetap menggenggam erat,
Seperti rantai yang tak pernah terlepas dari tubuh kita.
Oh, sorga pajak, di mana engkau bersembunyi?
Ataukah kau hanyalah cerita palsu yang tercipta?
Neraka pajak, tak hentinya membakar kehidupan,
Tak peduli betapa berat beban yang kita pikul.
Tapi, tunggu sebentar, mungkinkah ada harapan?
Di antara bayang-bayang hitam yang mengintai,
Apakah ada cahaya terang yang menyinari?
Mungkin, jika kita bersatu, kita dapat membebaskan diri.
Mari kita bersama-sama melawan tirani,
Menghadapi pajak dengan kepala tegak,
Berjuang untuk keadilan dan keseimbangan,
Hingga tak ada lagi neraka pajak yang melanda.
Sorga atau neraka pajak, pilihan ada di tangan kita,
Mari bersatu, mengubah takdir yang kelam,
Hidup bebas dari beban penderitaan,
Dan membangun dunia yang lebih adil dan sejahtera.
Dalam relung kesengsaraan pajak,
Terhimpit beban penderitaan umat manusia.
Sorga atau neraka, ia pun menjadi metafora,
Di antara kebijakan fiskal yang penuh kejam.
Sorga Pajak menjanjikan kekayaan yang berlimpah,
Namun nyatanya, harta dirampas tanpa ampun.
Seperti malaikat jahat yang memasang jerat,
Ia menguras setiap tetes keringat yang ada.
Di Neraka Pajak, api neraka membakar nyala,
Kesulitan hidup semakin tak terkendali.
Pekerja keras tenggelam dalam utang dan penderitaan,
Sedangkan orang kaya tertawa di atas tumpukan uang.
Negara menjadi penjaga pintu gerbang Sorga atau Neraka,
Dengan peraturan yang rumit dan lelucon yang berbelit.
Pajak penghasilan, pajak penjualan, pajak properti,
Sedikit kesalahan, dan Anda terjebak dalam perangkap.
Pajak korupsi menggurita, menjilat tulang belulang,
Kepala negara yang serakah menikmati harta curian.
Sedangkan rakyat jelata menggeliat dalam kekurangan,
Mencoba bertahan hidup dengan keringat dan air mata.
Ah, Sorga atau Neraka pajak, sulit dibedakan,
Sejuta janji manis, tetapi penindasan yang tak terhentikan.
Rakyat memelas, namun pejabat bermewah di istana,
Dengan derap sepatu kulit, mereka terus berlarian.
Birokrasi tumbuh subur, melingkari pohon pajak,
Kendali terjalin dalam kaitan yang rumit.
Penghindaran pajak menjadi permainan para kaya,
Sementara rakyat jelata terjebak dalam perangkap.
Namun, masih ada harapan di balik layar kegelapan,
Suara-suara yang bersatu menuntut keadilan.
Reformasi pajak bergema di hati setiap individu,
Menggugah semangat perubahan untuk masa depan yang lebih baik.
Sorga atau Neraka pajak, pilihan ada di tangan kita,
Bersatu melawan ketidakadilan dan penindasan.
Membangun sistem yang adil dan transparan,
Di mana beban pajak terbagi secara adil.
Hari-hari mendatang, mari kita berjuang bersama,
Menyingkirkan siksaan Sorga atau Neraka pajak.
Membangun masyarakat yang makmur dan sejahtera,
Di mana keadilan dan kemakmuran bersama-sama tumbuh.
Inilah puisi satire tentang Sorga atau Neraka Pajak,
Bentuk penderitaan umat manusia dalam metafora.
Tapi di balik kegelapan, ada cahaya yang bercahaya,
Kita bersatu melawan, menuju masa depan yang lebih cerah.
Jakarta, 19 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H