Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menimbang Ulang Rencana KCI Hilangkan Loket Di Stasiun, Antara Efesiensi dan Inklusi

1 Februari 2025   09:49 Diperbarui: 1 Februari 2025   14:28 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai bagian dari upaya transformasi digital dalam melayani pelanggannya termasuk di stasiun, pengelola dan pelaksana angkutan komuter berbasis rel di Indonesia, PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI) berencana akan menghilangkan loket-loket yang dilayani oleh para pegawainya di setiap stasiun KCI, secara gradual.

Menurut Direktur Utama PT.KCI, Asdo Artriviyanto, seperti dilansir Kompas.Com, hal tersebut merupakan bagian dari transformasi digital secara menyeluruh, termasuk terhadap sistem pembayaran yang akan mulai dilakukan tahun 2025 ini.

"Mudah-mudahan di tahun ini segera kita launching dengan beberapa bank, top up dengan menggunakan QRIS, yang nanti kita lama-lama akan menghilangkan loket-loket. Semuanya dengan digital," ujarnya, seperti disampailan Kompas.com.

Dengan asumsi mayoritas penggunannya sudah memahami cara pembayaran digital, stasiun-stasiun besar akan menjadi titik awal transformasi loket tiket ke sistem pembayaran tiket yang sepenuhnya digital, sebelum kemudian secara bertahap meluas ke sistem tiketing di daerah, di mana penggunanya masih awam dengan sistem pembayaran digital.

Mungkin yang dimaksud dengan pembayaran digital oleh PT.KCI, dalam bahasa Bank Indonesia (BI) disebut sebagai elektronifikasi transaksi keuangan, yang semula tunai menjadi non-tunai.

Kondisi Terkini Sistem Pembayaran Digital di Indonesia

Pembayaran digital saat ini memang sedang hype, penetrasinya terdorong oleh kondisi pandemi, dan edukasi serta sosialisi oleh para pemangku kepentingan di sistem pembayaran nasional, mulai dari, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan bekerjasama dengan para pelaku sektor jasa keuangan dan aplikator pendukung lainnya, yang dilakukan secara masif.

Perubahan ini, memang memberikan banyak keuntungan, karena mendorong efesiensi dan memberikan banyak kemudahan terutama dari sisi "produsen" dan pada gilirannya akan memberikan kemudahan pula bagi para penggunanya.

Contohnya, dalam hal cash handling, lebih praktis, akses lebih luas, transparansi transaksi, hingga identifikasi perencanaan keuangan lebih akurat.

Dan Quick Response Code Indonesia Standar (QRIS), merupakan bagian dari pengembangan sistem pembayaran digital, yang penggunanya menurut catatan BI per November sudah menembus angka 55 juta , dengan volume mencapai 5,46 miliar transaksi.

Inovasinya tak berhenti disitu,  teknologi QRIS terkini yang telah diluncurkan BI adalah menggunakan NFC yang bisa dipakai lewat smartphone, tinggal tempel dan pergi, tap and go.

Semuanya dibikin praktis dan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun