Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 13-14 Januari 2025 pekan lalu, memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen, menjadi 5,75 persen.
Meunurut BI, keputusan memangkas suku bunga acuan sebagai respon terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terkendali.Â
Keputusan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Pengaruh Suku Bunga Acuan BI Terhadap Suku Bunga Perbankan dan Investasi
Keputusan menaikan atau menurunkan suku bunga acuan oleh bank sentral, sangat berpengaruh terhadap suku bunga di berbagai lembaga keuangan serta dunia investasi secara umum, termasuk dalam hal penetapan kupon atau imbal hasil instrumen investasi, terutama yang berjenis fixed income seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan obligasi korporasi.
Dengan demikian, pemangkasan suku bunga acuan yang baru saja dilakukan BI, akan berpengaruh langsung terhadap penetapan kupon SBN ritel seri ORI027 yang rencananya akan ditawarkan ke publik oleh Pemerintah, mulai 27 Januari 2025 hingga 20 Februari 2025.
Meskipun dalam praktiknya, bukan hanya suku bunga acuan BI yang menjadi dasar pertimbangan pemerintah dalam menetapkan besaran kupon ORI027 atau SBN ritel lainnya.
Pertimbangan Dalam Menentukan Imbal Hasil SBN Ritel
Menurut keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu), ada empat hal lain yang menjadi dasar penetapan tingkat kupon SBN ritel, selain suku bunga acuan BI, yakni rata-rata suku bunga deposito di bank-bank besar nasional bertenor di atas 12 bulan, suku bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), tingkat yield atau imbal hasil SBN bertenor serupa di pasar, serta kondisi dan situasi ekonomi global dan domestik.
Berdasarkan catatan saya setelah melakukan riset sederhana dengan menelusuri situs resmi berbagai lembaga perbankan besar seperti Bank Mandiri, Bank BNI, BRI, BCA, dan sejumlah bank-bank yang masuk KBMI IV, tingkat suku bunga deposito bertenor di atas 12 bulan, berada di kisaran antara 2,1 persen hingga 3 persen.
Suku bunga penjaminan LPS untuk periode di awal tahun 2025 berada di level 4,25 persen.
Yield SBN dengan masa jatuh tempo 3 dan 6 tahun, yang menjadi tenor dua subseri ORI027 menurut data PHEI.Com, per hari ini 21 Januari 2025 menawarkan imbal hasil 6,8 persen untuk tenor 3 tahun dan 7,0 bagi yang bertenor 6 tahun.
Situasi ekonomi dunia suka tidak suka, akan mengacu pada berbagai Kebijakan ekonomi Presiden Trump yang baru saja dilantik.