Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Permainan Kata Dibalik Tren Penamaan Aplikasi Mobile Banking, Lebih dari Sekadar Branding

26 Desember 2024   11:52 Diperbarui: 27 Desember 2024   10:53 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila kita perhatikan, penamaan aplikasi mobile banking di beberapa bank di Indonesia polanya hampir serupa, misalnya aplikasi milik Bank Mandiri diberi merek 'Livin', Bank BNI menamakan aplikasi mobile banking-nya 'Wondr'

Begitu pun Bank Syariah Indonesia (BSI) 'Byond', Bank BCA ' Blu' atau bank asal Singapura Bank UOB dengan merek 'TMRW'

Livin, Wondr, Byond, Blu, atau TMRW jika diperhatikan dengan seksama merupakan anagram dari kata generik dalam bahasa Inggris, Living, Wonder, Beyond, Blue, dan Tomorrow.

Semua merek aplikasi mobile banking tersebut, hanya menghilangkan satu atau dua huruf dari kata generik, untuk menjadi kata non-generik yang sah digunakan sebagai merek dagang, tetapi dalam saat bersamaan dengan mudah diasosiasikan oleh publik sebagaimana yang dimaksud dari kata atau istilah generik tadi.

Apa Itu Kata atau Istilah Generik

Dalam konteks aturan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), menurut Justia..Com, situs yang banyak berbicara tentang HKI, kata atau istilah generik adalah kata yang umum digunakan untuk menyebut suatu jenis, barang, dan jasa secara umum.

Kata tersebut tidak spesifik ditujukan untuk suatu merek tertentu atau produk tertentu, melainkan mewakili seluruh kelompok produk tersebut.

Dengan bahasa sederhana, kata generik adalah kata umum yang biasa digunakan sehari-hari. Misalnya kata 'minuman,' merujuk pada semua jenis minuman, dari mulai minuman keras, bersoda, jus, air mineral atau teh dan sebagainya.

Kata "minuman" dan kata atau istilah generik lainnya tak bisa dipatenkan, karena kata itu bersifat umum, milik bersama dan digunakan oleh semua. 

Apabila kata generik dipatenkan maka dikhawatirkan akan menjadi monopoli oleh satu pihak dan menghambat persaingan sehat di pasar.

Selain itu ada beberapa alasan mengapa kata generik tak bisa digunakan sebagai merek, diantaranya, lantaran kata generik berfungsi untuk mendeskripsikan produk barang atau jasa secara umum, bukan untuk membedakan barang atau jasa satu dengan yang lainnya.

Mencegah terjadinya pendaftaran kata generik sebagai merek dagang bertujuan untuk melindungi kepentingan publik, agar setiap orang bebas menggunakan kata tersebut.

Oleh karena itulah, entitas usaha mencoba "mengakali" aturan tentang merek tersebut dengan sengaja diubah sedikit untuk menjadi nama merek yang unik.

Perubahan yang sedikit itu, secara praktis membuat perbedaan signifikan terhadap nilai branding sebuah produk dan jasa.

Tujuan dari Permainan Kata Dalam Penamaan Merek

Berdasarkan hasil analisa sederhana, dari berbagai sumber informasi yang saya olah, hal tersebut dapat terjadi karena dengan menghilangkan satu huruf atau mengubah sedikit ejaan, kata tersebut menjadi tidak lagi sama persis dengan kata aslinya. Hal ini membuat kata baru tersebut lebih unik dan mudah diingat.

Nama merek yang unik akan lebih mudah diingat dan dikaitkan dengan penamaan sekaligus makna tertentu seperti diharapkan si empunya produk, sehingga memperkuat identitas merek tersebut.

Nah, perubahan kecil dalam ejaan dapat menciptakan nuansa atau makna yang berbeda. Misalnya, "Livin'" memberikan kesan yang lebih modern dan dinamis dibandingkan dengan kata "living", tapi secara filosofis berkaitan dengan kata awalnya

Aplikasi Livin by Mandiri, menurut Bank Mandiri, secara filosofis mengandung makna kawan atau sahabat dekat yang dapat diandalkan untuk hidup lebih mudah dan bahagia.

Dengan kata lain, Bank Mandiri ingin memberi penekanan bahwa dengan memakai 'Livin', kehidupan atau "Living" dalam bahasa Inggris para penggunanya menjadi lebih mudah.

Dan memang, aplikasi mobile banking semacam Livin,dan merek lainnya merupakan salah satu game changer dalam bisnis perbankan, yang sangat memudahkan para nasabahnya sehingga kehidupannya lebih mudah.

Konsep dan Teori Permainan Kata dalam Merek

Menurut Umberto Eco dalam bukunya "The Theory of Semiotika," yang membahas secara mendalam tentang tanda, simbol, dan makna dalam komunikasi. Termasuk pada kontek penamaan merek. 

Branding, dengan kata-kata generik yang diubah sedikit menjadi nama merek yang unik lazimnya disebut sebagai 'Wordplay' atau 'Linguistic Play'

Wordplay merupakan istilah yang mengacu pada permainan kata-kata yang melibatkan manipulasi kata-kata, seperti anagram, akronim, atau pun kata-kata yang terdengar mirip. 

Tujuannya untuk menciptakan nama yang menarik, mudah diingat, dan memiliki makna tersembunyi.

Sementara 'Linguistic Play' hampir serupa dengan wordplay, tapi lebih menekankan aspek linguistik dari proses penamaan, di mana bahasa digunakan secara kreatif untuk menciptakan makna baru.

Selain Wordplay dan Linguistic Play, terdapat beberapa konsep lain yang terkait strategi penamaan merek, seperti Neologisme yang menciptakan kata baru dengan mengubah kata lama.

Contohnya, 'Google' yang merupakan neologisme dari kata 'googol' yang artinya angka 1 yang diikuti 100 karakter angka 0.

Ada juga konsep 'backronym' akronim yang sengaja dibuat setelah frasa diciptakan sebelumnya.

Misalnya digunakan dalam penamaan NASA. "NASA" awalnya adalah singkatan dari "National Advisory Committee for Aeronautics", tetapi kemudian diubah menjadi "National Aeronautics and Space Administration".

Peran Penting Akrobat Kata dalam Penamaan Merek

Untuk membangun sebuah entitas bisnis, salah satu hal paling penting adalah masalah penamaan merek, dan disini bahasa mengambil peranan yang sangat penting terutama jika dikaitkan dengan citra perusahaan yang dielaborasi lewat merek atau advertising.

Nama entitas dan slogan menjadi salah satu penentu kesuksesan dan kehancuran sebuah perusahaan.

Mengapa itu menjadi penting, karena nama merek yang unik dan menarik lebih mudah diingat sehingga dapat membantu membangun merek yang kuat dan berbeda dengan kompetitor.

Dengan merek yang merupakan hasil dari permainan kata-kata dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan mendorong konsumen untuk mencari tahu lebih banyak tentang merek tersebut.

Apalagi di era digital termasuk media sosial di dalamnya, penggunaan bahasa-bahasa yang kreatif dalam membangun citra menjadi luar biasa penting.

Ujungnya membuat merek tersebut dikenal luas, dan publik berkeinginan membeli atau menggunakannya yang pada akhirnya menciptakan keuntungan finansial untuk mengembangkan perusahaan.

Penutup

Nama-nama aplikasi mobile banking seperti Livin, Byond, TMRW, Wondr, dan Blu tidak sekadar kata, melainkan cerminan dari upaya entitas perbankan untuk menciptakan koneksi emosional dengan nasabah dan masyarakat secara keseluruhan

Penggunaan konsep wordplay atau linguistic play dan pemilihan kata yang cermat bertujuan untuk membangkitkan imajinasi dan aspirasi konsumen. 

Dengan demikian, nama-nama ini tidak hanya berfungsi sebagai identitas merek, tetapi juga sebagai alat pemasaran yang efektif untuk menarik minat generasi muda yang semakin melek teknologi dan menghargai pengalaman pengguna yang unik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun