Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Nilai Pemesanan ST013 Tembus Rp12,72 Triliun, Pilihan Aman di Tengah Isu Kenaikan PPN

27 November 2024   12:13 Diperbarui: 28 November 2024   17:04 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga 7 hari menjelang penutupan masa penawaran Surat Berharga Negara (SBN) ritel, Sukuk Tabungan seri ST013, pada 4 Desember 2024, animo masyarakat untuk berinvestasi di instrumen keuangan syariah ini sangat tinggi.

Terbukti, berdasarkan data salah satu mitra distribusi yang telah bekerjasama dengan Pemerintah, Bibit.id, nilai pemesanan dua sub seri ST013 sejak dibuka pada 9 November 2024 hingga 27 November 2024 pukul 08.30 telah mencapai Rp12,72 triliun.

Rinciannya, sub seri ST013T2 bertenor 2 tahun dengan imbal hasil 6,40% per tahun telah dipesan sebesar 88,2% atau Rp8,69 triliun dari kuota nasional Rp10 triliun. 

Sementara, sub seri ST013T4 berimbal hasil 6,50% per tahun dengan tenor 4 tahun, diserap masyarakat sebesar Rp4,02 triliun atau sekitar 24,3% dari kuota nasional Rp5 triliun.

Secara keseluruhan, kuota awal nasional yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) sebesar Rp15 triliun hingga saat ini belum ada informasi penambahan. Melihat antusiasme masyarakat yang tinggi, bisa jadi masa penawaran akan ditutup lebih awal, andai dalam beberapa hari ke depan kuota pemesanannya tak ditambah.

Oleh sebab itu, bagi investor dan calon investor yang belum menuntaskan hajatnya untuk menanamkan dananya di ST013, segerakan saja, dari pada kehilangan kesempatan berinvestasi di instrumen investasi yang relatif "tahan goncangan" bahkan dari dampak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang rencananya akan mulai diterapkan pada 1 Januari 2025 mendatang.

ST013 dan Dampak Kenaikan PPN

Seperti halnya seri SBN ritel lainnya, ST013 relatif tak akan terpengaruh oleh dampak kenaikan PPN baik dari sisi keamanannya maupun risiko pasar, lantaran pembayaran pokok dan imbal hasilnya dijamin negara melalui dua undang-undang sekaligus.

Secara umum, risiko pasarnya dianggap lebih aman dibandingkan investasi di pasar saham maupun instrumen keuangan lainnya yang lebih fluktuatif.

Dampak utama kenaikan PPN adalah potensi kenaikan inflasi, ketika inflasi naik kebijakan moneter yang biasanya dilakukan Bank Indonesia adalah menaikan suku bunga acuannya.

Jika itu yang terjadi, mengingat imbal hasil ST013 bersifat mengambang dengan batas bawah atau floating with the floor, maka nilai imbal hasilnya akan terkerek naik sebesar kenaikan suku bunga acuan BI tersebut.

Jadi nilai imbal hasil riil dari ST013 cenderung lebih aman dari gerusan inflasi. Apalagi pajak atas imbal hasilnya pun cukup rendah hanya 10 persen.

Hanya dengan minimal investasi sebesar Rp1 juta, siapapun, sepanjang dirinya warga negara Indonesia dapat berinvestasi di ST013.

Karakteristik ST013

Sebagai informasi tambahan, ST013 memiliki karakteristik tak dapat diperdagangkan kembali di pasar sekunder (non-tradeable) atau dialihkan kepemilikannya dan dicairkan kecuali sudah memasuki periode early redemption atau pencairan lebih awal.

Menariknya, ST013 ini bisa menjadi semacam passive income karena pembayaran imbal hasilnya dilakukan secara reguler per bulan setiap tanggal 10.

Investor  ST013 akan mendapatkan imbal hasil pertamanya pada 10 Januari 2025, setelah melalui proses settlement yang akan selesai pada 11 Desember 2024.

Nah, untuk mendapatkannya,ada 29 mitra distribusi terpercaya dan telah ditunjuk Pemerintah untuk melayani pemesanan ST013, yang terdiri dari pelaku jasa keuangan sektor perbankan, Bank Mandiri, BRI,BNI, BTN, dan Bank Syariah Indonesia (BSI), BCA, Bank Panin, Permata Bank, Maybank, CIMB Niaga, Bank Muamalat, OCBC, DBS, Danamon, Bank Mega, Bank Victoria UOB, HSBC, dan Standart Chartered  Bank.

Perusahaan sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, Trimegah Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Philip Sekuritas Indonesia, Bina Artha Sekuritas dan Bahana Sekuritas.

Atau perusahaan keuangan berbasis teknologi, Bibit.id, Bareksa, Tanam Duit, dan FuNDtastic. Dan semua transaksinya bisa dilayani secara online maupun offline.

Di tengah ketidakpastian ekonomi akibat kenaikan PPN dan fluktuasi pasar keuangan, SBN Ritel berbasis syariah,seri ST013 hadir sebagai oase bagi para investor. Dengan karakteristiknya yang aman dan imbal hasil yang menarik, ST013 menjadi pilihan investasi yang bijak untuk melindungi aset dan meraih keuntungan jangka panjang.

https://www.djppr.kemenkeu.go.id/sbnritel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun